Mohon tunggu...
Karimatus Sahrozat
Karimatus Sahrozat Mohon Tunggu... Editor - Writer, Editor

Smile. It will bring you luck.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aldi

8 Juni 2022   08:16 Diperbarui: 8 Juni 2022   08:52 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat banyak orang, setiap hubungan memang harusnya punya nama. Aku, jujur saja tidak tahu bagaimana harus menyebut nama hubungan kami. Kalau cuma mau berdasar pada definisi, aku bisa menyebut Aldi sebagai apa saja. Terkadang dia seperti orang tuaku, terkadang dia seperti kakak atau adikku, dan di lain waktu dia jadi temanku. Jadi nama-nama hubungan yang ada tidak cukup tepat untuk mendefinisikan seperti apa sebenarnya hubungan kami.

Kalau ditanya apakah aku mencintainya? Tentu saja. Kadang kupikir hubungan kami platonik saja. Bahkan kalaupun suatu hari dia menikah dengan perempuan lain yang dia cintai, aku pasti akan ikut bahagia. Kurasa aku tidak akan bersedih cuma karena hal itu. Kurasa, aku tidak akan keberatan untuk berteman juga dengan istri dan anak-anaknya kelak. Kurasa, tidak masalah juga jika aku harus jadi Snape dalam Harry Potter, sementara dia tetap Lily yang akan bahagia bersama James.

Tapi kalau ditanya siapa orang yang dengannya aku bersedia menikah nanti, jawabanku cuma satu: Aldi. Entah kenapa rasanya dia orang yang tepat saja. Dan kalau disuruh bercerita soal dia, rasanya aku bisa terus bicara sampai seharian penuh tanpa bosan. Sebab ada begitu banyak momenku bersamanya. Ada begitu banyak sedih dan tawaku bersamanya yang tidak pernah tidak menyenangkan untuk dikisahkan.

"Enggak percaya kalau tenda itu punyaku?" Aldi membuyarkan lamunanku. Masih membahas soal tenda yang kulihat tadi. Padahal kami sudah berjalan melewatinya. Tadi, orang-orang di sekitar tenda tampaknya sedang kerepotan karena lampu kerlap-kerlip yang harusnya menyala tiba-tiba mati.

"Enggaklah! Kamu mana bisa romantis begitu!"

"Ya bisa dong,"

"Enggak usah bilang apa sih yang enggak buat kamu. Sudah terbaca gombalanmu,"

Aku memotong ucapannya. Aldi tertawa. Menggandeng tanganku, melanjutkan langkah.

...

"Di, sudah ah! Jauh amat. Duduk di sana saja!" kataku, sudah bosan terus berjalan sedari tadi. Aldi menurut. Segera duduk.

"Di, Di! Dingin," kataku. Aldi melihat ke arahku yang masih berdiri. Entah kenapa aku ingin iseng. Biasanya, dalam kamus hubungan kami tak ada hal-hal begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun