Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [19]

31 Januari 2021   20:51 Diperbarui: 31 Januari 2021   21:05 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

  • Mc Kay -- Month of June
  • VERIVERY -- My Beauty
  • Jeong Sewoon -- Oh My Angel
  • Yoo Seonho -- One Blue Star
  • Junggigo -- Only U
  • UP10TION -- Still with You
  • Ha Sungwoon -- Think of You
  • Bolbbalgan4 -- To My Youth
  • EXO - Wait
  • ASTRO -- We Still

HEO CHUNGDAE'S POV

Aku menghela nafas panjang. Hariku yang panjang baru saja berakhir. Tadi ada audisi untuk masuk ke klub sepakbola kampus dan aku punya perasaan kalau aku, Dongsun dan Donghyun akan bergabung lagi dengan Joonki, Hyeil hyong dan Bojin... hyong, di klub itu, meski aku tak tau apakah kami akan masuk starting eleven. Well, aku bermain cukup bagus sih, tapi Donghyun akhir-akhir ini memang berolahraga dengan baik sekali. Aku malah curiga harusnya dia saja yang masuk ke jurusan olahraga, daripada dia berusaha menjadi dokter. Aku heran juga kenapa dia malah masuk ke jurusan yang melibatkan banyak berpikirnya begitu, dulu kan dia tidak suka belajar.

Tapi ngomong-ngomong daripada memikirkan tentang Donghyun, aku sendiri punya masalah yang harus kupikirkan. Aku duduk di bangku yang panjang dan menikmati angin sepoi-sepoi sambil menenggak minuman dingin yang baru saja kubeli dari mini market di dekatku ini. Aku sangat tergoda makan ramyeon setelah hari yang panjang ini, jadi disinilah aku bersantai ditemani angin musim panas sambil menikmati ramyeon panas dan minuman dingin. Mendadak pikiranku melayang ke kejadian kemarin.

Ternyata jadwal kuliahku dibatalkan hari ini. Aku Cuma punya satu jadwal kuliah di hari Selasa dan satu jam sebelum jadwal itu, aku menerima pesan bahwa kelasnya dibatalkan. Aku sih seharusnya tidak boleh segembira ini karena dosenku sakit, tapi yah... aku senang aku punya waktu luang hari ini. Memang benar aku juga masih belum bangun sepenuhnya dari liburan selama dua minggu, jadi aku senang hari ini aku bisa bersantai. Mungkin aku akan mampir ke Million Stars saja.

"Eh, yang itu kan, tunangannya?"

"Yang berambut hitam itu? Oh ya iya, aku pernah melihatnya datang beberapa kali."

"Ah benar, dia muda sekali. Berapa sih umurnya? Kudengar dia malah mantan muridnya?"

"Katanya dia baru 20 tahun atau sekitar itulah."

"Mantan murid? Yang benar saja! Bagaimana mereka bisa menjalin hubungan seperti itu?"

"Pasti ada yang tidak beres, mungkin mereka saling memanfaatkan?"

"Yang pria mau memanfaatkan kekayaan yang wanita dan yang wanita ingin pria muda? Kau taulah, pria muda kan staminanya luar biasa."

Dengan cepat aku menolehkan kepalaku ke segerombolan wanita paruh baya yang berdiri di seberang jalan. Mereka jelas-jelas menunjuk Million Stars dan aku. Kalau saja jalanan tidak ramai waktu itu dan mereka tidak segera bubar, aku bisa saja menghampiri mereka. Aku ingin mengabaikan kata-kata mereka, tapi kejadian itu merusak mood-ku dan akhirnya aku pulang tanpa menemui Choeun noona.

Aku menyeruput ramyeon dengan perasaan geram. Apa ibu-ibu itu kurang kerjaan, jadi mencampuri urusan kami? Apa maksud mereka aku mau memanfaatkan uang Choeun noona? Aku tidak berkekurangan kok. Dan Choeun noona menyukai apa? Stamina pria muda? Mereka pikir seperti apa Choeun noona? Aku sungguh tidak senang mereka memikirkan hal begitu buruk tentang Choeun noona. 

Tapi... Aku menenggak separuh isi dari minuman dinginku. Ada juga bagian benarnya dari kata-kata mereka, yaitu tentang aku. Aku yang tidak mempunyai penghasilan, meskipun aku berkecukupan. Yah, aku akui semua uangku masih dari orangtuaku. Tapi apa boleh buat? Memangnya mudah untuk cari uang di zaman sekarang? Lagipula aku kan masih sibuk kuliah. Kalau memang aku tau caranya untuk mendapatkan uang, aku pasti akan melakukannya. Enak saja kalau kelak menikah aku akan membiarkan tanggungjawab mencari uang kuberikan pada Choeun noona dan Million Stars.

At some point, I used to wish I would disappear from the world

The whole world seemed so dark and I cried every night

Will I feel better if I just disappeared?

I was so afraid of everyone's eyes on me

During those beautifully beautiful days, I was in pain

I hatred myself for not being able to receive love

My mom and my dad, they're only looking at me

It's not how I really feel but I keep getting harder away

What do I do, what do I do, what do I do, what do I do

(Bolbbalgan4 -- To My Youth)

"Chungdae oppa?"

Kesendirianku terusik dengan sosok gadis yang akan memasuki mini market: Suk Youngkyong. Dia tersenyum lebar dan alih-alih masuk ke dalam, dia bergabung denganku dengan duduk di seberangku.

"Youngkyong? Kau sedang santai?"

"Tidak juga sih, aku ada waktu istirahat sekitar satu jam."

"Lalu kenapa kau berkeliaran disini sendirian? Ingat, kau itu sejenis artis sekarang, bahaya," aku memutar bola mataku, heran dengan kelakuannya.

Youngkyong masih juga tidak menjaga dirinya dengan baik, bahkan sejak kejadian dia dikira akan diculik waktu itu. Tidak bisakah dia berjalan-jalan santai ke mini market ditemani siapalah, begitu?

"Aku Cuma mau beli jus, lalu kembali lagi. Hari ini pemotretannya di studio agensi."

Dia menunjuk ke seberang jalan dan aku baru sadar ternyata aku berjalan cukup jauh dari kampus sampai kesini. Youngkyong memandangi ramyeon-ku.

"Kau mau? Duduk saja disini, aku buatkan."

Youngkyong menganggukkan kepalanya bersemangat. Lima menit kemudian, Youngkyong sudah makan ramyeon dengan lahap seolah dia tidak makan seharian.

"Kau belum makan seharian?"

"Aku makan tiga jam yang lalu, tapi aku lapar lagi," jawab Youngkyong dengan mulut penuh ramyeon.

"Mungkin kesibukan membuatmu lapar lagi ya," ujarku sambil tertawa.

"Ngomong-ngomong, apa yang oppa lakukan disini sendirian? Sepertinya kau agak murung tadi?"

"Oh ya, sebenarnya aku sedang memikirkan sesuatu."

"Apa itu? Coba ceritakan padaku, siapa tau aku bisa bantu berpikir."

Aku ragu bercerita padamu, Youngkyong, kau kan tak pernah memikirkan sesuatu dengan sangat serius. Aku hanya tersenyum mendengar tawarannya.

"Oh tunggu sebentar," Youngkyong mengambil ponsel dari saku celana jeans pendeknya, "ya, eonni. Apa? Kenapa bisa begitu? Diganti? Kita harus cari pengganti? Tapi bagaimana mungkin, kan kita Cuma punya waktu dua puluh..."

Mendadak Youngkyong memandang lurus ke wajahku dan matanya berbinar.

"Tunggu eonni, tidak perlu susah payah. Kurasa aku bisa mendapatkan penggantinya. Kubawa dia sekarang ya."

Setelah menutup ponselnya, Youngkyong menelan sup ramyeon dengan sangat bersemangat, aku takut tenggorokannya akan terluka oleh sup yang panas itu.

"Ada apa? Kenapa kau jadi buru-buru?"

Mendadak dia berdiri dan menggandeng tanganku.

"Ayo oppa."

"Hah? Ayo? Kenapa? Kemana?" tanyaku bingung.

"Pokoknya ikut saja."

Apa yang terjadi dalam satu jam terakhir sangat membingungkanku. Youngkyong membawaku ke agensinya dan mendadak aku disuruh menjadi pengganti model pria yang seharusnya menemaninya melakukan pemotretan. Aku bingung, kenapa harus aku dan apa yang harus kulakukan? Pertama-tama aku disuruh mandi di kamar mandi agensi yang sangat luas dan super bersih. Ya, aku perlu mandi karena aku sangat berkeringat. Lalu aku disuruh memakai kemeja berwarna kuning cerah dan duduk di depan meja rias dan membiarkan orang-orang "menggerayangi" tubuhku dari ujung kepala sampai ujung kaki. 

Seseorang datang kepadaku dan memberiku briefing bahwa aku akan memerankan sejenis "pasangan" Youngkyong di pemotretan untuk isi majalah ini, tapi wajahku tidak akan terekspos seluruhnya, meski akan ada sekitar tiga pose yang memperlihatkan side profile dari wajahku sebanyak 30% saja. Aku tak yakin aku bisa berpose dengan baik untuk hal yang tampak professional begini, dan lagipula malah aku yang biasanya jadi fotografer, bukan modelnya. Tapi rupanya aku hanya mengkhawatirkan hal yang tidak perlu. Pemotretan selesai hanya dalam 40 menit, dan aku menunggui Youngkyong selesai ganti baju di depan ruangan pemotretan. Hyera-ssi yang disebut Youngkyong sebagai "eonni yang mengurusi proyek antara agensi dan majalah" menghampiriku.

"Chungdae-ssi?"

Aku menundukkan kepalaku sedikit dan menegakkan posisiku dari bersandar di tembok.

"Aku benar-benar berterimakasih atas kesediaanmu membantu kami. Model kami mendadak kecelakaan, dia terjatuh di toilet di rumahnya dan tidak bisa kesini. Kami tidak tau apa yang bisa kami lakukan kalau tidak ada kamu disini."

"Ah tidak apa-apa, Hyera-ssi. Aku juga hanya kebetulan sedang bersama dengan Youngkyong."

"Jadi apakah kamu tidak pernah melakukan ini sebelumnya?" tanya Hyera-ssi dengan ekspresi heran.

"Tidak, aku malah biasanya menjadi fotografer. Aku tidak terlalu biasa difoto."

"Tapi Chaemun-ssi memujimu. Menurutnya, ekspresi dan gerak tubuhmu sangat natural saat berfoto. Bagaimana kamu bisa melakukannya?"

"Aku... entahlah. Aku hanya tidak terlalu memikirkan apa-apa saat melakukannya."

"Dan kalau aku boleh tambahkan pujian, sebenarnya posturmu cukup baik untuk menjadi model," jelas Hyera-ssi panjang, "kukira tinggi badanmu sekitar 182 cm dan berat badanmu, maaf, 65 kg?"

"Wow bagaimana Hyera-ssi tau?"

"Pengalaman selama beberapa tahun," jawabnya sambil tersenyum, lalu dia menyodorkan kartu namanya padaku, "kalau kamu punya waktu luang, datang kesini dan temui aku ya. Kurasa bakatmu perlu digali lebih dalam."

Aku menerima kartu namanya dan mendadak pikiranku terang benderang.

"Apakah aku bisa mencoba seperti apa yang dilakukan Youngkyong? Menjadi model?"

"Tentu, apapun bakatmu itu, kita bisa gali."

"Hai, apa yang kalian obrolkan?"

Youngkyong sudah muncul dengan memakai kaos, tapi rambutnya tidak disisir dengan rapi. Hyera-ssi dengan sabar memperbaiki rambut Youngkyong. Youngkyong hanya memamerkan gigi-giginya yang putih saat dia tersenyum lebar.

"Aku menawari Chungdae-ssi untuk bekerja di agensi kita. Bagaimana menurutmu? Dia bisa menjadi model?"

"Oh wow, eonni. Kurasa bisa lebih dari itu. Chungdae oppa juga pintar berakting."

"Tolong jangan ceritakan tentang drama yang kuperankan ketika aku kelas 3 SMP di panggung sekolah," hardikku sambil tertawa.

Can't you hear my heart?

Do you know but you act like you don't?

In this dizzy world

In my pounding heart
Baby

Baby, be my light

Dazzling

You're so beautiful I want to place you in my eyes

I wonder if you know my heart

Your smile captivates me

You make me smile everyday
Cuz you're my beauty

Don't walk away
You're everything to me
Now you're my beauty
Don't walk away
You're everything to me
Yeah you're my beauty

(VERIVERY -- My Beauty)

"Tidak, oppa. Semuanya tergila-gila padamu setelah itu. Ya, eonni, kurasa dia bisa jadi artis serba bisa. Dan sekarang Chungdae oppa berkuliah di jurusan olahraga. Dia bisa segala jenis olahraga."

"Youngkyong, jangan terlalu banyak memujiku."

"Nah, Youngkyong, bawa dia kesini ketika dia bersantai. Seret dia, kalau perlu," pinta Hyera-ssi sambil tertawa, "ngomong-ngomong aku membutuhkan nomor rekeningmu. Bisa kau catatkan di ponselku?"

"Nomor rekeningku? Untuk apa?"

"Kamu pikir kami akan membiarkanmu pulang dengan tangan kosong setelah mengambil satu jam waktumu yang berharga? Kamu akan mendapatkan bayaran, tentu saja."

Ah ya benar, uang. Aku mengetikkan nomor rekeningku di ponsel Hyera-ssi. Sekarang aku bisa menghasilkan uang juga. Sambil menunggu apakah mungkin aku berkarir di klub basket atau sepakbola amatir manapun, kurasa setidaknya aku bisa bekerja menjadi model dulu. Dan ketika aku sampai ke rumah jam delapan malam waktu itu, aku menerima pesan bahwa ada sejumlah uang masuk ke saldo tabunganku. Angka-angkanya membuatku berpikir bahwa menjadi model tidaklah buruk, karena aku menghasilkan uang yang cukup banyak untuk peran "figuran"ku di pemotretan tadi. Aku akan mengubah image-ku dan aku akan membuat Choeun noona bangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun