"Suxuan! Kau ikut kontes ini dan tidak lolos! Itu yang kau lakukan dua hari ini! Tapi aku tidak tau kalau kau berminat di dunia entertainment!" seruku, mengalihkan pandangan ke wajahnya.
        "Iya. memang aku tertarik. Dan aku gagal untuk yang ketujuh kalinya!"
        "APA?" tanyaku dan Henry kompak.
        Suxuan tiba-tiba menjatuhkan wajahnya ke tangannya yang dilipat di meja, sedangkan tangan kanannya memukul meja. Untunglah saat itu kelas sedang sepi, banyak yang belum datang. Henry mengitari meja dan mencengkeram tangannya.
        "Jangan menyakiti dirimu sendiri, Suxuan," Henry mengingatkan.
        "Pasti ini gara-gara aku kurang cantik. Promotor yang sebelumnya bilang aku kurang cantik. Kalau bakat mungkin aku ada. Aku lelah sekali mewujudkan impianku. Aku ingin berhenti," ujar Suxuan, masih menundukkan wajahnya.
        "Gak gitu kok, Suxuan. Kalau menurutku... kau hanya kurang punya style. Kurang tepat."
        Suxuan mengangkat kepalanya dan memandang Henry.
        "Oh ya?" tanyanya.
        Aku memperhatikan Suxuan dengan baik. Tinggi badannya memang mungkin tidak sampai 155 cm, tapi badannya mungil, itu modal yang bagus. Jelek? Tentu tidak. Sepertinya pendapat Henry benar dan sepertinya... aku tau jalan keluarnya.
        "Suxuan, tentunya kau mau ikut kalau ada kontes berikutnya, kan?" tanyaku untuk memastikan.