Mohon tunggu...
XZY
XZY Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hidup berkelana, penuh tanya, di bumi manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja di pinggir kota

3 Juni 2025   00:00 Diperbarui: 2 Juni 2025   22:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kujawab "Bukankah mereka terlalu lucu? Jika cinta memang semanis itu, aku juga mau" la memandang ku dengan heran "Kau akan mendapatkan cinta yang sama manisnya grat, tunggu saja".

Kupandangi langit jingga yang masih setia bertengger di depan mata. Begitu aku mengatakan nya, temanku

"Aku kasihan padanya"

memandangku penuh tanya "Kepada siapa?"

tanya dirinya padaku,

"Kepada gadis kecil di dalam ku, dia terlalu sering menelan pahit dari harapan yang hanya sebatas angan. Terlalu banyak hal yang telah ditangisi oleh nya, Cinta yang ditemui oleh nya hanya sebatas fatamorgana, dia sudah terlalu lelah untuk kembali mengharap apa yang tadi kau ucap".

Hening terasa begitu lama di antara kami, "Maaf" hanya itu yang mampu terucap dari nya "Tak apa, aku sudah biasa. Ayo kita pulang, aku sudah terlalu lama meninggalkan rumah".

Sekali lagi ku lemparkan pandang kepada pemuda itu, seraya merapal doa semoga harapan nya dan kekasihnya mendapat lya dari sang pencipta.

Jika cinta memang semanis itu, aku juga mau.

26 Januari

- Pluto, 22/01/24; 19.22 (Senja di pinggir kota Palangka Raya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun