"Miss sudah merasa baikan?" tanya Heo Yeri, noona Chungdae sambil mendekatiku.
"Ya, aku sudah bertenaga lagi," jawabku sambil tertawa gugup.
"Silakan berbicara sepuas kalian oke?" ujar Heo Junsuk-ssi.
Aku menunggu hingga mereka keluar kamar. Chungdae duduk di ranjangnya, selang infuse tertusuk di tangannya, banyak luka di wajah tampannya yang sedang diobati, tapi dia tersenyum lebar. Aku merindukan senyumnya.
"Noona."
Dan aku merindukan segalanya tentang dia. Aku berlari dan menjatuhkan diriku untuk memeluknya erat diiringi teriakan bahagiaku.
"Ouch noona, tolong perlakukan aku dengan lembut. Aku masih kesakitan."
"Uh maaf..." aku melepas pelukanku perlahan.
Dia mengelus pipiku lembut dengan punggung jarinya, "syukurlah noona. Aku berhasil melindungimu."
"Kau gila, kau membuatku khawatir."
"Dan aku akan melakukan apapun supaya tak ada yang menyentuhmu, noona."