Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] No Other, The Story [55/55]

21 Juni 2020   13:33 Diperbarui: 21 Juni 2020   13:29 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

YIFANG'S DIARY

CHAPTER 55

MARRY NO OTHER THAN YOU

"Ini dia... ini dia, Manshi dan Meifen sudah datang."

"Aigo... Mimi, dudukkan mereka disini," pinta Ichul oppa menunjuk dua kursi salon yang masih kosong.

"Ya~~ Manshi, kan sudah kubilang, semalam jangan tidur kemalaman. Akibatnya jadi begini kan," aku menggerutu.

"Aku tidak bisa tidur," keluh Manshi.

"Omona... dimana kotak aksesoris rambutnya?" teriak Ichul oppa heboh.

"Ini kan?" kata Suxuan sambil menyodorkan kotak yang lumayan besar pada oppa-ku yang satu itu.

"Aih, ne..."

Aku mendengus. Begitulah keadaan SHe Salon di tanggal 14 February subuh-subuh jam 4. Hari ini adalah hari yang penting buat Manshi, Aqian, Suxuan, Xili dan aku. Tentu saja, tidak lain dan tidak bukan, hari ini adalah hari pernikahan kami. Supaya afdol (ini usulnya Hae) pengantin namja sudah tidak bertemu dengan kami semenjak awal bulan February... kupikir ini jadi seperti tradisi kuno, tapi Hae percaya dengan berhasilnya ide ini, kami akan lebih saling merindukan satu sama lain dan itu akan membuat suasana waktu pernikahan lebih romantic. Karena Manshi dan Wookie setuju sekali dengan ide ini, apa boleh buat, kami semua ikutan setuju. Sebenarnya aku juga nyaris tidak bisa tidur semalam, aku tegang sekali, tapi aku sengaja berbaring dari jam tujuh malam sampai akhirnya bisa tidur. Aku orang pertama yang bangun di apartemen, jam setengah dua, lalu buru-buru membangunkan pengantin yang lain. Seperti biasa, Manshi dan Aqian susah dibangunkan, jadi aku dan Xili langsung diantar Kibummie duluan ke SHe Salon. Ichul oppa yang setengah mengantuk sudah menunggu kami di salon dan langsung saja mendandani kami dengan terampil. Tidak lama kemudian Yesungie oppa mengantar Suxuan datang dengan Ford putih punya Iteuk oppa. jadilah keadaan berantakan di salon ini dengan Ichul oppa tampil solo mendandani lima pengantin sekaligus. Mimi, Kibummie dan Yesungie oppa ada disini, tapi mereka toh tidak bisa membantu banyak. Aku memandangi bayanganku di cermin. Dandananku sudah selesai sepertinya, dan aku suka teknik make-up Ichul oppa yang minimalis namun tampak jelas ini. Aku suka warna eye shadow-ku: oranye keemasan; warna blush on-ku: pink muda; lipstick-ku: pink; dan bling-bling di sekitar mataku: pink dan hijau.

"Yifang, cantik sekali," puji Yesungie oppa sambil tersenyum, memandangku lewat cermin juga.

Aku tersenyum, "gomawo oppa."

"Wookie akan megap-megap melihatmu begini nanti."

Aku tertawa. Aku benar-benar menunggu jika bisa membuat Wookie tergila-gila padaku.

"Nah, akhirnya selesai. Kalian semua bawa pengantin-pengantin ini ke apartemennya Julie, nanti Julie bisa bantu menggantikan pakaian," perintah Ichul oppa, rambutnya berantakan.

"Sebenarnya tdak perlu. Aku kan kemarin sudah bilang, aku bisa bantu mereka ganti pakaian, hyung."

"Kau ini, Yesung, masih juga mau menggoda Yifang sampai terakhir kalinya ya! Kuberitau, adik iparku adalah Wookie! Sana, bawa mereka sekarang! Kyu sedang membawa pengantin namja kesini. Palli!"

Kami semua kembali masuk ke mobil-mobil yang tadi mengantar kami ke salon, lalu tak sampai setengah jam kemudian kami sudah sampai di apartemen Julie. Julie tampak sudah segar ketika membukakan pintu untuk kami.

"Oppadeul dan Kibum bisa duduk di ruang tamu sambil menunggu ya," pinta Julie.

"Oke," setuju Kibum yang langsung merebahkan diri di sofa.

Julie menggiring kami berlima masuk ke kamarnya yang untungnya lumayan luas. Di pojokan kamarnya ada lima bungkusan besar yang berisi gaun pengantin kami.

"Sini, Manshi duluan."

Gaun Manshi adalah gaun paling unik yang pernah dilihat: roknya model miring, kain pelapis roknya juga miring ke arah yang berlawanan, ekor gaunnya tidak panjang, hanya menggelembung dengan model berbentuk pita dan warna gaun itu putih-keemasan. Manshi tetap terlihat unik seperti biasanya. Gaun ini adalah rancangan omma-nya sendiri, dengar-dengar omma-nya memang pandai merancang gaun.

"Whoa... Manshi seksi!" goda Aqian sambil tertawa.

"Julie onnie, aku tidak mau pakai high heels!" tolak Manshi, menunjuk sepatu-sepatu high heels yang berbaris rapi.

"Tapi kau tidak mungkin memakai sepatu kets, kan?" Tanya Julie sambil tertawa.

"Aku pakai ini saja."

Manshi mengeluarkan bot kecil berwarna putih dari dalam tasnya. Aku tertawa. Rupanya beberapa hari ini dia terlihat sibuk browsing hanya demi mencari bot yang unik. Julie menimbang-nimbang sejenak sebelum memperbolehkan Manshi memakai bot itu.

"Ayo, sekarang Yifang."

Aku memperhatikan bentuk tubuhku baik-baik ketika pakaianku diganti. Perutku sudah mulai membuncit sekitar 8 cm dari sejak aku dilamar Wookie, tapi dengan gaun pengantin ini, perut itu tidak Nampak besar. Bagian leher dan bahuku terbuka, lalu rok panjangnya lebar dengan ekor yang juga panjang, kerudung pengantinku juga sangat panjang, semuanya berwarna putih keperakan. Gaunku sebenarnya rancangan Ichul oppa, dan aku suka sekali gaun ini.

"Yifang jie, kelihatannya jadi muda sekali memakai gaun ini," puji Xili, "sama sekali tidak terlihat seperti 23 tahun."

"Aku berhutang budi pada Ichul oppa," candaku.

Lalu berikutnya giliran Aqian. Boleh dibilang, dari semua gaun kami, gaun Aqian-lah yang harganya paling mahal. Maklum, gaun Aqian didesain oleh desainer kelas dunia (aku lupa namanya siapa, pokoknya dia desainer dari Amerika), dan selain Siwonnie oppa, Choi ahjussi juga ada andil dalam mendesain gaun ini. Jadi tidak heran gaun Aqian terlihat paling berkelas dan membuatnya benar-benar cantik dan bersinar: putih dengan bling hijau. Bahkan mahkota yang dipakai Aqian juga SEPENUHNYA adalah batu Swarovski. Aqian cantik, aku suka melihatnya. Tapi di balik itu, Xili dalam kesederhanaan dan keunikannya juga tidak ada duanya. Gaun Xili dirancang Manshi (taulah sendiri selera Manshi seperti apa), dan boleh dibilang gaun Xili adalah yang paling seksi dan pas sekali dengan bentuk tubuh Xili, dengan pita-pita dan kain pelapis berwarna biru di banyak tempat yang tidak terduga dan kerudung kepala berlapis tujuh tapi tidak berat, Xili jadi luar biasa cantik. Manshi sendiri tampak puas dengan desainnya. Suxuan dan Leeteuk memilih perancang paling terkenal di Korea untuk merancang gaun pengantin mereka. Suxuan masih terlihat mini dengan gaunnya, roknya tidak panjang, hanya kerudung kepalanya yang panjang, dan semua aksesoris Suxuan bersinar pink. Bagus. Kupikir semua undangan kami bisa buta melihat warna-warna aneh pada pengantin yeoja. Tidak apalah, itu namanya unik, seperti tema pernikahan kami.

"Omona... jujur saja, kalian semua cantik sekali! Aku jadi ingin married juga."

"Kalau begitu cepat sampaikan pada Donghae oppa," usul Suxuan.

"Hahaha... tapi aku belum siap mental diserang fans-fans-nya. Baiklah, kalian sudah bisa keluar sekarang."

Dan aku tidak akan lupa wajah Kibummie, Mimi dan Yesungie oppa ketika melihat kami keluar dari kamar: mereka semua ternganga memandang kami dari atas sampai bawah, memandangi berulang-ulang. Yesungie oppa secara otomatis langsung menghampiriku.

"Yifang, omona... omona..." gagapnya, tidak tau mau bilang apa sebenarnya.

"Oppa, jangan begitu, aku jadi gugup," ucapku sambil tertawa gugup.

Dan dia memang membuatku gugup. Dia memandang lurus ke mataku, matanya berbinar senang, seolah dia yang akan menikah denganku. Senyumnya juga manis sekali, aku tidak pernah melihat senyum yang lebih indah dari ini. Dia menggenggam tanganku erat-erat.

"Setelah pesta berakhir... izinkan aku memelukmu."

Aku tersenyum dan mengangguk, lalu bersyukur mendengar Julie bergumam tentang penampilannya sendiri, jadi memecah suasana canggung antara aku dan Yesungie oppa, mantanku. Jadi rencananya (sejauh yang aku tau), Julie dan Mimi akan menemani aku dan Manshi di gereja, sedangkan Yensin, Yingmin, Kibummie dan Yesungie oppa akan menemani Xili, Aqian dan Suxuan di vihara. Sedangkan anak-anak yang lain juga katanya akan dibagi-bagi, tapi aku tidak tau bagaimana mereka membaginya. Julie tampil cantik dalam setengah jam kemudian dan saat itu aku sudah melihat sinar matahari menyusup masuk lewat jendela apartemen Julie yang terbuka. Aku mengelus perutku, mengelus janinku. Dia adalah buah hatiku dan Wookie... demi apapun, aku akan menjaganya. Aku sudah memutuskan cuti sejenak dari dunia acting (hanya menerima tawaran iklan atau variety show yang tidak melelahkan) setelah pesta pernikahan kami, supaya aku bisa lebih memfokuskan diri belajar menjadi omma yang baik untuknya. Aku merasakan getaran ringan dari dalam sana, mungkin anakku juga tegang karena ini adalah hari yang penting untukku.

"Dia tidak menyakitimu, kan?"

Yesungie oppa kembali mendekatiku. Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum padanya.

"Tidak, oppa. dia berkelakuan sangat baik."

"Tentu saja, karena dia anak Wookie. Anyong, aegi... disini Yesungie ahjussi."

Sambil bilang begitu, Yesungie oppa menepuk perutku perlahan. Aku tertawa.

"Oppa sama dengan Wookie, sudah mengajaknya bicara, padahal dia belum tentu mengerti."

"Dia sudah dua bulan kan, umurnya? Kurasa sekarang dia sudah mengerti. Yifang, kau juga harus sering mengajaknya bicara."

Aku mengangguk.

"Ayo, sekarang kita pergi. Yang lainnya sudah disana," ajak Julie, terdengar tergesa-gesa.

"Oppa, sampai jumpa di tempat pesta nanti," pamitku pada Yesungie oppa.

"Ne. jaga diri," pesannya.

Aku, Manshi dan Julie akhirnya naik mobil Mimi menuju gereja tempat pemberkatan pernikahan kami akan dijalankan. Gereja ini berada di pusat kota Seoul, jadi kami sempat terjebak kemacetan menuju tempat itu. begitu sampai di areal parkir gereja, aku langsung bisa mengenali sosok Hae yang memakai jas putih. Dia langsung berlarian menghampiri mini van.

"Whoa, pengantin sudah datang. Ayo, aku bantu," Hae menawarkan diri.

"Aigo, jangan tabrak aku, Manshi," protesku, merasakan Manshi menyodok punggungku.

"Mian, Yifang, soalnya gaun ini merepotkan," keluh Manshi.

"Sama saja. Aku juga berpikir begitu."

"Ya~~ hati-hatilah sedikit, kalian berdua," wanti Julie, menjaga kami seakan kami vas bunga yang bisa pecah.

Mimi menggandengku, sedangkan Hae menggandeng Manshi. di belakang kami, Julie sibuk merapikan ekor gaun kami atau apapun yang menurutnya tidak sempurna. Ternyata mau menikah itu repot ya. Kulihat gereja sudah didekorasi dengan hiasan emas dan pink yang cantik, ini semua rancangan dekorasi dari Manshi, jadi jangan heran saja banyak hiasan yang unik (dan membuat banyak orang kalang kabut waktu menghiasnya), tapi aku suka sekali dengan selera Manshi.

"Heechul hyung bilang tidak sampai sepuluh menit lagi pengantin namja tiba, jadi kita harus langsung bawa yang dua ini masuk ruangan di samping gereja, Hae," kata Mimi setelah membaca pesan di ponselnya.

"Ah, oke kalau begitu. Ruangannya disini," setuju Hae.

Kami tidak digiring masuk ke dalam gereja, malahan ke suatu gedung di samping gereja, yang ternyata di dalamnya berisi satu ruangan cukup luas. Henry-lah yang membukakan pintu ruangan itu dari dalam. Henry tidak kalah tampan hari ini, dia memakai jas hitam dengan dasi kupu-kupu.

"Gyaaaaah, Yifang noona, kau cantik sekali!" serunya heboh sambil memelukku.

"Ya~~ Henry, berani sekali kau. Ryeowook saja belum memeluk Yifang," protes Julie sambil tertawa.

"Mian, aku tidak bisa menahan diri, Julie noona," ucap Henry sambil melepasku, "oh ya... itu dia orangtua Yifang noona dan Manshi noona."

Begitu Henry menyingkir, aku bisa melihat enam orang setengah baya sedang duduk di sofa. Dua di antaranya aku yakin adalah orangtua Manshi (soalnya aku belum pernah melihat mereka, tapi Manshi jelas adalah bentuk fotokopi dari ommanya), lalu yang empat lagi adalah orangtuaku, dua dari Foshan dan dua yang dari Ichul oppa, atau gampangnya dibilang orangtua kandungku. Tanpa menunggu aba-aba aku langsung berlarian menuju mereka (Julie meneriakiku), merasa mataku panas karena terharu dan rindu.

"Mama... baba..." desahku kangen pada mama dan babaku, lalu menyapa omma dan appaku, "omma... appa..."

Aku berlutut di antara mama dan ommaku, menahan air mataku agar tidak jatuh.

"Mugung cantik sekali," puji ommaku, menekan bahuku.

"Omma, gomapsumnida."

"Kau pasti sudah lama kan tidak bertemu dengan mama dan babamu? Mereka juga kangen padamu."

"Ne, omma. Ma... ba..."

"Yifang... Yifang-ku," ujar mama sambil memeluk leherku, "akhirnya kau akan menikah juga. Akhirnya kau sudah dewasa juga."

"Mama benar. Rasanya baru kemarin kita melihat Yifang masih merangkak," setuju baba.

"Ma... ba... benarkah kalian tidak ingin tinggal di Seoul? Yifang bisa pilihkan tempat tinggal untuk kalian," bujukku.

"Tidak, Yifang. Kami tetap suka Foshan."

"Tapi... ba... harus tetap ada disini sampai beberapa minggu ya. Yifang xiang nian nimen..."

"Pasti. Kami akan disini dulu, Yifang," janji mama.

"Ma... ba... dui bu qi Yifang meninggalkan kalian hanya hidup berdua."

"Jangan minta maaf, Yifang," tolak baba, "kami senang Yifang akhirnya bisa menemukan pasangan hidup Yifang. Kami percaya pada Lixu. Dia pasti bisa menjagamu dengan baik. Kami malah merasa bahagia dan tenang."

Aku mengangguk dan menoleh pada appa dan ommaku yang tersenyum sabar, padahal mereka tidak mengerti pembicaraanku dalam bahasa Mandarin.

"Appa... omma... apakah mama dan babaku boleh tinggal di rumah kita untuk sementara waktu?"

"Tentu saja, Mugung. Kami sudah memikirkan itu sebelumnya dan sudah menyiapkan tempat," jawab appa.

"Gomapsumnida... aku senang... melihat kalian berempat datang ke pernikahanku..."

Dan setitik air mata haru menetes dari mataku.

"Aigo, jangan menangis, Mugung... Mugung akan merusak dandanan Heechul," wanti omma.

"Yifang ayo duduk, jangan berlutut lagi... kasihan anakmu," wanti mama, membantuku berdiri.

Aku duduk di antara mereka berempat, dan rasa hangat mengalir di seluruh tubuhku. Aku bahagia. Sedangkan di sofa seberang, kulihat Manshi duduk di samping mamanya.

"Ma... dui bu qi aku sudah hamil duluan," ujar Manshi dengan nada menyesal.

"Sudahlah... mei guan xi, Manshi," mamanya memaafkan, "kami malah senang karena sebentar lagi dapat cucu."

"Mama... ih..."

Aku tertawa ringan. Meski tegang, sekarang aku merasa sangat bahagia karena keluargaku ada disini. Aku melirik cincin yang melingkar di jari tengah tangan kananku. Di tengah cincin itu ada intan kecil berbentuk bintang, itu adalah cincin yang diberikan Wookie untukku saat kami berlibur di pulau Jeju pada malam tahun baru kemarin. Lalu hari ini... aku akan mendapatkan tambahan cincin darinya.

"Waktunya sudah tepat. Kalian bisa keluar sekarang," perintah Mimi, "Mai ayi, Cai ayi, zou zheli... Kim ahjumma, ikuti saya..."

Mimi memang bisa jadi pemandu yang tepat disini karena dia bisa Mandarin. Dia membawa mama, omma dan Cai ayi keluar untuk duduk di barisan depan di dalam gereja, sedangkan orangtua namja akan mengantar kami masuk dalam gereja. Cai shushu mengangkat tangan kiri Manshi tinggi-tinggi, sedangkan aku (cukup unik) babaku mengangkat tangan kananku dan appaku mengangkat tangan kiriku. Manshi berjalan di depan, sedangkan aku mengikutinya dari belakang. Kudengar ada koor dari dalam gereja yang menyanyikan lagu pembukaan, lalu Hae membukakan pintu gereja setelah aku dan Manshi berdiri sejajar. Di dalam gereja, hiasannya jauh lebih indah dan meriah, dengan sinar temaram lampu berwarna kuning di gereja yang tampak seperti gereja-gereja di Roma, segalanya tampak sempurna. Tamu-tamu duduk memenuhi kursi yang ada (Umin oppa dan Soohee ada di antara mereka, tersenyum bahagia), semuanya menoleh dan bertepuk tangan melihatku dan Manshi. tapi semua itu bagiku tidak akan lebih sempurna jika tidak ada Wookie. Tapi Wookie ada disana. Dia (dan Ndong oppa yang memakai jas abu-abu, berdiri di sebelah kiri) memakai jas putih-pink dengan dasi kupu-kupu hitam, menoleh menungguku di depan altar. Meskipun jauh, aku tau ekspresinya: dia memandangiku lurus, di antara kaget dan bahagia. Senyum tipis mulai tampak di wajahnya, dan kutau dia adalah pengantin namja yang paling tampan yang pernah kulihat. Akupun tersenyum. Perlahan, aku dan Manshi dibawa menjalani karpet merah di tengah gereja menuju kedua calon suami kami. Cai ahjussi menyerahkan Manshi pada Ndong oppa, dan appaku menyerahkanku pada Wookie. Setelah itu, orangtua kami kembali ke tempat di samping istri mereka. Aku dan Wookie bertukar pandang, kami sama-sama tersenyum. Misa pemberkatan pernikahan dilanjutkan, tapi konsentrasiku tidak disini sama sekali karena aku dan Wookie tidak bisa berhenti saling lirik. Sampai akhirnya ketika Hae menyodorkan mic pada Wookie dan Ndong oppa, aku baru sadar bahwa prosedur pernikahan yang paling penting sekarang sedang berlangsung. Ndong oppa berdeham sekali-dua kali sebelum mulai mengucapkan janji pernikahannya.

"I, Shin Donghae, take you, Cai Manshi, to be my wife, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death us do part, according to God's holy law, and this is my solemn vow," janji Ndong oppa dengan sedikit gagap.

Sudahkah aku bilang bahwa pernikahan kami dilangsungkan dalam bahasa Inggris? Ini adalah usulku sebenarnya. Aku merasa pemberkatan pernikahan akan lebih indah dengan menggunakan bahasa Inggris dan untung saja, baik Manshi, Ndong oppa dan Wookie setuju saja. Kini jantungku berdebar menunggu Wookie mengucapkan janjinya.

"I, Kim Ryeowook, take you, Kim Mugung, to be my wife, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death us do part, according to God's holy law, and this is my solemn vow," janji Wookie dengan lancar, tersenyum padaku.

Entah kenapa... aku merasa hatiku begitu lega... begitu bahagia mendengar janji itu diucapkan. Kini kutau giliran Manshi duluan yang harus menjawab Ndong oppa.

"I, Cai Manshi, take you, Shin Donghae, to be my husband, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death us do part, according to God's holy law, and this is my solemn vow," janji Manshi, terdengar gugup.

Wookie tersenyum padaku lagi. Aku benar-benar tidak yakin aku bisa mengucapkan janjiku dengan baik, aku sangat tegang. Setelah ini... kami akan resmi menjadi suami-istri... aku akan benar-benar menjadi milik Wookie selamanya. Hanya beberapa menit lagi... aku... harus berjuang...

"I, Kim Mugung, take you, Kim Ryeowook, to be my husband, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health," ucapku, merasa kerongkonganku kering, "to love and to cherish, till death us do part, according to God's holy law, and this is my solemn vow."

Wookie mengangguk dan aku tau aku sudah berhasil mengucapkannya tanpa melakukan kesalahan. Para tamu bertepuk tangan meriah, lalu aku mendengar desis bersemangat di antara mereka.

"Kiss the bride! Kiss the bride!" berani bertaruh seribu persen itu suara Kanginnie oppa.

"Yes, kiss the bride!" seru Henry tidak kalah bersemangatnya.

"Haish... kalian berdua, berisik!" dan itu suara Ichul oppa-ku, aku yakin dia pasti memukul atau menyodok Kanginnie oppa dan Henry.

Aku dan Wookie bertukar senyum gugup. Wookie memakaikan cincin di jari manis tangan kiriku dan akupun mengambil kotak yang disodorkan Hae untuk memakaikan cincin di jari manis tangan kanan Wookie. Wookie perlahan membuka kerudung yang menutupi wajahku, dan aku malah merasa malu-malu bertatapan langsung dengannya.

"Yifang, cantik sekali," puji Wookie sambil tersenyum.

"Wookie juga tampan kok," aku balas memuji.

"Palli! Kiss the bride!" teriak Kanginnie oppa lagi.

"Yifang... saranghae..." ujar Wookie dengan sangat jelas.

Lalu tanpa menunggu lagi, Wookie maju dan menciumku. Andwae!!! Aku benar-benar gugup! Ini adalah ciuman pertama kami di hadapan umum, dan aku merasa bahagia sekaligus malu. Tapi tunggu... untuk apa malu? Menjadi milik seorang Kim Ryeowook adalah impianku sejak lama kan? Dan kini impianku jadi kenyataan... saat ini, disini.

"Berapa tamu yang kita undang di acara ini sih?" Tanya Geng oppa di sampingku.

"Entah oppa. jumlahkan saja semua undangan kita," usul Suxuan dari sebelah Iteuk oppa.

Kami lima pasang pengantin sedang berdiri untuk menyambut tamu yang datang. Ndong oppa dan Manshi berdiri paling luar, lalu disusul Xili dan Geng oppa, di tengah ada aku dan Wookie, berikutnya Iteuk oppa dan Suxuan, sedangkan Siwonnie oppa dan Aqian yang paling dalam. Kami rasanya sudah berdiri selama setengah jam lamanya dan tamu-tamu itu tidak berhenti datang bagai air yang mengalir. Tangan dan kakiku sudah pegal sepenuhnya, dan bila ada kesempatan, aku selalu menyandarkan tubuhku ke bahu Wookie.

"Tamuku dan Wookie ada 700-an... itu sudah kami pilih baik-baik," kataku mengingat-ingat.

"Punya kami 600-an," desis Manshi sambil menyalami tamu.

"Bisa jadi semuanya ada 3000-an," ucap Iteuk oppa tenang.

Dan kepalaku terasa sakit: kami harus menyalami 3000 tamu, itu masih bukan hitungan yang pas. Yah sudahlah... pesta pernikahan kan hanya sekali seumur hidup. Tidak apalah. Tapi pandanganku teralih pada seorang yeoja yang memakai blazer hitam dan berdiri agak jauh di depan kami. Dia melipat tangan di dadanya, pandangannya ke arah dalam.

"Eh, yeoja itu kenapa ya?" Tanya Suxuan, rupanya memperhatikan juga.

"Entahlah. Dia sudah lama sekali berdiri disitu," jawab Xili.

Lalu pertanyaan kami terjawab ketika Ichul oppa keluar. Dia menghampiri yeoja itu dan entah membicarakan apa, aku tidak bisa mendengarnya. Lalu yang membuat mataku terbelalak adalah: Ichul oppa menggandengnya ke arah kami.

"Chingudeul, perkenalkan ini Yiting. Yiting, kau pasti sudah mengenal mereka semua kan... Shindong-Manshi, Hangeng-Xili, Ryeowook-Yifang dongsaengku, Leeteuk-Suxuan dan Siwon-Meifen," ujarnya memperkenalkan.

"Anyeong, aku Yiting," kata si yeoja berambut pendek dan berbadan tinggi itu.

"Ayo, Yiting, aku akan membawamu ke dalam."

"Selamat untuk pernikahan kalian semua ya. Kalian semua tampan dan cantik. Aku akan menunggu kalian di dalam."

Dan aku ternganga memandang Ichul oppa membawa Yiting ke dalam.

"Sejak kapan Ichul oppa punya pacar?" tanyaku heran.

"Entah. Aku juga baru tau," jawab Siwonnie oppa.

"Hahaha... ternyata selera Heechul hyung adalah gadis tomboy dan simple seperti si Yiting," kata Geng oppa sambil tertawa, "akhirnya dia menemukan juga sosok yang dicarinya selama ini. Kelihatannya yeoja itu cukup mandiri kan?"

 Kami semua setuju. Dan akhirnya penderitaan kami berakhir juga kira-kira satu jam kemudian. Kami memasuki areal pernikahan kami: taman luas dengan hiasan pita-pita yang beragam, meja-meja bulat dengan taplak meja berwarna putih, ada kilatan cahaya dimana-mana (mungkin itu intan-intan imitasi) dan semuanya ini dibayar Choi ahjussi (sekalian hadiah pernikahan untuk kami semua). Benar-benar pesta pernikahan yang wah. Para wartawan diizinkan meliput juga (tapi hanya beberapa media saja yang bersedia membayar mahal) mereka disediakan tempat khusus. Panggung di depan para tamu luas sekali, ada lima sofa untuk berdua yang empuk, lalu kue pernikahan kami sangat besar dan bertingkat-tingkat. Kurasa ini bisa jadi pesta pernikahan yang paling unik sepanjang masa.

"Jadi, sebelum kita memulai acara makan malam, para pengantin akan mempersembahkan lagu untuk pasangan hidup mereka dan juga untuk menghibur para tamu," kata Hyuk oppa yang menjadi MC di malam ini, "karena itu kami persilahkan pengantin namja untuk tampil."

Aku mengerutkan dahiku penasaran. Bagian ini sangat dirahasiakan, jadi kami tidak tau suami kami akan menyanyikan lagu apa. Tapi sebenarnya, kami para yeoja juga sudah menyiapkan lagu untuk mereka. Aku yakin mereka akan kaget mendengarnya nanti. Tidak heran lagi Wookie langsung menuju piano di depan panggung, sedangkan yang empat lagi memegang mic di tengah panggung. Intro lagu dimainkan dan aku terkesiap.

(Shindong) Love~ oh baby my girl~

You are my all

To the extent that I feel you are my happiness,  a gift from God

(Hangeng)

Even if through a time machine, return to last century to see our happy ending

Doesn't matter if you are wearing cheongsam or long skirt

Only need a meeting of the eyes to confirm, my heart is no longer suspicious

Meet in the sea of people

 

(Ryeowook)
Saying I love you


Is what I want to do the most everyday in my life 

Would you marry me?

I want to love you, treasure you, and live with you

 

(Hangeng)
I want you to lean


On my shoulders each time you sleep 

(Leeteuk) Would you marry me?
?

With this heart of mine, will you accept me?

 

(Shindong) I DO
Brand you on my heart, I DO
I DO
Loving you every minute, I DO
I Do
Even if it's stormy, I won't let you be hurt, I DO
MY LOVE
The heart that loves you never leaves, MY LOVE

 

(Leeteuk)
The beautiful you wearing white wedding dress

I'm wearing a suit with bare feet

We just stare at each other like this
I SWEAR
Moon and stars stay with us, I SWEAR

(Shindong)
No lies, no suspicion

Stay with me
My dearest princess, stay with me

 

(Siwon)
Even if we are becoming older, we will smile and live on 

Would you marry me?
?

Are you willing to live the rest of your life with me?

 

(Siwon) (I do)
No matter how weary and tired we are, I do

(I do)
I will always be by your side, I do 

(Leeteuk) (I do)
The days when we will spend together, I do

(My love)

Everyday will my heart be thankful, my love


(Leeteuk)
I've already prepared a happy ending for you

I'm making a promise for you, don't be suspicious

Open the door to your love
Would U Marry Me~
Let us remember the most beautiful time, Would U Marry Me~

 

(Shindong) I DO
Brand you on my heart, I DO
I DO
Loving you every minute, I DO

(Ryeowook) I Do
Even if it's stormy, I won't let you be hurt, I DO
I do
The heart that loves you never leaves, I do 

 

(Shindong)
The only thing that I can give you is love


Although it's insignificant


Even though there are areas which I lack


I will protect the love between us, me and you


Let's make a promise

...
No matter what happens we will still be in love

And even so...

 

(Hangeng) I DO
Let's love until forever, I DO

Jantungku masih berdebar keras ketika mereka selesai bernyanyi. Tepukan keras terdengar dimana-mana. Romantic sekali! Aku nyaris menangis lagi mendengar mereka menyanyikan lagu Marry You dalam dua bahasa sekaligus. Xili menyikut lenganku.

"Ayo, Yifang jie, kita jangan kalah dari mereka," ucap Xili, "kita harus membuat mereka kaget."

"Benar. Ayo," ajak Suxuan, sudah berdiri.

"Kalian mau menyanyikan lagu apa sih?" Tanya Ndong oppa.

Kami Cuma tersenyum misterius.

"Dan sekarang giliran pengantin yeoja yang akan bernyanyi. Mari kita sambut," seru Hyuk oppa ceria.

Benar... waktunya balas dendam dan membuat mereka kaget! Aku memandangi para tamu dan menghela nafas... aku memegang mic... dan tau kini waktunya beraksi ketika intro diputar.

(Meifen)
There's no one like you, even if I look around it's just like that


Where else to look for? A person good like you, a person good like you, a heart good like you, a gift good like you

(Manshi)
How lucky, the person who will try hard to protect you is just me

Where else to look for? A guy happy like me, a guy happy like me, a guy who laughs with the greatest happiness like me

 

(Yifang) ,
Your two warm hands get cold when I'm cold, your heart which used to be strong gets sensitive when I'm hurt

(Suxuan) ,
To silently take my hands, to silently hold me, I only wish for those small comforts

You don't know this heart of mine, which always wants to do more for you
(Yifang)
My heart, say it out loud, my free soul


The days left are even more than the time when I came love you with a heart which always felt like the first time

 

(Xili)
There's no one like you, even if I look around it's just like that


Where else to look for? A person good like you, a person good like you, a heart good like you, a gift good like you

(Manshi)
How lucky, the person who will try hard to protect you is just me


Where else to look for? A guy happy like me, a guy happy like me, a guy who laughs with the greatest happiness like me

 

(Meifen)
When my greedy heart gradually looks to other directions, when my greeds grow more than my mind can handle

(Yifang) ,
To understand, to tell me clearly after all those excuses "I'm here", only that one thing

.

I'm always thankful. Will I ever act that well just like you

(Suxuan)
My heart, say it out loud, my free soul


The days left are even more than the time when I came love you with a heart which always felt like the first time

 

(Yifang)
There's no one like you, even if I look around it's just like that


Where else to look for? A person good like you, a person good like you, a heart good like you, a gift good like you

(Manshi)
How lucky, the person who will try hard to protect you is just me


Where else to look for? A guy happy like me, a guy happy like me, a guy who laughs with the greatest happiness like me

 

(Yifang)
You know what, little much little even though I'm shy, you don't know it but you're burning like the sun, please understand my heart 

TV Girl ( Baby)
Even though those girls appearing on TV shows are sparkling, I always look at you (I'm crazy crazy Baby)

You & I, You're so fine
Hearing you tell me "I love you", I have everything in this world You & I, You're so fine, Is there even anyone like you?

(Manshi) ,

I love you Oh, please know it, that to me there's only you, that I foolishly see you as my everything

 

(Yifang)

 

We came on the same road, we are just like each other, how surprising, how thankful, it's just love

 

 

 

(Suxuan)
There's no one like you, even if I look around it's just like that

 


Where else to look for? A person good like you, a person good like you, a heart good like you, a gift good like you

 

(Meifen)
How lucky, the person who will try hard to protect you is just me

 


Where else to look for? A guy happy like me, a guy happy like me, a guy who laughs with the greatest happiness like me

 

(Yifang)

 

There's no one like you

 

 

Aku mendengar tepuk tangan yang keras. Yes, kami berhasil! Dengan puasnya, aku duduk kembali di samping Wookie. Wookie jelas-jelas masih terlihat kaget dan mulutnya setengah ternganga.

 

"Tunggu dulu... Yifang... kalian... no other..." gagapnya.

 

"Bagaimana? Keren kan? Bisa menandingi lagu kalian?" tanyaku setengah pamer.

 

"Bagaimana kalian bisa..."

 

"Ah, lagunya usul dari Yesungie oppa, hahaha..."

 

"Kalian bisa menari dengan gaun pengantin..."

 

"Tarian sederhana yang dirancang khusus untuk pengantin supaya tampak keren, buatan Hyuk oppa dan Umin oppa, hahaha..."

 

"Hebat sekali kalian..."

 

"Tentu dong. Siapa dulu... aku kan pengantinmu, Wookie, aku harus bisa menyanyi dong."

 

Wookie tertawa dan memelukku. Kurasa kami berhasil. Aku mengedipkan mataku pada Umin oppa yang duduk paling depan dekat panggung. Umin oppa mengacungkan jempolnya dan tersenyum padaku. Marry you dan no other... jadinya... Marry no other than you? Cocok sekali, hehehe...

 

 

AUTHOR'S POV Winter (6 years later)

 

"Twinkle twinkle little star... how I wonder what you are..."

 

"Sangmi noona, suara noona bagus sekali."

 

"Ayo, Sikyung, noona akan mengajarimu menyanyi."

 

"Gyaaaaaaah, dapaaaaaaat!"

 

"Hyosang, kembalikan ponsel Ryeowook ahjussi!"

 

"Tidak, omma... Hyosang mau main."

 

"Appa, benarkah appa akan memasak disini hari ini?"

 

Begitulah keadaan kediaman Choi hari ini. Di ruang tamu yang berhubungan dengan taman belakang rumah yang luas, ada 15 namja dewasa (yang tertua: 33 tahun, yang termuda 27 tahun) dan 11 yeoja (yang tertua: 29 tahun, yang termuda: 26 tahun), beserta 14 anak-anak. Yap, mereka, tak lain tak bukan adalah rombongan sahabat KRYSD, beserta istri atau pacar mereka plus anak-anak mereka. Enam tahun sudah berlalu dari pesta pernikahan kelima pasangan yang unik, sekarang rombongan mereka makin banyak dengan adanya anak-anak mereka.

 

"Appa... aku ingin main piano," pinta Kim Ryeowoon sambil menarik ujung kaos putih Ryeowook, "boleh ya?"

 

Ryeowook melirik piano yang ada di pojokan ruang tamu, lalu tersenyum pada anak bungsunya itu.

 

"Boleh kok, tapi appa temani ya, soalnya kursinya masih terlalu tinggi untukmu," kata Ryeowook mengizinkan.

 

"Appa, mainkan melodi lagu Twinkle Twinkle Little Star dong biar Sangmi bisa nyanyi," pinta Kim Sangmi, putri sulungnya.

 

"Ne."

 

Ryeowook menggendong kedua anaknya itu pada masing-masing tangannya dan membawa mereka menuju grand piano. Yifang yang melihat pemandangan itu tersenyum senang. Tapi tiba-tiba dia mengerang.

 

"Aigo..."

 

"Yifang, waeyo? Ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Zhoumi yang duduk di sofa dekat Yifang.

 

Dia langsung bangkit dari sofa dan membantu Yifang duduk. Yifang tersenyum dan mengelus perutnya yang membuncit.

 

"Dia menyakitimu ya?"

 

"Hahaha... tidak, Mimi. Mungkin dia Cuma bergerak tadi," jawab Yifang.

 

"Sudah berapa usia kandunganmu?"

 

"Baru saja tujuh bulan."

 

"Wow... cepat sekali kau dan Wookie akan ada anak lagi..."

 

"Ini... maunya Wookie..."

 

Zhoumi tersenyum penuh pengertian. Meskipun kini beberapa personel KRYSD sudah jadi seorang appa, mereka masih eksis di dunia music dan acting. Hanya saja, jika Yifang hamil, dia tidak bisa melanjutkan aktivitas keartisannya, tapi sepertinya Yifang tidak keberatan sementara bisa memberikan Ryeowook kebahagiaan.

 

"Omma..."

 

"Ya, Sikyung?" Tanya Meifen, berlutut di depan putra sulungnya, Choi Sikyung.

 

"Kalau Sikyung ingin belajar menyanyi dengan Sangmi noona, boleh tidak?" tanyanya polos.

 

"Boleh saja. Minta Ryeowook ahjussi mengajarkannya padamu, ahjussi pasti mau."

 

"Jinjja? Ryeowook ahjussi, bolehkah aku belajar bernyanyi?"

 

"Ne, tentu saja, Sikyung. Ayo sini," panggil Ryeowook yang duduk di balik piano.

 

Sikyung berlarian ceria ke arah keluarga kecil Kim Ryeowook duduk. Meifen merasakan ada yang menarik ujung gaunnya, dan dia menjumpai putra bungsunya, Sichul.

 

"Omma, aku lapar..."

 

"Tunggu sebentar yah, Sichul. Omma pikir Hangeng ahjussi sebentar lagi akan selesai memasak," pinta Meifen.

 

Meifen tersenyum. Baik Sikyung maupun Sichul, kedua putranya ini, sangat mewarisi wibawa dan ketampanan sang appa, Choi Siwon. Meifen tertawa ketika melihat Shindong berlarian mengejar putri sulungnya mengelilingi ruang tamu.

 

"Ya~~ Shin Hyosang! Appa sudah menyuruhmu mengembalikan ponsel Ryeowook ahjussi!" cecar Shindong yang masih berbadan subur, "apa kau tidak bisa menemukan permainan lain?"

 

"Ani... Hyosang suka ponselnya Ryeowook ahjussi," tolak Hyosang sambil terus berlari.

 

"Kau kan tiap kali bertemu Ryeowook ahjussi sudah sering mengambil ponselnya?"

 

"Tapi Hyosang tidak puas, appa. Appa belikan Hyosang ponsel dong."

 

"Sudahlah, Shindong hyung, gwaenchana," Ryeowook menengahi.

 

"Mana bisa begitu, Wookie. Nanti dia kebiasaan..."

 

"Dongsoo! Hyohee! Jangan mencuri makanan dari dapur lagi!"

 

Kali ini Meifen benar-benar tertawa terbahak-bahak. Siwon menghampiri istrinya itu dan ikut tertawa. Bagaimana pemandangan di hadapan mereka bisa tidak lucu? Nasib Manshi sama dengan suaminya, mengejar anak mereka, tapi Manshi punya dua lawan tangguh sekaligus arena yang lebih luas: taman belakang rumah. Manshi mengejar dua anaknya yang kembar identik: Dongsoo dan Hyohee, hanya saja mereka berbeda jenis kelamin. Manshi selalu saja mendandani mereka dengan baju-baju yang mirip, tapi yang pasti warna baju mereka hampir selalu sama. Keduanya sedang mengambil masing-masing dua batang sosis.

 

"Kalau kalian terus mengacau di dapur, Hangeng ahjussi tidak akan selesai memasak," protes Manshi, tubuhnya hangat karena berlarian.

 

"Kami tidak mengacau kok, omma," jawab Dongsoo.

 

"Ne. kami Cuma minta makan," sambung Hyohee.

 

"Kalian... jangan lari lagi!" teriak Manshi frustasi.

 

Tapi mana mungkin dua pengacau kecil itu bisa menurut? Manshi dan Shindong benar-benar pasrah punya tiga anak seperti mereka, tapi di balik itu, mereka sangat mencintai buah hati mereka itu.

 

"Heechul ahjussi, Heechul ahjussi!"

 

Heechul dan Yiting menoleh ketika sesosok putri kecil berlarian ke arah mereka. Heechul tersenyum lebar, berlutut dan membuka tangannya lebar-lebar. Han Sanghwa langsung menabrakkan dirinya ke dada bidang Heechul.

 

"Heechul ahjussi, aku kangen padamu," ungkap Sanghwa.

 

"Ahjussi juga kangen padamu..." ucap Heechul manja.

 

"Tapi kenapa tidak datang ke resto lagi?"

 

"Karena kerjaan ahjussi lagi banyak sekali. Mianhae..."

 

"Tapi ahjussi harus luangkan waktu untuk main denganku dong."

 

"Bagaimana kalau hari Minggu ini? Kita ke... kebun binatang?"

 

"Jinjja? Ne, aku mau."

 

"Ahjumma boleh ikut, tidak?" Tanya Yiting, berlutut di samping Heechul.

 

"Tentu saja. Ahjumma juga harus ikut!"

 

Ketiganya tersenyum. Xili yang sedang mengandung anak ketiganya masuk ke ruangan sambil membawa nampan besar bersama putri bungsunya Sangsun yang juga membawa sepiring sosis goreng.

 

"Sanghwa... manja dengan Heechul ahjussi lagi ya?' Tanya Xili.

 

"Omma... aku kangen sama Heechul ahjussi," jawab Sanghwa, memeluk leher Heechul.

 

Xili tertawa. Dia sudah sering melihat putri sulungnya bermanja-manja dengan Heechul, seolah Heechul adalah pacarnya. Tidak heran memang, soalnya Heechul memang akrab dengan Hangeng dan sudah menjadi semacam wali untuk Sanghwa.

 

"Omma, ini diletakkan dimana?" Tanya Sangsun, kebingungan dengan piring sosisnya.

 

"Sini, berikan pada omma," pinta Xili.

 

"Omma, aku ke belakang lagi bantu appa ya."

 

"Ne, tapi hati-hati."

 

"Sangmi onnie! Ryeowoon!"

 

"Hyera!"

 

Sangmi dan Ryeowoon turun dari kursi piano dan berlarian memeluk Kim Hyera. Yesung menggandeng Yingmin (yang hamil 5 bulan) menghampiri Ryeowook.

 

"Hyung, bagaimana acara variety show tadi? Kalian tampil berdua, kan?" Tanya Ryeowook.

 

"Ne, kami menang. Aku beruntung Yingmin punya otak yang encer untuk memberiku clue," jawab Yesung.

 

Yingmin tersenyum malu-malu.

 

"Mana Yifang?"

 

"Itu, dia duduk dengan Zhoumi hyung."

 

"Aku kesana dulu, Yingmin."

 

Yingmin mengangguk membiarkan Yesung pergi menghampiri Yifang.

 

"Yingmin, kandunganmu baik-baik saja kan?"

 

"Ne, Ryeowook oppa. selama Leeteuk oppa juga menjaga kita, aku akan selalu sehat," jawab Yingmin.

 

"Syukurlah kalau begitu. Aku tidak sabar lagi ingin melihat Yesungie hyung kedua."

 

"Hahaha... tapi Yifang onnie pasti akan melahirkan duluan sebelum aku."

 

Ryeowook memperhatikan Hyera baik-baik. Yeoja kecil itu punya mata sipit dan hidung mancung yang sama persis dengan Yesung, sedangkan sisanya mirip Yingmin. Selain itu, Hyera juga pandai bernyanyi. Tidak jarang kalau Hyera sudah berkumpul dengan Sangmi dan Ryeowoon, mereka akan membuat konser kecil.

 

"Jiwon, permaisuri kecilku..." seru Henry heboh ketika baru melihat Lee Jiwon muncul.

 

Jiwon kecil mengedipkan matanya pada Henry dan Henry malah semakin keranjingan mendekatinya. Donghae dan Julie hanya geleng-geleng kepala melihatnya.

 

"Henry ahjussi tidak boleh dekat-dekat," wanti Jiwon.

 

"Waeyo?"

 

"Karena Henry ahjussi belum membuka password-nya."

 

"Password? Mwo... aaaaaaah, mianhae... Jiwon, ahjussi lupa membeli lollipop-nya."

 

"Kalau begitu tidak boleh memelukku."

 

"Ya~~ jangan begitu dong Jiwon..."

 

"Ya~~ Henry, kau menderita sister complex ya? Kau suka pada anakku ya?" Tanya Donghae sambil nyengir.

 

"Habisnya Jiwon cantik sekali."

 

"Jiwon mirip Donghae oppa soalnya," ujar Julie.

 

"Juga bercampur denganmu kok," kata Donghae, merangkul Julie.

 

Julie tersenyum malu-malu. Lee Jiwon dengan anggunnya duduk di sofa di samping Leeteuk, dan Henry masih mengejar-ngejar si yeoja cantik. Leeteuk membatasi buku yang dibacanya lalu menutupnya.

 

"Henry, menyerahlah," usul Leeteuk.

 

"Tidak!!!" tolak Henry.

 

"Appa," panggil Park Eunah, "kapan appa akan membawaku ke planetarium?"

 

"Ah, Eunah... mianhae, appa lupa soal janji kita, mungkin appa sudah tua. Kita akan pergi akhir bulan ini, oke? Appa janji," kata Leeteuk, menepuk dahinya sendiri.

 

"Tidak, appa bukannya tua, tapi appa sibuk, kan?"

 

"Hmm... iya juga sih..."

 

Eunah mengambil satu majalah dari bawah meja dan membuka di halaman yang ada wajah Leeteuk-nya.

 

"Aku baca disini, appa baru saja menerima penghargaan... dokter... popular... alasannya karena..." baca Eunah lambat-lambat, "appa dokter yang ber... ber... berdedikasi..."

 

"Whoa... kau pintar sekali membaca, Eunah," perhatian Henry beralih ke Eunah, "hyung mengajarinya?"

 

"Tidak begitu banyak," jawab Leeteuk, "kapan kau baca majalah ini, Eunah?"

 

"Tadi waktu sampai disini," jawab Eunah polos.

 

"Whoa! Kalau begitu kau cepat sekali mengerti isi artikel, Eunah! Hyung, anakmu yang ini pintar," puji Henry.

 

"Henry ahjussi, aku ingin jadi dokter seperti appa," ujar Eunah, "mungkinkah?"

 

"Kenapa tidak mungkin? Kalau Eunah rajin belajar seperti appa-mu, kau pasti bisa."

 

"Aku juga ingin jadi dokter!"

 

Suxuan datang sambil menggendong Park Jungwoon yang masih berumur satu tahun.

 

"Jungwoon juga bisa kok."

 

"Aku akan rajin belajar," tegas Jungwoon, menampilkan ekspresi imut, persis Leeteuk.

 

"Kalian berdua harus semangat kalau begitu," ungkap Leeteuk senang.

 

"Omma, aku minta lollipop."

 

"Tadi kan Jungwoon sudah makan?" Tanya Suxuan bingung.

 

"Bukan untukku, tapi untuk Henry ahjussi. Henry ahjussi harus memberikan Jiwon noona lollipop supaya bisa main dengannya."

 

Baik Henry, Leeteuk maupun Suxuan memandang Jungwoon dengan terpana. Anak sekecil ini... Suxuan masih setengah bingung ketika memberikan lollipop dari tas kecilnya.

 

"Nah, Henry ahjussi."

 

Jungwoon turun dari gendongan Suxuan dan memberikan lollipop untuk Henry. Mata Henry jadi berbinar-binar.

 

"Jungwoon, kenapa..." Tanya Henry bingung.

 

"Henry ahjussi suka dengan Jiwon noona kan?"

 

Dan Leeteuk, Suxuan dan Henry makin bingung: Jungwoon mulai menunjukkan kecerdasan di usia mudanya. Selain itu, Eunah juga terlihat cerdas. Masa depan mereka nantinya pastilah cerah.

 

"Menang!"

 

"Ya~~ anak kecil, kau hebat sekali sih!" puji Kangin setengah geram pada Cho Hara, mengacak-acak rambutnya.

 

"Ahjussi harus memberikan aku hadiah!" tuntut Hara.

 

"Mworago?"

 

Hara tersenyum misterius, dan Kangin jadi curiga. Hara meletakkan stick game-nya dan menunjuk wajah Kangin.

 

"Jadi kudaku ya hari ini."

 

"Tidak!!!"

 

"Omma, Kangin ahjussi curang!"

 

Yensin yang lagi menikmati sosis goreng jadi memperhatikan mereka.

 

"Err... Kangin oppa harus menepati janji dong. Lagipula kalau tidak... aku khawatir Hyera akan memaksakan kehendaknya," Yensin menengahi.

 

"Aih... ya sudahlah! Dasar sial! Tidak tau kenapa dia masih kecil begini saja sudah pintar sekali main game," protes Kangin.

 

"Soalnya dia mirip appa-nya."

 

"Kau benar juga, Yensin. Nah, ayo, naik."

 

"Asyik, aku punya kuda hari ini," seru Hyera senang.

 

Hyera naik ke punggung Kangin yang lebar, lalu menjambaki rambut pendek Kangin selama berjalan. Kangin protes, tapi tidak ada yang menolongnya.

 

"Whoa... Hyera, aku juga mau punya kuda!" seru Hyosang, melempar ponsel Ryeowook begitu saja.

 

Shindong yang ketakutan berhasil menyelamatkan ponsel itu dari posisi melayang. Shindong lega.

 

"Hyosang onnie mau kuda?" Tanya Hyera, "itu, ada Kibum ahjussi."

 

"Tidak!" protes Kibum.

 

"Mau~~~ ahjussi, mau!!!" seru Hyosang, mengejar Kibum.

 

Yifang tertawa dan menerima segelas susu dari tangan Yesung. Melihat suasana ramai dan ceria ini, dia merasa sangat bahagia. Sambil mengelus perutnya, dia tidak sabar menantikan anak ketiga hasil buah cintanya dan Ryeowook lagi. Yeoja manis seperti Sangmi-kah? Atau namja cute seperti Ryeowoon? Siapapun dia nantinya, dia pasti akan berbakat seperti Ryeowook. Dan cinta mereka akan terus bertumbuh... hingga maut memisahkan mereka... sama seperti persahabatan mereka yang juga terus terjalin bagai air yang mengalir tiada henti... Yifang ingin menghabiskan sisa waktunya bersama orang-orang yang dicintainya itu...

 

 

AUTHOR'S POV

 

"Cut!!!"

 

Yifang dengan perlahan mundur dari pelukan Ryeowook. Dia menundukkan kepalanya, tidak berani memandangi Ryeowook.

 

"Bagus sekali acting yang tadi. Ciuman kalian terlihat alami," puji sutradara, "sekarang kalian bisa beristirahat."

 

Yifang cepat-cepat kabur ke meja yang penuh minuman. Dia perlu menenangkan hatinya yang berdebar keras setelah menjalani adegan ciuman dengan Ryeowook. Dia memandang pasrah buku skenarionya: dia tidak hanya sekali ciuman dengan Ryeowook, tapi bisa jadi berkali-kali, lalu dia juga dapat bonus: ciuman dengan Yesung. Yifang mengerang. Bukannya dia tidak suka, tapi menjadi beban tersendiri baginya untuk ciuman dengan kedua member Super Junior itu. dalam hati dia berpikir, kenapa dia bisa terpilih untuk peran di drama No Other The Story ini, yang ceritanya panjang hingga ke episode 55.

 

"Yifang jie!"

 

Yifang menoleh dan mendesahkan nafas lega ketika melihat Xili berlarian mendatanginya.

 

"Jie... apa rasanya?" Tanya Xili sambil terengah-engah.

 

"Apa?" Yifang bertanya balik.

 

"Ciuman dengan Ryeowook. Aku telat jadi tidak bisa melihat kalian syuting."

 

"Aku tidak bisa menikmatinya. Aku stress."

 

"Aku bisa mengerti, jie. Tapi masih banyak kesempatan lain untuk menikmatinya. Apalagi ada kesempatan untuk ciuman dengan Yesung juga."

 

"Sebentar lagi aku punya anti fans."

 

"Ngomong-ngomong aku juga syuting adegan ciuman dengan Donghae hari ini, malahan yang di ranjang."

 

"Aigo... aku mau nonton. Kau pasti senang, kan?"

 

"Aigo jie... jangan goda aku ya."

 

"Yifang."

 

Yifang dan Xili menoleh ketika melihat Yesung memasuki ruang tamu apartemen yang dijadikan lokasi syuting. Yesung memakai kaos putih berleher V dan rambutnya disisir rapi, tersenyum pada Yifang dan Xili.

 

"Sehabis ini ada acara?" Tanya Yesung dengan suaranya yang indah.

 

"Ng... aku... tidak..." gagap Yifang.

 

"Kita pergi makan malam yuk."

 

"Hah? Apa?"

 

Yesung tersenyum dan mengedikkan kepalanya. Yifang meminta pendapat Xili lewat lirikan mata dan Xili mengangguk bersemangat. Xili mendorong Yifang pergi.

 

"Sana, jie, kapan lagi ada kesempatan begini?" bisik Xili.

 

"Jangan kasih tau Manshi dan yang lainnya, nanti mereka heboh."

 

"Ne..."

 

Yifang mengambil backpack-nya dan pergi dengan Yesung. Xili mendengus melihat Yifang menjaga jarak dari Yesung seolah Yesung berpenyakit menular. Tapi Xili tau sepenuhnya, Yifang takut akan berhembus gossip yang tidak-tidak kalau dia terlalu dekat dengan Yesung. Padahal Yifang suka dengan Yesung, pikir Xili.

 

"Xili, Yesungie hyung dan Yifang... kemana?"

 

Xili melonjak ketika Ryeowook sudah di sampingnya, memandangi punggung Yesung dan Yifang.

 

"Ah, err... mereka... pergi makan malam," jawab Xili.

 

"Oh, padahal..." gumam Ryeowook.

 

Ryeowook memandangi sesuatu di ujung meja, dan Xili ikut memandang sesuatu itu... yang rupanya adalah tumpukan kotak makanan. Ekspresi Ryeowook yang setengah kecewa itu... jangan-jangan... Xili terkesiap. Apakah scenario cerita di No Other The Story... setengahnya akan jadi kenyataan? Kalau YeWook benar-benar menyukai Yifang... mungkinkah dia bisa berharap...

 

"Xili, aku belum terlambat kan?"

 

Jantung Xili nyaris copot lagi ketika melihat Donghae masuk ruangan. Donghae yang berambut pirang tersenyum padanya dan membuatnya gugup.

 

"Belum, oppa, kurasa... masih ada setengah jam lagi," jawab Xili.

 

"Ah, kalau begitu waktunya cukup. Aku... err..." gumam Donghae.

 

Donghae mendekati Xili, dan jarak mereka sekarang kurang dari setengah meter.

 

"Berpikir... bagaimana kalau kita latihan duluan untuk acting nanti? Aku takut kita akan kena NG berkali-kali."

 

"La... latihan?"

 

"Ne... err... ciuman."

 

Xili membelalakkan matanya. Apakah benar...? Yang tadinya hanya berupa acting, semuanya menjadi kenyataan? Jadi siapa yang akan Yifang pilih: Yesung atau Ryeowook? Yang akan dia pilih: Donghae atau Hangeng? Dan dengan begitu, Manshi dan Shindong, Meifen dan Siwon, Suxuan dan Leeteuk juga... Jantung Xili jadi berdebar-debar, tidak bisa menebak apa yang akan terjadi ke depannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun