Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [21]

13 Februari 2021   21:35 Diperbarui: 13 Februari 2021   22:02 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

  • VERIVERY -- My Beauty
  • Jeong Sewoon -- Oh My Angel
  • Yoo Seonho -- One Blue Star
  • Junggigo -- Only U
  • Seulgi & Wendy -- Only You
  • PRODUCE X 101 CRAYON -- Pretty Girl
  • Elaine -- Rain or Shine
  • SEVENTEEN -- Say Yes
  • RED VELVET -- See The Stars
  • ASTRO -- Should've Held On

HEO CHUNGDAE'S POV

"YES!"

"Wow Chungdae hyong, gol itu bagus sekali!"

"Aku tau golku indah, tapi dipuji olehmu membuatnya terasa dua kali lebih indah."

Donghyun tertawa sambil menepuk punggungku lalu kami duduk bergabung dengan Dongsun di pinggir lapangan. Sudah lima puluh menit aku latihan dan aku butuh bernafas sejenak. Dongsun memberiku minuman dingin.

"Kurasa pertandingan bulan depan akan sangat seru. Aku tidak sabar melawan kalian," ujar Dongsun.

"Wah tak terasa ya bulan depan event itu sudah akan berlangsung," celetukku sambil memandangi tanganku, "dibanding pertandingan dengan kalian, aku lebih khawatir dengan telapak tanganku yang rasanya semakin kasar karena aku latihan drum terus."

"Oh ya, fakultas hyong mengadakan lomba band itu kan," ujar Donghyun yang duduk di sebelah sisiku yang kosong.

"Aku lupa tanya kalian. Masa kalian tidak ada yang ikut lomba band sih?"

"Aku tidak. Dongsun hyong ikut kok. Dia main gitar. Aku kemarin diajak juga, tapi aku malas."

"Ya, Chungdae, kita akan bersaing nanti. Joonki dan Chinye juga ikut kok mewakili fakultas mereka."

"Oh iya. Joonki hyong main drum juga, Chinye akan main piano. Ngomong-ngomong dari fakultas kami... cewek itu akan jadi vokalis."

"Cewek itu? Siapa yang... tunggu. Maksudmu, Hyunah?"

"Ya. Dia setengah memaksaku untuk ikut audisi band itu, tapi dengan seribu alasan, aku berhasil menghindar."

"Hebat juga kau bisa melarikan diri darinya kali ini," pujiku.

Aku tau si cewek arogan Hyunah itu terus menempel pada Donghyun sebisa mungkin, kurasa dia suka pada Donghyun. Di satu sisi, harusnya aku senang karena itu berarti Donghyun bisa mengalihkan perhatiannya dari Choeun noona, tapi di sisi lain, aku ingin Donghyun memilih orang yang lain saja kalau dia ingin punya pacar nanti. Rasanya aku tidak bisa membayangkan cewek itu berbaur dengan kami suatu hari nanti.

"Drummer kami nanti Bojin hyong loh, kau juga baru tau, Chungdae?" tanya Dongsun heran.

"Sepertinya aku memang jadi jarang bergaul dengan kalian akhir-akhir ini."

"Ya, aku tau kau sibuk karena kau sibuk berfoto untuk iklan laptop itu kan."

Hyeil hyong bergabung dengan kami dan dia duduk di sebelah Dongsun. Aku tertawa canggung. Dia benar, aku baru saja mendapatkan tawaran iklan pertamaku dan itu adalah iklan laptop yang sangat canggih. Selama seminggu ini aku sibuk dengan pembuatan iklannya.

"Kau bisa dapat diskon tidak kalau beli laptop itu? Aku kepingin punya laptop itu soalnya."

"Oh, aku bisa tanya pada mereka besok, hyong."

"Ngomong-ngomong bagaimana tim basket atau sepakbola fakultas kalian? Aku tak yakin dengan timku, jujur saja. Mungkin kami akan langsung kalah di pertandingan pertama," keluh Donghyun.

"Eiy jangan begitu, kan kau bisa jadi solo player?"

"Dan mengalahkan kalian? Yang benar saja."

"Tim basket fakultasku cukup bagus. Lagipula ada Bojin hyong juga. Kurasa kalau kami sering latihan, akan ada harapan ke final," prediksi Dongsun.

"Nah kalau fakultasku sebaliknya. Kami lebih bagus di sepakbola. Tapi aku tetap khawatir sih kalau melawan kalian yang benar-benar fakultas olahraga," keluh Hyeil hyong.

"Eh belum tentu, siapa tau tim-tim kalian memberi kejutan. Timku sih sepertinya baik-baik saja. Tapi kudengar dari Joonki, tim dari fakultas bisnisnya tidak meyakinkan juga."

"Rasanya aku tak sabar bulan depan tiba. Fakultas kami mengadakan lomba masak," celetuk Dongsun.

Kami semua tertawa mendengar betapa "tidak ada sangkut pautnya" fakultas insinyur dengan sesuatu yang berhubungan dengan memasak. Tapi fakultas olahraga mengadakan lomba band sih cukup aneh juga.

"Tentang itu! Kudengar Yeowoo bilang dia akan ikut lomba masak."

"Kau serius dia bisa masak?" tanya Hyeil hyong dengan ekspresi ketakutan.

"Entahlah. Kuharap dia bisa."

"Nanti kalian jangan lupa mampir ke Haunted Maze fakultas kami ya," pesan Donghyun.

"Oh! Kudengar itu seru sekali!" puji Dongsun, "kalian sampai memakai area parkir D kan?"

"Pantas aku tidak boleh berkeliaran di daerah sana dan pasti akan diusir-usir tiap mendekat. Rupanya kalian yang booking area itu."

"Ya, sebenarnya voting cukup kuat untuk permainan maze dan ghost house, jadi kami gabungkan saja permainannya."

"Tapi Donghyun, kau kan takut..."

"Min Dongsun-ssi?"

Pembicaraan kami terputus, bahkan Joonki yang baru bergabung dengan kami di pinggir lapangan membeku ketika akan mengambil handuk. Ada seorang gadis yang menghampiri kami, dan kami tidak pernah melihatnya sebelumnya. Dia gadis yang cukup manis: rambut panjangnya dibiarkan tergerai, wajahnya tampak imut, tubuhnyapun imut. Ada hubungan apa antara gadis ini dengan Dongsun?

"Ya, itu aku. Ada apa ya?" tanya Dongsun berusaha tetap ramah walaupun bingung.

"Perkenalkan, aku Kang Haneul dari jurusan fashion design semester kedua," ucap si gadis sambil menjulurkan tangannya untuk disambut Dongsun.

"Dan aku Min Dongsun. Oh kamu tadi menyebut namaku. Aku dari jurusan arsitektur dan aku juga di semester kedua."

"Sebenarnya aku ingin minta bantuanmu."

"Apa yang bisa kubantu?"

"Mungkin kamu sudah mendengar kalau fakultas kami mengadakan lomba fashion show. Tapi tidak akan ada kegiatan seperti berjalan di atas catwalk, hanya ada sesi foto dan model kami harus memakai kostum itu selama tiga hari event, itupun kalau kostum kami masuk ke babak final."

"Ya, aku mendengar tentang itu. Lalu?"

"Maukah kamu menjadi modelku?"

Joonki menjatuhkan handuknya. Memang sih Dongsun tidak jelek, dia malah tampan. Tapi ada apa ini tiba-tiba, mengapa dia mendapat tawaran dari gadis designer yang tidak dikenalnya ini?

"Oh, tapi aku... aku sebenarnya kurang percaya diri," tolak Dongsun halus, "bagaimana menurutmu teman-temanku ini? Heo Chungdae misalnya."

"Tidak Dongsun, aku tidak minat menjadi model juga di kampus."

"Hmm sebenarnya aku benar-benar ingin kamu yang menjadi modelku. Aku memang belum tau ukuran tubuhmu tapi aku membuat perkiraan."

Gadis itu meletakkan buku yang dipeluknya, tas selempangnya dan shopping bag yang dipegangnya ke tempat kosong di samping Joonki. Lalu dari shopping bag itu dikeluarkannya kemeja lengan panjang berwarna coklat dengan motif kain bergaris vertical.

"Bagaimana kalau kita bertaruh, kalau kamu cocok memakai ini, kamu harus menjadi modelku?"

Dongsun tampak berpikir keras. Kurasa akan sulit bertaruh melawan gadis ini, bagaimanapun dia designer, bisa jadi dia memang tau ukuran tubuh orang hanya dari matanya. Tapi dia kan baru di semester dua, apa memang dia sudah sehebat itu?

"Tapi aku punya satu syarat sebelum bertaruh denganmu."

"Apa itu?"

"Biarkan teman-temanku mencoba kemejanya sebelum aku mencobanya," tawar Dongsun.

"Baik, aku terima."

"Tapi kurasa kami perlu mandi dulu, kami tak ingin membuat kemejamu bau."

Akhirnya kami berakhir di ruang ganti, hanya Donghyun dan Hyeil hyong yang masih mandi, Joonki baru saja keluar dari kamar mandi, tapi Bojin hyong sudah memakai baju ganti.

"Tolong aku ya, kalian coba kemeja itu untuk aku."

"Aku langsung mundur saja," tolak Hyeil hyong, suaranya terdengar dari kamar mandi, "maaf bukan aku tak mau membantumu, Dongsun. Kau tau sendiri aku malu sekali untuk urusan seperti ini."

"Dan aku yakin kemeja itu akan kebesaran untukku, jadi aku tak akan bergabung juga," tolak Bojin hyong.

"Tapi kenapa aku harus tiba-tiba terpilih?"

"Tanya saja padanya nanti," usulku.

Donghyun baru saja bergabung dengan kami, dia melilitkan handuknya di sekeliling pinggangnya.

"Donghyun, kau coba ya kemejanya."

"Tidak mau."

"Aku akan traktir."

"Hanya perlu mencoba kan? Baiklah," setuju Donghyun tanpa berpikir panjang.

Kurasa kata "traktir" cukup untuk membeli hatinya. Akhirnya kami beramai-ramai keluar dan menemui Haneul-ssi yang duduk di kursi taman tak jauh dari ruang ganti kami.

"Haneul-ssi, aku akan biarkan Donghyun dan Joonki mencoba kemejamu dulu."

Boleh dibilang ukuran tubuh Donghyun tak berbeda jauh dari Dongsun, tapi dia agak lebih berisi. Donghyun menerima kemejanya dari Haneul-ssi, lalu berlarian menuju kamar ganti untuk mencobanya. Tak lama kemudian, dia kembali dengan memakai kemeja itu. Tapi ada yang lucu: kemeja itu tampak agak sempit di bagian perut. Sudah kuduga... akan seperti itu, sebenarnya.

"Kemeja ini membuatku terlihat sangat gendut," keluh Donghyun.

"Jangan salahkan kemejanya, tapi mungkin berat badanmu bertambah," wanti Dongsun.

"Oke, aku yang akan coba sekarang," putus Joonki.

Donghyun dan Joonki sama-sama menghilang ke kamar ganti, dan berikutnya Joonki-lah yang memakai kemejanya. Joonki sengaja berjalan seolah berada di catwalk sambil mendekati kami. Tapi sayangnya, kemeja itu terlihat lebih sempit lagi ketika dipakainya.

"Sayang, padahal aku suka kemejanya," keluh Joonki, "apakah aku perlu diet?"

"Do Saem kan memang ingin kau diet, Joonki," ujar Dongsun mengingatkan.

"Berarti sekarang Dongsun-ssi harus mencobanya," ucap Haneul-ssi, nada bicaranya penuh keyakinan.

Meski ragu, Dongsun akhirnya pergi ke kamar ganti bersama Joonki. Tak butuh waktu lama baginya untuk menemui kami lagi, dan aku tau Dongsun kalah bertaruh. Memang saat itu Dongsun hanya memakai celana pendek berbahan jeans yang ketat, tapi entah mengapa, bagaimanapun itu terlihat serasi dengan kemeja buatan Haneul-ssi yang dipakainya. Tidak ada bagian apapun yang terlihat sempit ataupun terlalu besar untuknya: lengan, dada, perut, semua tampak baik-baik saja.

Can't you be my lady

Can't you be my lady, don't think about anything else
Baby

Baby, hold my hand tight, it's only you

I don't care if I have to wait for you all day
Crazy

Crazy, this burning heart
Girl, I need your love

! You are my angel

Oh my angel! You are my angel

From your head to your toes, I can only see you sparkling
You ooh ooh ooh ooh my angel

Don't go anywhere, stay by my side

(Jeong Sewoon -- Oh My Angel)

"Apakah... ini... cocok?" tanya Dongsun dengan nada khawatir.

"Wah, ini gila, Dongsun," jawabku sambil berdiri dan bertepuk tangan, "kau mau gabung dengan agensiku dan Youngkyong?"

Dongsun hanya tertawa kecil menanggapi usulanku, tapi aku serius akan membawanya ke agensi kami nantinya. Dia terlihat seperti model, bahkan tanpa dia berusaha keras untuk menjadi model. Donghyun dan Bojin hyong sibuk mengagumi karya Haneul-ssi juga. Wah, gadis ini, sepertinya bukan designer amatir.

"Haneul-ssi, katamu tadi kau butuh seseorang yang bisa mengambil foto dengan baik? Aku bisa. Biarkan aku yang melakukannya nanti," tawarku, "dan kalau nanti aku sibuk, Joonki bisa membantumu."

"Wah, terima kasih atas bantuan kalian," ujar Haneul-ssi sambil tersenyum dan membungkukkan badannya pada kami semua.

"Sekarang... apa yang harus kulakukan?" tanya Dongsun, tampak bingung.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun