Mohon tunggu...
XZY
XZY Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hidup berkelana, penuh tanya, di bumi manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja di pinggir kota

3 Juni 2025   00:00 Diperbarui: 2 Juni 2025   22:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pemuda Senja Di Pinggir Kota

Cahaya senja seolah enggan untuk benar-benar menghilang. Entah apa yang membuat hari ini istimewa, sehingga aku berani untuk sejenak meninggalkan rumah. Lama sudah aku tidak bernafas sebegitu lega.

Ku pandangi dia, pemuda yang tak sengaja kulihat di pinggir kota.

Dia tersenyum ceria dan sesekali terdengar tawa menggema, lalu dia berkata "Kalau kita menua bersama, betapa lucunya anak kita nantinya".

Aku tersenyum mendengarnya,

Kudengar juga gadis yang duduk disebelahnya tertawa sebelum menjawabnya

"Memangnya kamu mau menua bersama ku?" Pemuda itu memandang lamat gadis cantik di hadapannya seraya berkata

"Aku mencintaimu, bukankah itu hal yang sudah jelas kamu tau?"

Gadis berpita marun itu lekas berkata "Iya, aku mau, asal bersama mu".

Bukankah kedua insan itu terlalu lucu, Tak sedetikpun aku tak turut tersipu malu. Mendengarkan percakapan dua insan yang sedang bermadu, penuh harap tak peduli dengan masa lalu.

"Apa yang kau pikirkan grat?" tanya teman yang duduk di sebelahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun