Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [intro]

11 Oktober 2020   17:27 Diperbarui: 11 Oktober 2020   17:31 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rsz-joonki-5f82dd72d541df4dac568a02.jpg
rsz-joonki-5f82dd72d541df4dac568a02.jpg
Joon Yeo Woo (20) mahasiswa semester 3 di Hyojae National University, Faculty of Business & Social Science, Majoring in International Relation

rsz-yeowoo-5f82dd8cd541df0b1e2a6753.jpg
rsz-yeowoo-5f82dd8cd541df0b1e2a6753.jpg
Won Chin Ye (19) mahasiswa semester 1 di Hyojae National University, Faculty of Language & Cultural, Majoring in English Literature

rsz-chinye-5f82dd908ede484bf1761322.jpg
rsz-chinye-5f82dd908ede484bf1761322.jpg
Park Hyun Bin (35) dosen tahun kedelapan di Hyojae National University, Faculty of Engineering

rsz-hyunbin-5f82dda88ede4850007c6963.jpg
rsz-hyunbin-5f82dda88ede4850007c6963.jpg
Song Hyun Ah (20) mahasiswa semester 3 di Hyojae National University, Faculty of Medicine & Healths, Majoring in Doctor

rsz-hyunah-5f82ddc28ede482010751172.jpg
rsz-hyunah-5f82ddc28ede482010751172.jpg
Kang Ha Neul (19) mahasiswa semester 1 di Hyojae National University, Faculty of Arts and Humanities, Majoring in Fashion Design

rsz-haneul-5f82ddedd541df1bb848fe62.jpg
rsz-haneul-5f82ddedd541df1bb848fe62.jpg
PROLOG

Ya, aku memang kejam. Tapi aku harus terus kejam. Aku harus teruskan ini supaya dia juga bisa membulatkan hatinya untuk melupakan aku. Aku melepaskan tanganku dari genggaman tangannya, yang rupanya sudah tak punya cukup kekuatan lagi. Kupandangi cincin yang melingkar di jari manisku. Cincin bermatakan permata kecil berbentuk hati di tengahnya. Aku melepasnya. Dengan cepat, aku juga meraih ujung pengait kalung yang kupakai. Kalung yang diberikannya pada hari Natal tahun kemarin. Kalung yang tidak pernah sekalipun kulepas... dan kulepas kalung itu hari ini. Kugenggam kedua benda itu sejenak, dan aku bisa mendengar suara... mungkin itu suara hatiku yang merintih... suara itu berteriak, tapi terdengar lebih seperti rintihan: jangan... jangan lakukan itu... Tapi aku melakukannya. Aku meletakkannya di telapak tangannya. Dia yang begitu kucintai, yang pernah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkanku, yang sekarang memohon untuk tetap bersamaku, dia, pria yang selama ini selalu bersemangat, kuat dan ceria... dia, pria yang mengetuk hatiku setelah aku menutupnya erat... yang hadir di mimpi-mimpiku dan selalu kurindukan... dan aku menolaknya. Aku kejam.

"Aku hanya ingin mengingat hari-hari Bahagia kita..."

Dan Ketika aku berdiri, dia duduk di lantai, dia tampak sangat terpuruk, meski dia tak lagi memandangku, aku bisa mendengarnya menangis. Aku juga menangis, aku tidak bisa menghentikan air mataku... aku masuk ke kamarku, melempar tubuhku ke ranjangku, menggunakan bantal untuk menutupi wajahku, dan aku menangis... aku terus menangis... entah sampai kapan air mata itu akhirnya berhenti... apakah karena aku tertidur, ataukah air mata itu sudah berhenti sebelum aku tidur? Aku tidak tau... aku takut membuka mataku. Aku takut segalanya berubah... aku takut menghadapi hari-hariku tanpa dia di dalamnya... meskipun aku jarang bertemu dengannya, tapi dia tetap menyempatkan mengirimkan pesan padaku di pagi dan malam hari, setidaknya dua pesan dalam sehari... dan apakah aku akan kehilangan semua itu mulai dari sekarang? Siapkah aku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun