Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] I'm (Not) Allow to Love You [10]

7 Maret 2020   11:08 Diperbarui: 7 Maret 2020   11:02 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

Song list:

  • Taeyeon -- All About You
  • ASTRO -- Always You
  • THE EAST LIGHT -- Are You Okay
  • Crush -- Beautiful
  • NCT DREAM -- Candle Light
  • IOI -- Downpour
  • WANNA ONE -- Home 
  • WANNA ONE -- I.P.U Confession Version
  • Henry -- It's You
  • NU'EST -- Love Without Love

Hari terakhir pekan olahraga. Banyak yang senang karena hari ini adalah hari final untuk semua cabang olahraga, ada yang senang karena mereka sudah kelelahan, adapun yang sedih karena itu berarti Senin sudah waktunya belajar lagi. Bagaimana denganku? Aku tegang karena memikirkan taruhanku dengan Chungdae. Dia muncul pagi-pagi sekali saat aku baru membuka bekal sarapanku di pinggir lapangan basket. Dia duduk di sampingku dan melirik bekalku.

"Miss, aku lapar."

"Kenapa kau tidak sarapan dulu? Ambil sebanyak yang kau mau."

Dia makan potongan kimbap dengan lahap seolah tak ada hari esok.

"Kalau besok kita pergi kencan, tolong bawakan kimbap ya."

"Jangan bicara keras-keras!"

"Masakan miss enak sekali."

"Habiskan saja semuanya."

"Kurasa aku cukup berenergi sekarang. Aku siap memenangkan semuanya!"

"With that spirit, I trust you can win."

"And I will win your heart too!"

Aku memutar bola mataku lagi, dia mulai lagi deh.

"I'm serious miss. Please just look at me today, not the others."

"Who do you mean by others?"

"Apa ada pesta kimbap disini?" tanya Joonki yang mendadak muncul dan merebut kimbap dari tangan Chungdae.

"YA! ITU PUNYAKU!"

"Enak. Aku mau lagi."

"Jangan bertengkar, aku punya banyak," tawarku sambil tertawa.

Mungkin karena banyak makan kimbap, Joonki dan Chungdae banyak sekali mencetak skor dalam pertandingan basket. Meski dengan kemenangan tipis 7 poin, bagaimanapun kelas kami menjuarai cabang basket tahun ini.

"Kalian hebat!" pujiku sambil memberi hi five kepada muridku satu per satu.

"Kami hebat karena wali kelas kami hebat," ujar Joonki sambil tertawa lepas.

Berikutnya Yeowoo juga menang di cabang lari, sementara Hyeil menunjukkan bahwa dia adalah raja bulutangkis di sekolah kami. Di cabang bowling dan panahan, tak bisa dipungkiri bahwa Donghyun adalah yang terbaik. Kami juga menang di cabang voli. Hanya tersisa sepakbola dan taekwondo, dua cabang terakhir yang pertandingannya akan berlangsung sore ini. Rasanya dukungan seluruh sekolah terbagi dua antara kelas 2B dan 1B. Nama yang paling sering digaungkan adalah Donghyun, Dongsun dan tentu saja Chungdae.

"Semangat Chungdae oppa!" teriak Youngkyong keras.

"Ah ya ya. Berteriak lebih keras supaya pacarmu itu semangat," ujar Chinye sambil tertawa.

"Pacar apa, aku tak punya pacar."

"Sampai kapan kau mau menyangkal itu?"

Benar. Apa yang selama ini kupikirkan? Youngkyong dan Chungdae. Mereka lebih serasi dibanding aku dan Chungdae. Siapa aku ini? Berani-beraninya menganggap perhatian Chungdae untukku lebih dari perhatian murid pada gurunya. Kau bodoh, Choeun!

"CHOEUN APA KAU LIHAT ITU?" teriak Eunyul eonni mengguncang tubuhku.

"Apa yang terjadi?"

"Chungdae baru saja menyelamatkan gawang dari tendangan keras Donghyun! Dia baru saja membuktikan kualitasnya sebagai kiper utama tim sekolah!"

Chungdae terlihat melakukan selebrasi dengan mengangkat tangannya ke arah penonton dengan bangga. Pertandingan berlangsung dengan sangat ketat hingga menjelang akhir pertandingan, setelah Chungdae menyelamatkan gawang sampai dia harus merebahkan diri di rumput, Dongsun mencetak satu-satunya gol kemenangan. Begitu peluit dibunyikan, penonton yang mendukung 2B langsung berhamburan menuju lapangan untuk memberi selamat dan suasana sangat riuh saat itu. Aku berdiri dan berusaha mencari siapapun dalam tim untuk memberikan selamat ketika saat itu aku ditarik dalam pelukan erat.

"Tinggal selangkah lagi. Apakah miss menantikan hari esok seperti aku menantikannya?"

Jantungku seolah berhenti berdetak. Chungdae memelukku. Dia basah dan agak berbau keringat, tapi herannya, aku tak menolak dipeluknya. Sepertinya, aku bisa melupakan segalanya dan berharap waktu bisa berhenti saat ini juga.

Like time had stopped

It's like a miracle to me

On this road that we've walked by chance

The first time that I saw you

I wanted to lean on you

I was scared

Now, looking back

We were never 'by chance'

You were by my side, for no reasons

You who held my freezing hands tightly

I want to hold you
You

Right now, more important than myself, you

I want to be beside you
You

Where I want to be, you

Even if time passes, I'll always be here

I'll be the home in which you can rest in, anytime

You

Can always return
You

Always

(WANNA ONE -- Home )

"Ah maaf miss, kau jadi basah."

Aku hanya bisa membeku ketika Chungdae melepasku.

"Bertemu nanti di arena taekwondo, miss!"

Dia dengan ceria berlalu dari hadapanku. Apa yang baru saja dilakukannya padaku? Apa ada yang melihat? Tapi suasana masih sangat kacau di sekitarku. Mudah-mudahan tak ada yang melihat. Akupun bergegas menuju arena taekwondo setelah suasana ramai menjadi agak reda.

"Aku akan mendukung Dongsun. Maaf, aku berseberangan denganmu hari ini," ujar Eunyul eonni sambil menawariku sebungkus popcorn.

"Sesekali berseberangan," tawaku sambil makan dengan lahap.

Sebenarnya aku ingin berkonsultasi padanya, tapi aku tak yakin bagian mana yang harus kuceritakan padanya.

"Aku tidak akan mengalah," ujar Chungdae sambil tersenyum.

"Jangan mengalah dan ayo kita bertanding dengan sportif," balas Dongsun sambil juga tersenyum.

Mereka berdua teman sejak kecil, aku tak tau bagaimana mereka berdua bisa saling menyerang meskipun ini hanya pertandingan. Harusnya Dongsun diunggulkan karena tubuhnya yang lebih tinggi dan kakinya yang panjang, tapi aku salah, karena rupanya Chungdae agak sedikit lebih lincah darinya. Beberapa kali tendangan Chungdae on point dan terlihat keras. Aku hanya berharap mereka tak akan pernah benar-benar berkelahi.

"Hasilnya sangat ketat," ujar Im Saem yang memimpin dewan juri, "namun setelah kami menambahkan semua nilainya..."

"Dongsun. Pasti Dongsun," gumam Eunyul eonni.

"Pemenang turnamen taekwondo tahun ini adalah..."

Di seluruh ruangan bergema teriakan nama Dongsun dan Chungdae.

"Kelas 2B..."

"Kita tau mereka di kelas 2B, saem," keluhku geram.

"HEO CHUNGDAE!"

Suasana menjadi riuh lagi dan Dongsun langsung mengangkat Chungdae di bahunya, sebelum seluruh murid kelas 2B mengerumuni mereka.

"Ah kau menang," ujar Eunyul eonni pura-pura kecewa, "selamat!"

Aku tertawa dan memeluknya. Pekan olahraga yang menyenangkan, tahun ini. Aku membereskan segala dokumen di ruang guru yang sudah kosong.

"Baik, tinggal menyerahkannya hari Senin nanti."

"Miss Baek!"

Aku menoleh dan Chungdae berdiri di ambang pintu. Rambutnya basah dan dia sudah memakai kaos, sepertinya baru selesai mandi. Dia tersenyum lebar.

"Besok jam 9 pagi di COEX Mall. Jangan terlambat."

Aku menelan ludahku dengan susah payah. Ini dia yang kutakutkan terjadi. Atau apakah aku mengharapkannya?

"Jangan termenung begitu. Apakah kau ingin kupeluk lagi?" ujarnya sambil melangkah mendekat.

Aku mendorongnya sedikit, "tidak, terima kasih. Pulanglah! Ya ya aku mengerti!"

Dia tertawa dan berlari keluar, "sampai ketemu besok miss. Aku mungkin tidak bisa tidur malam ini."

Kurasa aku juga tidak bisa tidur, Heo Chungdae.

With the most comfortable heart

To be able to dream

To be able to take off the luggages of your mind

Even if you didn't have to, you were there for me

Because of you, embracing everything of me
Uh

Who was in the dark uh

Because of you
Uh

Not me, it's all because of you uh
All about you

I won't be scared of the new days anymore

I'll make you and me feel at home

I want to hold you
You

Right now, more important than myself, you

I want to be beside you
You

Where I want to be, you

Even if time passes, I'll always be here

I'll be the home in which you can rest in, anytime

You

Can always return
You

Always

(WANNA ONE -- Home )

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun