Mohon tunggu...
wydi esti
wydi esti Mohon Tunggu... Guru - perempuan

asli Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Oh Buku, Kau Hadiah Terbaikku

6 Oktober 2021   08:10 Diperbarui: 6 Oktober 2021   08:12 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oh Buku,Kau Hadiah Terbaikku

Oleh Wydiesti      

         Yanti duduk termenung sambil memandangi buku-buku yang menumpuk di hadapannya.Buku itu adalah karyanya. Sudah beberapa hari,bukunya tidak ada yang order.Ia bingung mau di kemanakan buku sebanyak itu.Di sisi lain, dia harus mengembalikan uang yang digunakan  untuk mencetak buku-buku tersebut kepada temannya.Ia benar-benar bingung.

      Sebenarnya bukunya itu isinya bagus karena isinya sangat bermanfaat yakni berisi tentang pengalaman dia sebagai seorang penderita kanker.Dalam buku itu banyak mengandung motivasi diri.Buku itu ia kerjakan selama satu  bulan.Sayang,suaminya tidak mendukung ketika ia membuat buku tersebut. Beberapa kali ia ditegur ketika mulai mengerjakan buku tersebut.

         "Kamu itu sudah tua Bu... mengapa susah-susah menulis buku... buat apa?"ujar

          suaminya ketika  ia mulai menulis

        ."Lebih baik kamu perbaiki diri untuk mengisi masa tua bukan menulis buku... buang

          buang waktu saja,"kata suaminya yang membuat dia agak kendor semangatnya

          dalam membuat buku.

          "O.. iya aku sudah tua mengapa tidak menggunakan masa tuaku dengan

          beribadah,"bisik hatinya setelah ditegur suaminya.

         "Tapi... aku membuat buku ini kan juga bentuk ibadahku,"bantah bisikan hatinya

           yang lain.

         "Tapi kamu harus nurut pada suamimu yang tidak setuju kalau kamu menulis

           buku,"kata bisikan itu muncul kembali.

Pertentangan batin itu muncul di tengah-tengah ia menulis buku.Mau rasanya ia berhenti menulis, tapi ia ingat bahwa ia menulis demi kebaikan hingga akhirnya ia memutuskan untuk terus menulis.

       Kemauan Yanti menulis buku bukanlah sesuatu yang tidak beralasan. Dia membuat buku karena ingin memberi hadiah pada dirinya sendiri dan memberi manfaat kepada orang lain.Buku yang dituliskan merupakan rekaman dirinya ketika kanker menyerangnya.Dia ingin orang yang menderita kanker bisa membacanya dan menjadikannya sebagai semangat dalam menjalani penyakitnya.Niat itulah yang membawa Yanti bersikeras untuk menyelesaikan buku itu hingga akhirnya bukunya bisa terbit.Yanti merasakan kepuasan tersendiri karena menyelesaikan bukunya dan bisa diterbitkan.

       Tapi kini,dia menghadapi masalah bagaimana ia harus menjual buku tersebut.Dia belum berpengalaman dalam menjual buku.Ia berusaha menawarkan kepada teman-temannya tetapi tidak ada yang berminat.Hingga akhirnya,dia mendapat pesanan bukunya dari saudaranya yang berada di Jakarta.Saudaranya itu juga penderita kanker.Ia tertarik membeli buku Yanti karena isinya tentang kanker.

       "Alhamdulillah ada juga yang membeli bukuku walau hanya satu,"ucap Yanti  ketika

        membaca SMS dari saudaranya yang isinya mau membeli bukunya.

Di sisi lain, dia masih bingung karena bukunya masih banyak yang belum terjual sedang ia punya tanggungan utang kepada temannya.Dia kadang merasa bersalah mengapa tidak menuruti kemauan suaminya yang melarangnya untuk menulis.

        "Mengapa aku dulu tidak mengikuti anjuran untuk berhenti menulis... coba kalau aku

         tidak menulis buku, kan tidak terjadi seperti ini,"kata hatinya yang seakan-akan ia

        menyalahkan dirinya.

        "Jangan seperti itu Yanti... dirimu sudah punya niat yang baik ... insyaallah akhirnya

         juga baik kok,"kata hatinya yang lain.

        "Tapi kenyataannya kamu malah dapat masalah seperti ini,"bantah kata hatinya.

Yanti mengalami pertentangan batin yang sangat kuat.Akhirnya ia memutuskan untuk berusaha dan berdoa agar bukunya laris terjual.Dia berusaha menghubungi semua rekan-rekanya yang ia kenal baik lewat warshap maupun facebook .Setiap kali bertemu dengan  orang yang kira-kira mau membeli bukunya,ia menawarkannya.Banyak sekali tanggapan dari orang yan ia temui ketika memasarkan bukunya.

       "Buku itu isinya apa?"Pertanyaan yang selalu muncul ketika ia menawarkan buku

        tersebut.

       Ada juga yang berkomentar,"Wah... sebenarnya aku pengin juga membelitapi... aku

       tidak punya uang."

 Puluhan orang menolak untuk membeli buku Yanti.Hingga akhirnya,Yanti merasa bukunya tidak akan laku sehingga ia berniat untuk memberikan bukunya dengan cuma-cuma kepada orang yang membutuhkan.

       "Mengapa aku tidak berpikir kalau buku tidak terjual maka aku bisa memberikan

        dengan cuma-cuma,"bisik hatinya.

       "Tapi Yanti... utangmu bagaimana? Siapa yang membayarnya... kamu sendiri tidak

        punya banyak uang... dari mana kamu mendapatkan uang kalau tidak menjual buku

        itu,"bisik hati yang lain.

Ketika dia sedang terjadi pertentangan pada dirinya tentang bukunya,hpnya berdering.

Kemudian ia angkat hpnya yang ternyata saudaranya yang dulu membeli bukunya.

       "Yan,aku sudah membaca bukumu... tenyata bagus dan memotivasi sekali,"kata

        saudaranya itu.Yanti pun menjawab,"Alhamdulillah."

        Saudaranya meneruskan perkataan ,"Begini Yan... tadi aku bertemu dengan seorang

         pengusaha kaya yang istrinya sedang menderita kanker...katanya dia mau pesan

         bukumu dan aku berikan nomor hpmu."

         Yanti pun menjawab dengan gembira,"Alhamdulillah... terima kasih banyak ya Mbak

         telah membantu memasarkan."

         "Ya sudah kalau begitu... lain kali kalau ada infomasi tentang pemesanan bukumu

          akan aku hubungi kembali... assalamualaikum,"saudaranya mengakhiri percakapan

         lewat hpnya itu.

         "Waalaikumsalam,"jawab Yanti.

Yanti merasa sedikit lega mendengar informasi dari saudaranya itu. Kini dia bersemangat kembali untuk menjual bukunya.Keyakinannya muncul kalau bukunya bisa terjual banyak.

Namun,harapan tetap harapan yang hanya dalam impian karena beberapa hari berlalu bukunya tidak ada yang memesan.Ketika Yanti dalam keadaan bingung,hpnya berdering dari nomor yang tidak ada namanya. Dia berharap ada yang pesan dari orang yang menelpon dirinya itu.Sangkaannya ternyata benar, orang yang menelponya adalah orang yang dikatakan saudaranya yang akan memesan bukunya.

          "Assalamualaikum... apakah ini nomor mbak Yanti yang menulis buku tentang

         kanker?"tanya penelpon itu.

         "Benar... ada apa ya?"jawab Yanti penasaran.

          "Begini mbak perkenalkan nama saya Pak Anto.Saya mau pesan satu buku yang

           mbak buat,"ujar penelpon tersebut yang bernama Anto.

Mendengar jawaban pak Anto,Yanti merasa gembira karena bukunya ada yang memesan.

         "Iya Bapak ... dengan senang hati nanti saya kirim,"jawab Yanti dengan gembira.Beberapa hari kemudian buku sudah sampai ke tangan pak Anto.Buku itu ia berikan kepada istrinya yang sedang menderita kanker yang saat itu sudah tidak semangat lagi dalam hidupnya.Ketika menerima buku yang diberikan oleh suaminya,ia hanya memandanginya kemudian membolakbalikkan halaman demi halaman.Ia baca secara sekilas tapi lama kelamaan ia tertarik untuk membaca secara teliti dan seluruhnya.Setelah membaca seluruh isi buku,istri Anto mulai merasa ada kekuatan yang luar biasa yang ada pada dirinya sehingga dia mendapatkan semangat hidup yang baru.Perubahan istri Anto terlihat dari raut mukanya yang kembali segar dan penuh optimisme.Anto melihat perubahan pada istrinya hanya bisa mengucap syukur.

         "Alhamdulillah... istriku sudah pulih semangat hidupnya...."Anto pun mendekati

         Istrinya.

          "Istriku kau tampak gembira... apa yang bisa membuatmu seperti ini,"tanya Anto

          penuh ingin tahu.

          "Buku ini Mas yang membuat semangat hidupku jadi kembali... Isi buku ini sangat

          bagus menyadarkan kembali diriku yang selama ini terkungkung dalam

           keputusasaan terhadap penyakit yang kuderita... buku ini benar-benar membawaku

           ke dalam kesadaran hidupku,"ungkap istri Anto dengan sungguh-sungguh.

Tak terasa,air matanya menetes karena merasa menemukan sesuatu yang hilang pada dirinya selama ini.

        "Kalau begitu... sebagai tanda syukur, kita berkunjung ke mbak Yanti,penulis buku ini

        ya Bu,"sahut Anto dengan rasa gembira.

        "Iya mas...,jawab istri Anto.

       Yanti masih dalam keadaan bingung karena bukunya hanya terjual dua buah sedang ia harus mengembalikan utang pada temannya.Suaminya terus menyalahkan dirinya karena tidak mengikuti saran yang diberikan kepadanya untuk tidak menulis buku.

       "Assalamualaikum,"terdengar suara di luar pintu rumah.Yanti bergegas melangkah

       keluar dari kamar.

       "Waalaikumsalam,"Pintu ruang rumah dibukanya dan tampak dua orang yakni laki-laki

       dan perempuan yang sudah berada di hadapan Yanti

      ."Maaf...  apa ini benar rumah mbak Yanti yang menulis buku tentang kanker?"tanya

       Anto sebelum masuk dipersilakan masuk oleh Yanti.

       "Iya benar... saya sendiri... ada apa ya?"O iya silakan masuk dan duduk dulu... :Yanti mempersilakan Anto beserta istrinya.

Anto pun mulai bercerita tentang buku yang dipesannya dari Yanti dan kemudian dibaca istrinya yang menderita kanker.

       "Setelah membaca buku ini, istriku kembali pada semangat hidupnya... untuk itu

        sebagai ucapan terima kasih kami akan memborong semua buku yang mbak cetak

        dan akan kami bagikan kepada orang-orang yang bernasib sama dengan istri

        saya...."

Mendengar perkataan Anto,Yanti tidak percaya kalau hari itu bukunya akan diborong.

        "Ini benar Pak... saya tidak percaya dengan semua ini...."Yanti mengucap dengan

          terbata-bata dan kelihatan air matanya menetes tanpa bisa dikenadalikan.

         "Iya Mbak ini benar... dan sebagai hadiah semua ini kami memberikan sesuatu pada

           mbak Yanti dan suami mbak yakni umroh ke Tanah Suci".

Yanti benar-benar tidak percaya tentang apa yang didengarnya.Dia seperti sedang bermimpi.Setelah menyadari bahwa yang didengarnya adalah kenyataan,dengan gerak reflek dia bersujud dan mengucap syukur.

       "Alhamdulillah... Kau Maha mendengar Ya Allah Semua ini adalah kehendak-Mu..

     . apapun bisa terjadi... "ungkap Yanti dengan menadahkan kedua tangannya dan

        terharu.

Yanti  buru-buru meninggalkan Anto untuk menemui suaminya dan kemudian ia ceritakan semua yang dengarnya dari Anto.Suaminya kaget mendengar cerita dan tidak percaya atas cerita Yanti.

       "Ini benar ,Bu?"tanya suami Yanti tidak percaya.

       "Benar Mas,"jawab Yanti dengan mantap.

      "Kalau semuanya benar bu...Alhamdulillah ini rezeki kita Bu yang tidak kita

        sangka....."ujar suami Yanti

      "Aku minta maaf ya Bu karena dulu pernah menghalangimu untuk menulis buku

       ini,"ungkap Suami Yanti sambil memeluk.

      "Iya mas,semua sudah saya maafkan dan saya juga minta maaf kalau selama saya

        menulis buku,pelayanan saya pada mas berkurang..."sambung Yanti sambal

       mengusap air matanya.

     Yanti dan suaminya kemudian masuk ke ruang tamu kemudian mereka mengucapkan terima kasih kepada Anto yang telah memberikan hadiah umroh kepada keduanya.Setelah dirasa cukup,Anto pun pamit untuk pulang ke Jakarta dengan membawa semua buku Yanti.

Yanti mengantarkan Anto dan istrinya sampai di depan mobil yang ditumpangi Anto.

Ia merasakan bukunya benar-benar hadiah terbaik selama hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun