Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 26: Luka

25 November 2016   15:33 Diperbarui: 25 November 2016   17:10 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kurang tegas seperti apa, Har. Sekarang aku hanya memiliki Rocky, aku hanya tidak ingin pada akhirnya dia juga memilih meninggalkan kami seperti Chocky!" Danu menatap tajam Hardi, "aku kehilangan seorang putra, kamu..., juga pernah kehilangan orang yang kamu cintai Har. Seharusnya kamu juga mengerti itu!"

Hardi melotot. Mengurai kembali kenangan di masalalu. Luka, amarah dan ketidakberdayaan menggores pedih di sudut hatinya, "kasus kita berbeda Danu, berbeda. Kamu tahu itu, dan aku harap..., jika kamu masih menghargai hubungan kita, jangan pernah mempermasalahkan hal itu!" pintanya tegas dengan nada ancaman.

"Maafkan aku, Har. Hanya saja, kita sama-sama pernah kehilangan. Dan kita sama-sama tahu, kita takut hal itu terulang. Dan kamu benar, kasus kita berbeda. Tapi setidaknya Nancy bisa melakukan apapun yang dia inginkan, sementara Rocky hanya bisa melakukan apa yang kita inginkan. Itu bedanya, Har. Itu bedanya!" ia menekankan kalimat akhir itu dengan pedih.

* * *

Sonia menunggu Ryan dengan kesal, pemuda itu membawanya ke rumahnya. Mengenalkannya kepada Mamanya. Wanita 41 tahun itu menatapnya lembut dengan senyum manis. Mereka duduk berhadapan di sofa,

"Ternyata kamu memang seperti yang Ryan ceritakan ya!" katanya lembut. Sonia melotot. Sepertinya yang Ryan ceritakan? Memangnya apa saja yang Ryan ceritakan tentang dirinya kpada Mamanya? Dan kenapa Ryan harus menceritakan tentang dirinya?

Bukankah hubungan mereka hanya sebatas perjanjian? Itupun hanya untuk tiga hari. Setelah itu, semua selesai!

Soniapun mencoba memasang senyum, "Ryan-nya kok lama ya tante?" tanyanya basa-basi.

"Pasti sedang mandi, sebentar lagi pasti juga turun."  

Sonia benar-benar merasa risih, meski ia senang wanita itu bersikap sangat manis terhadap dirinya. Seandainya saja Mamanya Rocky yang semansi itu, pasti akan jauh lebih baik!

Soniapun segera menggeleng. Kenapa ia jadi mengharapkan Mamanya Rocky? Bertemu saja belum pernah. Ini sangat aneh, ia sendiri belum pernah pergi ke rumah Dimas ataupun Rocky. Tapi sekarang ia justru terjebak di rumah Ryan. Tapi ia bingung, Ryan yang di matanya sebagai bad boy memiliki Mama yang baik dan ramah. Ia pikir orangtua Ryan sama menyebalkannya dengan anaknya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun