Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menilik Sisa "Keangkeran" Benteng Kolonial yang akan Direvitalisasi Jokowi

24 Januari 2021   14:16 Diperbarui: 25 Januari 2021   06:33 1788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konstruksi benteng Van den Boch dirancang sebagai alat pertahanan yang demikian kuat. Tembok-temboknya tebal. Untuk memasukinya perlu melewati rintangan-rintangan yang tak mudah. Mulai  dari parit/ kanal serta pintu gerbang  yang tak mudah ditembus. Jika selesai dibangun tahun 1845, maka saat ini usianya sudah 175 tahun! Namun, masih nampak kokoh. Inilah salah satu kelebihan bangunan-bangunan era kolonial yang masih tersisa di negeri ini. 

Namun, kokoh dan megahnya bangunan zaman kolonial tak akan lepas dari tetesan keringat dan darah para pekerja yang dikerahkan sebagai tenaga kerja murah. Bisa jadi semuanya dilakukan di tengah kepedihan dan penderitaan yang tiada tara. Karena di masa itu, penguasa tanah Jawa adalah kolonial Belanda yang memerintah demikian bengisnya! Kerja Rodi (kerja paksa mirip budak), adalah pemandangan yang kerap dijumpai dalam pembangunan infrastruktur di tanah Jawa.

Bangunan utama perkantoran di dalam benteng
Bangunan utama perkantoran di dalam benteng

Bangunan Utama
Bangunan Utama

Bangunan yang berhadapan dengan bangunan utama
Bangunan yang berhadapan dengan bangunan utama

Bekas barak tentara
Bekas barak tentara

Barak tentara
Barak tentara

Mumpung matahari tak terlalu menyengat, saya pun semangat berkeliling mengitari kompleks benteng yang sepi. Kadang-kadang bulu kuduk berdiri juga menelusuri bangunan tua tinggalan kompeni ini. Beda dengan aura mistis saat blusukan ke candi.

Mulanya saya melintas di tengah halaman tengah benteng yang luas. Beberapa Burung Dara yang sedang ngasin (mematuk) tanah/ pasir di halaman terbang berhamburan kala saya lewat di dekatnya. Di sudut lain, beberapa kambing berkeliaran bebas mencari rumput pendek yang tersisa. 

Saya jumpai, di sisi kiri,  di tengah halaman ada bangunan megah dengan 4 pilar besar di terasnya. Ini nampaknya adalah gedung utama yang mungkin sebagai pusat komando. Tempat pemimpin tertinggi benteng tinggal. Bangunan ini disekat-sekat menjadi beberapa bagian. Ada ruang kerja, kamar, dapur dan kamar mandi. Di kanan kirinya, terdapat lorong yang memisahkan bangunan gedung utama dengan bangunan memanjang yang kemungkinan besar dimanfaatkan sebagai barak tentara. Dimana para serdadu tinggal. 

Di sisi kanan halaman, terdapat bangunan lain yang lebih besar. Dilengkapi  menara tinggi di tengah bangunan.  Biasanya dalam film perang, puncak menara seperti itu digunakan untuk menancapkan bendera. Di sudut lain ada semacam bastion/ selekoh sebagai tempat untuk pengintaian dan meletakkan senjata pertahanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun