Kertas itu lagi,
Dan kali ini apa yang ditulisnya : “ nikah yuk” Ck ck ck Fahmi, Laki laki itu tetap tidak berubah, masih saja tak mengerti setelah berkali kali lamarannya yang dia tuliskan dalam berlembar lembar kertas itu, hanya terongkok disudut meja, tersusun rapi dalam folder biru muda yang tertulis “ berkas lamaran dari Dia”
Putri menggelengkan kepalanya, Dia benar benar tidak mengerti jalan pikiran Fahmi, satu satunya laki laki yang telah mematenkan Putri adalah pacarnya, sejak pertama kali Putri menginjakkan kaki di kantor tempatnya bekerja. Fahmi tak perduli walau saat itu pelototan dan wajah merah Putri persembahkan untuknya, malah dengan gaya santainya Fahmi bilang “ cantiknya pacarku, dengan wajah merah malu malu begitu, jadi makin gemes” lengkap dengan senyum jahilnya yang Putri benci.
Benci beda tipis dengan cinta loh, 'Put.
Sekarang,
Tepat 365 hari, kertas bertuliskan ajakan menikah yang setiap hari tergeletak dimeja kerja Putri menjadi saksi bisu lamaran Fahmi. Lamaran yang tak pernah..maaf koreksi bukan tak pernah tapi …belum dijawab Putri. Alasannya satu : tidak ada sisi romantis dari semua cara Fahmi melamar Putri, padahal apa sih susahnya beromantis ria dan bermanis manis kata, tidak akan susah buat seorang Fahmi untuk merangkai berjuta kata romantis, secara Dia kan managernya komunitas fiksi, tempat bernaungnya orang orang yang pandai merangkai kata, membuat kalimat dan cerita sehingga orang yang membacanya serasa berpetualang ke dunia lain yang berfiksi fiksi,ya kan?
Tapi,
“Nikah yuk”
“Ayo kita nikah”
“Nikah artinya Putri dan Fahmi”bentuk tulisan lamarannya kayak gini dan yang terakhir ini udah pasti gak nyambung kan, apa pula artinya menikah dalam definisi ala Fahmi? ngawur.
Begitulah kata yang tertulis dan beratus kata serupa semuanya seperti ngajak “makan di warung “ tak romantis tak juga manis.
Selain itu, ada lagi yang membuat Putri belum menjawab iya untuk semua lamaran Fahmi, kalimat simple “ Aku Cinta Kamu” tak pernah sekalipun Fahmi ucapkan dan tuliskan, membuat Putri meragu, Fahmi tidak serius ingin melamarnya. Wanita butuh dinyatakan cinta bukan, Apakah Dia mencintaiku? batin Putri bertanya
"Jadi"
" Jadi apa ?" Putri melengos, tak mau bersitatap dengan Fahmi, satu alasannya, mata teduh itu selalu siap meruntuhkan hatinya.
" Kamu itu gak ada pekanya dan juga gak ada romantisnya, satu tahun semua tulisan lamaranmu cuma berakhir di folder, dan caramu masih juga sama , padahal Aku udah pernah bilang kalau kamu cuma buang buang waktu jika cara ngelamar kamu gak berubah, dan satu lagi dengan jelas aku juga pernah bilang kalau aku cuma butuh 3 kata sakti yang harus kamu cari sendiri apa kata sakti itu, tapi apa? semua yang aku bilang dan aku mau gak pernah sekalipun kamu lakuin, apa susahnya sih, buat rayuan romantis, kamu kan pinter merangkai kalimat dan berfiksi fiksi ria, jangan jangan kamu nyogok ya waktu pemilihan manager komunitas fiksi waktu itu, ishhh Fahmi"
" Woooo, panjang kali lebar sama dengan lengkap, setahun pacaran baru kali ini kamu memberiku nase---......sambut Fahmi, tapi.........
"hey!" Putri menyela cepat, "kita tuh gak pernah pacaran ya, kamu ajah yang ribut bilang bilang ke semua orang kalau Aku itu pacarmu"
.........walau Aku gak nolak juga sih, siapa juga yang bisa menolak pesona Fahmi-Man, wajah tampan, senyum ok, mata teduh, dan walau terlihat jahil kadang dia bisa lembut juga, haaaa Putri kamu beneran cinta ya sama Fahmi, lengkap amat gambarin Dia.....
" Cinta tak pernah salah" ujar Fahmi, mendekat, diraihnya jemari Putri dan digenggamnya kuat seolah takut Putri akan lari
" Aku tahu, selama ini, kamu ingin aku membuatkan kamu kalimat romantis beribu bahkan berjuta kata yang buatku bukan masalah, tapi itu nanti , saat kita sudah " halal, Sayang", sekarang aku cuma bilang ke kamu 'Put, Cinta tak pernah salah, jadi jangan salahkan cinta untuk semua kelakuanku yang memaksamu untuk menjadi pacarku, jangan salahkan cinta untuk semua caraku melamarmu, jangan salahkan cinta, untuk usahaku menjauhkan semua laki laki yang mencoba mendekatimu, karena Cintaku padamu tak pernah salah,'Put" suaranya terdengar lembut namun ada ketegasan disana.
" Jadi ?" Fahmi mengurai genggaman tangannya, disentuhnya pipi lembut Putri,mereka bertatapan.
Menatap pada keteduhan mata Fahmi, ada janji tak terucap disana, Putri tau dia tak bisa menolak lagi,Dia memang tak pernah berniat menolak dari awal, " Ya" lirihnya.
===================================================================
Mariam Umm nomer peserta : 72
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community