Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] No Other, The Story [55/55]

21 Juni 2020   13:33 Diperbarui: 21 Juni 2020   13:29 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Yifang ayo duduk, jangan berlutut lagi... kasihan anakmu," wanti mama, membantuku berdiri.

Aku duduk di antara mereka berempat, dan rasa hangat mengalir di seluruh tubuhku. Aku bahagia. Sedangkan di sofa seberang, kulihat Manshi duduk di samping mamanya.

"Ma... dui bu qi aku sudah hamil duluan," ujar Manshi dengan nada menyesal.

"Sudahlah... mei guan xi, Manshi," mamanya memaafkan, "kami malah senang karena sebentar lagi dapat cucu."

"Mama... ih..."

Aku tertawa ringan. Meski tegang, sekarang aku merasa sangat bahagia karena keluargaku ada disini. Aku melirik cincin yang melingkar di jari tengah tangan kananku. Di tengah cincin itu ada intan kecil berbentuk bintang, itu adalah cincin yang diberikan Wookie untukku saat kami berlibur di pulau Jeju pada malam tahun baru kemarin. Lalu hari ini... aku akan mendapatkan tambahan cincin darinya.

"Waktunya sudah tepat. Kalian bisa keluar sekarang," perintah Mimi, "Mai ayi, Cai ayi, zou zheli... Kim ahjumma, ikuti saya..."

Mimi memang bisa jadi pemandu yang tepat disini karena dia bisa Mandarin. Dia membawa mama, omma dan Cai ayi keluar untuk duduk di barisan depan di dalam gereja, sedangkan orangtua namja akan mengantar kami masuk dalam gereja. Cai shushu mengangkat tangan kiri Manshi tinggi-tinggi, sedangkan aku (cukup unik) babaku mengangkat tangan kananku dan appaku mengangkat tangan kiriku. Manshi berjalan di depan, sedangkan aku mengikutinya dari belakang. Kudengar ada koor dari dalam gereja yang menyanyikan lagu pembukaan, lalu Hae membukakan pintu gereja setelah aku dan Manshi berdiri sejajar. Di dalam gereja, hiasannya jauh lebih indah dan meriah, dengan sinar temaram lampu berwarna kuning di gereja yang tampak seperti gereja-gereja di Roma, segalanya tampak sempurna. Tamu-tamu duduk memenuhi kursi yang ada (Umin oppa dan Soohee ada di antara mereka, tersenyum bahagia), semuanya menoleh dan bertepuk tangan melihatku dan Manshi. tapi semua itu bagiku tidak akan lebih sempurna jika tidak ada Wookie. Tapi Wookie ada disana. Dia (dan Ndong oppa yang memakai jas abu-abu, berdiri di sebelah kiri) memakai jas putih-pink dengan dasi kupu-kupu hitam, menoleh menungguku di depan altar. Meskipun jauh, aku tau ekspresinya: dia memandangiku lurus, di antara kaget dan bahagia. Senyum tipis mulai tampak di wajahnya, dan kutau dia adalah pengantin namja yang paling tampan yang pernah kulihat. Akupun tersenyum. Perlahan, aku dan Manshi dibawa menjalani karpet merah di tengah gereja menuju kedua calon suami kami. Cai ahjussi menyerahkan Manshi pada Ndong oppa, dan appaku menyerahkanku pada Wookie. Setelah itu, orangtua kami kembali ke tempat di samping istri mereka. Aku dan Wookie bertukar pandang, kami sama-sama tersenyum. Misa pemberkatan pernikahan dilanjutkan, tapi konsentrasiku tidak disini sama sekali karena aku dan Wookie tidak bisa berhenti saling lirik. Sampai akhirnya ketika Hae menyodorkan mic pada Wookie dan Ndong oppa, aku baru sadar bahwa prosedur pernikahan yang paling penting sekarang sedang berlangsung. Ndong oppa berdeham sekali-dua kali sebelum mulai mengucapkan janji pernikahannya.

"I, Shin Donghae, take you, Cai Manshi, to be my wife, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death us do part, according to God's holy law, and this is my solemn vow," janji Ndong oppa dengan sedikit gagap.

Sudahkah aku bilang bahwa pernikahan kami dilangsungkan dalam bahasa Inggris? Ini adalah usulku sebenarnya. Aku merasa pemberkatan pernikahan akan lebih indah dengan menggunakan bahasa Inggris dan untung saja, baik Manshi, Ndong oppa dan Wookie setuju saja. Kini jantungku berdebar menunggu Wookie mengucapkan janjinya.

"I, Kim Ryeowook, take you, Kim Mugung, to be my wife, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death us do part, according to God's holy law, and this is my solemn vow," janji Wookie dengan lancar, tersenyum padaku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun