Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | I'm (Not) Allow to Love You [3]

26 Januari 2020   19:23 Diperbarui: 26 Januari 2020   19:18 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

Song list:

1. YookSungjae -- Loving You Again

2. DGNA -- Lucky Man

3. Yoo Seonho -- Maybe Spring

4. STRAY KIDS -- Neverending Story

5. Eric Nam & CHEEZE -- Perhaps Love

6. Rainbow -- Pretend

7. GB9 -- Propose

8. Wang Leehom -- The First Morning

9. Moon Junyoung & Park Sangjun -- Too Late

10. WANNA ONE -- Wanna

11. ASTRO -- You're My World

Sudah hampir jam 8 malam ketika aku mengatur jam pertemuan dengan Chungdae. Anak itu terlalu aktif di kegiatan club sampai aku tak yakin dia ada waktu buat belajar di rumah. Ruang guru sudah sepi saat itu, Kim sonsaengnim pulang hampir 40 menit yang lalu. Terdengar ketukan di pintu dan sejenak kemudian sosok Chungdae melangkah masuk.

"Hi miss," sapanya ceria.

"Come sit in front of me," ujarku.

Bajunya bersimbah keringat dan rambutnya terlihat berantakan.

"Kau harus segera ganti baju atau mandi sebelum pulang."

"Wow miss sangat perhatian padaku."

"Aku perhatian pada semua muridku. Ngomong-ngomong berita apa ini yang kudengar kalau kau dan Youngkyong berpacaran?"

Chungdae tersenyum lebar, "berita itu sudah sampai ke telinga guru?"

"Jadi berita itu benar?"

"Untuk sementara yang bisa kukatakan adalah, kurasa kami saling mencintai."

Aku memutar bola mataku, "apapun itu, pastikan kalian tidak berpacaran di lingkungan sekolah."

"Don't worry miss, if we do, we'll be extra careful."

"Yes, for me, I really don't mind it," ujarku membuat Chungdae terlihat kaget, "what I mean is, oh come on, you're on the age already. I think it's okay to date someone. But as you know you gonna break the rules and we gonna be in trouble, just be careful."

"That's it! That's why I really like you, miss!" seru Chungdae girang.

"Now you need to go home."

Chungdae bangkit dari kursinya, "thank you miss. Please go home safely or I'll be sad."

"I'm not a kid so don't worry about me."

Chungdae berlarian menuju pintu.

"Change your clothes!"

"Alright alright miss!"

"And good luck!"

Aku tertawa saat Chungdae memberikanku salam saranghae dengan kedua jarinya sebelum dia benar-benar pergi. Bocah itu, aku tak yakin dia sudah cukup dewasa untuk berpacaran.

***

"YA TUHAN!"

Aku baru melewati pelataran loker anak SMA ketika aku mendengar teriakan itu disertai suara gemuruh benda berjatuhan di menit berikutnya. Takut sesuatu yang buruk terjadi, aku berjalan cepat ke arah suara gemuruh tadi.

"Seperti yang diharapkan dari seorang Youngkyong," ujar Chinye sambil tertawa, "selalu terjadi setiap tahun kan?"

Rupanya suara gemuruh tadi disebabkan oleh puluhan bungkus coklat yang berjatuhan dari loker Youngkyong saat dia membukanya. Oh, ada beberapa tangkai bunga, buket bunga yang dijejalkan sedemikian rupa dan bahkan beberapa helai surat di lantai. Youngkyong hanya bisa mendesahkan nafas panjang saat dia mulai memunguti barang-barang itu.

"Aku bisa sakit diabetes kalau aku makan semua coklat ini. Ambil sebanyak yang kau suka, Chinye," pinta Youngkyong.

"Oh tidak bisa. Mereka memberikannya untukmu, bagaimana mungkin aku yang memakannya," ujar Chinye sambil membantu Youngkyong, "kurasa untuk menghentikan semua ini, kau harus mulai pacaran dengan seseorang. Dengan resmi, maksudku."

"Apa kalian baik-baik saja? Atau butuh bantuan?" tanyaku sambil melangkah mendekat.

"Ah we're okay miss, don't worry," jawab Chinye sambil berdiri sejenak.

"Wow! Coklat! Boleh untukku?" Chungdae mendadak muncul dari belakangku dan membuat suasana riuh.

"Ambil saja, tapi bantu kami bereskan," pinta Youngkyong.

Aku menggelengkan kepala dan beralih ke lorong loker guru SMP & SMA di sebelah loker siswa. Aku baru ingat hari ini Valentine's Day, pantas banyak pernak pernik romantic dijual di mana-mana akhir-akhir ini. Valentine... coklat. Ah aku sudah lupa kapan terakhir kali aku merayakanValentine dengan seorang pacar.

Kurasa ini tahun ketigaku merayakanValentine's Day sendirian. Ah sudahlah, itu tak penting. Betapa terkejutnya aku ketika aku membuka lokerku, ada sesuatu yang berbulu coklat jatuh keluar. Kuambil benda itu dan ternyata adalah sebuah boneka anjing yang berukuran setengah lokerku. Aku kebingungan, siapa yang memberiku boneka?

Lalu kusadari ada sebatang coklat juga di dalam lokerku, ada kartu kecil dan di dalamnya ada tulisan "Happy Valentine's Day, Miss Baek" terketik rapi di dalamnya. Tak ada nama pengirim. Siapa yang memberiku hadiah? Keheranan, aku hanya meninggalkan kedua benda itu di lokerku lagi, hingga aku mengambilnya kembali pada saat pulang kerja. Siapapun itu yang memberikannya kepadaku, terimakasih. Bonekanya lucu, tak akan kutinggalkan disitu. Dan aku suka coklat. Jadi, akan kuambil daripada mubazir.

***

"Ah, aku lelah..."

Aku berjalan lunglai menuju apartemenku. Akhir-akhir ini kerjaan mengoreksi tugas dan test murid-murid mulai menumpuk lagi. Inilah yang terjadi jika kamu mengajar 10 kelas sekaligus. Aku lapar tapi malas sekali rasanya mencari makan malam. Aku hanya ingin tidur. Ah, lampu jalan dekat apartemen rusak lagi. Aku tidak tau harus melapor ke siapa atau adakah orang yang pernah melaporkan tentang ini. Aku akan cari tau di internet.

Tunggu, mendadak perasaanku tidak enak... aku mendengar sejak aku keluar dari stasiun subway tadi ada yang mengikuti langkahku... aku menoleh. Tak ada siapapun. Suasana sepi dan agak gelap. Aku tidak takut pada hal mistis, yang kutakutkan justru manusia, karena kelakuan manusia bisa lebih kejam daripada setan.

Mungkin hanya perasaanku karena aku lelah. Aku terus berjalan, tapi sedikit lebih cepat. Dan aku mendengar langkah-langkah itu lagi. Aku menoleh lagi dan tak ada siapapun lagi. Ini tidak beres. Aku memutuskan untuk berlari tapi detik berikutnya aku menabrak sesuatu dan terjatuh.

"Miss Baek!"

Aku menemukan diriku duduk di lantai dan sesuatu, tepatnya seseorang, yang baru saja kutabrak rupanya Donghyun.

"Min Donghyun?"

"Maafkan aku, miss, apa miss baik-baik saja?"

Dia mengulurkan kedua tangannya dan membantuku berdiri. Sial, ini memalukan sekali. Aku berusaha menepuk celanaku dan berdeham.

"What are you doing here?"

"Ah, I've just visited my uncle. His house is at the apartment complex over there," jawab Donghyun sambil menunjuk ke apartemen di sebelah gedung apartemenku, "and what about miss? You kinda look scared."

Akan memalukan kalau kuceritakan apa yang baru kualami. Aku takut aku hanya paranoid saja.

"Aku... ini gedung apartemenku. Ya, aku akan pulang," aku tertawa gugup sambil menunjuk gedung apartemenku.

"Ayo miss, kutemani sampai di depan."

"Kau tidak perlu melakukan itu, ini sudah malam, kau harusnya pulang."

"Justru karena ini sudah malam. Orangtuaku mengajarkan kami untuk menemani perempuan dan mengantar mereka sampai ke depan tempat tinggal mereka."

Belum selesai aku mencerna kata-katanya, Donghyun perlahan melepasbackpack-ku dari punggungku dan menyampirkan di bahunya yang masih lowong. Bahu sebelahnya untuk dia membawa backpack dia sendiri. Pasti dia langsung kesini setelah pulang sekolah.

Aku tersenyum padanya, "baiklah. Thanks Donghyun."

"Not a big problem, miss."

Dan aku tidak mendengar langkah apapun lagi hingga aku masuk dengan selamat ke apartemenku. Mungkin semua itu hanya halusinasiku.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun