Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menilik Sisa "Keangkeran" Benteng Kolonial yang akan Direvitalisasi Jokowi

24 Januari 2021   14:16 Diperbarui: 25 Januari 2021   06:33 1788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  

Sudut benteng Van den Bosch
Sudut benteng Van den Bosch

Benteng Pendem

Benteng Van den Bosch oleh masyarakat sekitar kerap disebut sebagai Benteng Pendem. Pendem, dalam Bahasa Jawa artinya dipendam/ dikubur. Tapi Benteng Pendem  bukan berarti bentengnya dikubur dalam tanah. Nama itu muncul karena  keberadaan dan penampakan benteng ini sengaja disembunyikan untuk melindungi dari pandangan orang di sekitarnya. Sehingga tak seorang pun tahu kalau di situ ada bangunan benteng.

Caranya:

Sekeliling benteng dibuatkan tanggul tinggi, sehingga dari kejauhan tidak menampakkan adanya bangunan benteng. Selain tanggul/ gundukan tanah, di sudut luar benteng juga banyak ditanami aneka vegetasi lebat untuk menyamarkan keberadaan benteng.

Konon, selain sebagai benteng pertahanan, bangunan kolonial ini juga untuk memantau pergerakan arus manusia dan barang yang melewati sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, dua sungai besar yang ada di Ngawi. Ya, di salah satu sudut agak jauh dari benteng, terdapat tempuran (bertemunya dua sungai) Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, yang bisa dipantau dengan jelas dari sisi luar benteng.

Baca Artikel Menarik lainnya :  Keelokan Desa Penglipuran, sebagai Desa Terbersih Sejagat

Dari catatan sejarah, setelah perang Jawa berakhir tahun 1830, masih banyak pemimpin lokal yang bergerilya menentang pendudukan kolonial. Paling terkenal adalah perjuangan Bupati Ponorogo yang gigih menentang Belanda. Jadi, keberadaan benteng Van den Bosch ini paling tidak sebagai tempat pertahanan kolonial Belanda terdepan yang akan mencegah masuknya pejuang dari  arah Timur (Jawa Timur) ke Jawa Tengah.  

Pintu keluar menuju tanggul dan memantau tempuran (pertemuan sungai) Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Dibuat berlapis-lapis dengan pintu jeruji
Pintu keluar menuju tanggul dan memantau tempuran (pertemuan sungai) Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Dibuat berlapis-lapis dengan pintu jeruji

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun