Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[15/55] No Other, The Story

20 April 2019   14:11 Diperbarui: 20 April 2019   14:47 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Sudahlah! Kau diam saja! Kalian cari apartemen baru dan lupakan saja si Yesung itu! Pokoknya aku tak mau sekalipun dengar kau mengucapkan namanya lagi, ngerti?"

  Yifang menundukkan kepalanya. Aku jadi marah padanya, tapi melihat Xili yang menggelengkan kepalanya panic, aku tau sekarang aku sebaiknya tidak ikutan marah. Keadaannya sudah cukup kasihan tanpa aku menambah kesulitannya lagi sekarang. Aku memanggil taxi dan membawa mereka ke apartemenku. Kelihatannya Yifang sama sekali tidak peduli mau dibawa kemana sekarang. Aku membuka pintu apartemenku nomor 303.

"Err... ini apartemenku. Silakan masuk."

Aku sebenarnya sedikit malu mengajak mereka masuk, soalnya apartemenku berantakan. Aku menendang minggir kain lap yang kulempar sembarangan tadi pagi dalam ketergesaanku ke salon, dan kain itu jatuh ke gagang sapu, sapu itu jatuh juga ke tong sampah, sekarang isi tong sampah itu berserakan di sekitarnya. Aduh. Aku selalu begini. Xili mendengus, kupikir dia nyaris tertawa. Aku mengajak mereka duduk di satu-satunya sofa untuk bertiga yang ada di apartemenku itu.

 "Untuk sementara, err... tinggallah disini. Agak sempit dan berantakan, sih, tapi... masih bisa jadi tempat tinggal kok."

 "Bagaimana kita berempat bisa tidur di ranjangmu?" Tanya Xili polos.

Pertanyaan yang bagus. Aku memandangi ranjangku yang dua tingkat. Aku biasa tidur di tingkat atas, tapi tingkat bawahnya aku letakkan banyak buku, dan kasurnya kumasukkan paksa ke dalam lemari.

"Err... aku bisa bereskan tingkat satu, jadi dua orang bisa tidur di tingkat satu, dan satu orang tidur denganku di tingkat atas. Aku akan bereskan sekarang."

 Aku mulai membereskan barang apa saja yang bisa kumasukkan paksa dalam lemari atau laci, yang penting kelihatan sedikit lebih rapi. Setelah 10 menit aku bekerja sendirian, Xili akhirnya membantuku merapikan baju-baju yang kulempar sembarangan ke dalam mesin cuci atau lemari baju.

 "Manshi, kau bisa mengabari Aqian alamat kita? Nanti jam tiga dia sudah pulang."

"Oh ya. Aku akan kirimkan pesan padanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun