Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Eksekutor

23 September 2015   13:03 Diperbarui: 23 September 2015   13:36 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dan dia tidak membunuhku!"

"Karena dia mencintaimu!"

"Tapi....!"

"Dia terpaksa membuatmu seolah mati, itu satu-satunya jalan untuk membuatmu tetap hidup dan aman, dia menelponku sebelum insiden itu terjadi!"

"Lalu bagaimana dia?"

"Mereka percaya dia sudah mati, tapi hanya Tuhan yang tahu. Nikita pribadi yang sangat sulit di tebak, terkadang dia seperti hantu!"


"Apa itu artinya, dia masih hidup?"

Pria tua itu tak menyahut, dia hanya tersenyum saja membuat Ethan...maksudnya Bobby jadi bingung. Tapi ia berharap Nikita masih hidup, dan mereka bisa bertemu lagi agar mereka bisa meluruskan masalah di antara keduanya yang belum selesai. Bagaimanapun ia membutuhkan penjelasan wanita itu, meski apa yang di lakukannya untuk membuatnya aman tapi setidaknya harusnya dia bertanya dulu apakah dirinya mau wajahnya di rubah seperti itu? Ada sedikit kekesalan di hati Bobby.

* * *

Kembali seorang pria terkapar di teras belakang rumahnya, ketika dirinya sedang jogging pagi. Pria itu adalah salah satu pimpinan organisasi rahasia tempat Nikita mengabdi dulu, dan dia bukanlah korban pertama, tapi dia orang ketiga yang terbunuh sejak kemarin siang. Beritanya sudah mulai gempar di media masa.

Seorang wanita bertengger di atas sebuah pohon rimbun yang tinggi, berjarak 800 meter dari rumah itu, ia kembali merapikan senjatanya lalu memasukannya ke dalam tas yang seperti tas biola, lalu menggendongnya di punggung. Iapun menuruni pohon itu dengan sangat cekatan lalu berjalan menjauh dengan senyum puas.

* * * * *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun