Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [4]

8 November 2020   11:42 Diperbarui: 8 November 2020   11:55 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dan siap-siap diusir Chungdae. Ah kapan dia akan pulang?"

"Hari Rabu nanti. Keadaan akan ramai lagi ketika dia pulang nanti."

"Aku penasaran apakah dia dan Donghyun akan mulai saling menjahili lagi. Bagaimanapun mereka sudah dewasa sekarang."

"Chungdae masih tidak berubah, percayalah padaku. Sedangkan Donghyun... jangan tertipu dengan penampilannya yang sekarang. Dia masih kekanak-kanakan di rumah."

Kami tertawa bersama sesudahnya. Melihat interaksi Chungdae dan Donghyun ketika mereka di rumah rasanya sangat lucu, mereka sering terlibat 'cekcok' yang tidak perlu dan kadang Choeun dibuat pusing oleh mereka berdua. Melihat kenyataan bahwa dua pria itu adalah pria yang paling penting dalam hidup Choeun, kadang membuatku berpikir bagaimana Choeun akhirnya bisa memilih menjadi tunangan Chungdae. Meskipun itu tidak mudah untuknya, akupun tau itu. Aku bergidik sedikit.

"Ah apakah cuacanya dingin? Kurasa sebentar lagi akan turun salju. Tunggu sebentar noona, akan kututup jendelanya dan menyalakan penghangat."

Tapi aku menahan lengan Dongsun, menggelengkan kepalaku dan tersenyum padanya. Dia duduk kembali sambil membalas senyumku.

"Kalau dipeluk olehmu, pasti terasa hangat."

Dongsun memelukku lebih erat dan menatap mataku lekat-lekat. Taukah kau Dongsun, kalau kau melakukan ini padaku, jantungku berdebar sangat kencang? Aku bertanya-tanya apakah suatu hari aku akan mendapat serangan jantung kalau ini terus terjadi. 

Tapi aku bahkan tidak mundur ataupun menolaknya ketika dia meletakkan jarinya di bawah daguku dan pikiranku menjadi kosong saat bibirnya menyentuh bibirku lembut.

Sekarang rasanya bukan lagi hangat, tapi tubuhku terasa sangat panas dan aku tidak bisa menggambarkan kebahagiaanku dengan kata-kata lagi. Ini adalah ciuman keduaku dengannya setelah dia melakukannya saat aku mabuk beberapa tahun yang lalu di apartemenku. Aku sangat menghargai setiap sentuhan bibirnya padaku... dan mungkin sebentar lagi otakku akan berhenti bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun