"Aku... merindukanmu."
Jawaban itu di luar prediksiku jadi aku tak tau bagaimana sebaiknya aku bereaksi. Eunyul noona mengulurkan tangannya dan memasang ekspresi cemberut. Rasanya setidaknya aku tau apa yang dia inginkan sekarang. Aku tersenyum dan mengangkatnya untuk duduk di pangkuanku. Dia sedikit berat, tapi aku jauh lebih kuat meskipun tubuhku terlihat kurang berotot seperti tubuh Chungdae. Eunyul noona memeluk leherku erat dan meletakkan dagunya di bahuku.
"Kenapa kau meninggalkan ponselmu? Kau membuatku khawatir. Aku kan sudah pernah bilang, jangan lakukan itu lagi."
"Maaf, noona... aku... boleh aku bertanya sesuatu?"
Eunyul noona menarik wajahnya dan memandang lurus ke mataku.
"Tentu. Tanya saja, apapun itu."
"Apa hubungan antara noona dan... Park Hyunbin baksanim?"
Nada suara Eunyul noona berubah lagi ketika dia menjawab pertanyaanku, "rasanya sudah pernah kujawab kan? Dia teman lamaku."
"Apakah hanya itu?"
"Haruskah ada yang lain?"
"Noona tidak menyembunyikan sesuatu dariku kan?"