"One Picture is Worth a Thousand Words" Fred R Barnard
Satu gambar bernilai ribuan kata. Maknanya, sebuah foto bisa mewakili ribuan ungkapan. Tergantung darimana pembaca melihat, menikmati, dan menafsirkannya. Sehingga muaranya, otak kita pun akan diminta untuk memberi kesan dan kesimpulan dari apa yang sudah terekam oleh mata.Â
Sebuah foto memiliki kekuatan lebih dari ribuan kata-kata yang dihamburkan. Ringkasnya, ide yang kompleks bisa diwujudkan dalam satu buah jepretan foto. Maka, di setiap subjudul artikel ini pun memuat seirit mungkin kata. Biarkan pembaca yang "mengartikan" beberapa foto yang tersaji di dalamnya.
Bagi saya, wisata instagramable tidaklah sekedar objek yang unik, ngepop, dan kekinian. Tapi, wisata instagramable adalah wisata yang bisa menyajikan pengetahuan, nilai-nilai, dan memperkaya khazanah budaya serta menggugah kepedulian untuk melestarikan.Â
Melestarikan apa saja. Entah lingkungan hidup, flora fauna, sumber daya manusia, termasuk cagar budaya. Jadi, objek wisata cagar budaya yang dibangun berabad lalu pun termasuk di dalamnya.Â
Poin utama sebagai objek instagramable, saat dijepret, objek apapun wajib menyajikan foto yang bagus. Dituntut agar gambar-gambar yang tersaji menarik publik.Â
Bila perlu mengundang decak kagum, wah, dan viral. Nah, kalau ini, tergantung bagaimana seorang fotografer mampu menerapkan teori fotografinya, terutama memanfaatkan sudut yang pas. Ditunjang momen yang tepat saat mengabadikan objek yang diiincarnya.Â
Dari sekian banyak cagar budaya di pelosok negeri, saya pilihkan 10 saja yang menurut saya bisa dikategorikan wisata instagramable.Â
1. Pemandian Kuno Belahan (Sumber Tetek)
Objek cagar budaya pertama, namanya Candi Belahan. Disebut juga Candi Sumber Tetek, lantaran dari salah satu payudara arcanya memancarkan air. Namun, secara fisik, candi ini lebih tepat disebut Petirtaan/Patirthan atau pemandian kuno.
Lokasinya di lereng Timur Gunung Penanggungan. Tepatnya di Dusun Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Tidak ditemukan angka tahun apapun di tinggalan arkeologi ini, sehingga para ahli purbakala hanya bisa menebak dan menganalisis berdasarkan data pendukung saja.Â
Namun, dalam lima tahun terakhir, sebuah arca kecil yang teronggok di sekitar patirthan, diungkap oleh seorang arkeolog sebagai sengkalan memet yang mengindikasikan angka tahun terjadinya peristiwa Gerhana Bulan.
Tapi yang jelas, keberadaan Patirthan Belahan demikian unik dan eksotik. Satu-satunya di tanah Jawa. Bangunan lain yang mirip patirthan ini adalah arca pancuran Goa Gajah Bali. Sampai saat ini, pada saat tertentu di tempat ini masih sering digelar ritual. Konon, dari cerita masyarakat sekitar, air yang memancar dari payudara arca Dewi Sri berkhasiat bikin awet muda.
Baca : Eksotisnya Candi Belahan
2. Terdampar di Istana Prabu Boko
Dua kali saya berkunjung ke kompleks Istana Ratu Boko. Tapi, target mengejar sunset agar memperoleh foto sunset -yang paling instagramable- nggak pernah kesampaian.Â
Kunjungan pertama, terlalu pagi. Berkeliling seantero situs yang luas bikin kaki kemeng dan keringat bercucuran. Tapi puas dengan banyak pengalaman dan dokumen setiap sudut istana yang lumayan menawan.Â
Kunjungan kedua, datang di lokasi terlalu petang. Gara-garanya, bus dari Pantai Indrayanti terjebak kemacetan. Tiba di lokasi matahari sudah hampir surut.Â
Agak nekat sebenarnya mengorbankan tiket seharga Rp, 35.000 untuk kunjungan setengah jam. Tapi tak apalah. Penting sudah kesampaian, mengajak teman-teman bertandang ke salah satu situs megah di Prambanan- Yogyakarta.
Istana Ratu Boko dibangun di atas bukit Boko. Terletak di Dusun Dawung, Desa Bokoharjo, Prambanan. Dekat dengan Candi Prambanan dan Tebing Breksi.Â
Baca : Kemegahan Situs Prabu Boko
Baca :Â Jelajah Situs Istana Boko
3. Eloknya Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran. Tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Disebut Gedong Songo, karena di tempat ini tersebar sebanyak 9 candi kecil. Namun, saat ini hanya tersisa 7 candi yang bisa dikunjungi.Â
Candi-candi di kompleks ini dibangun terpencar-pencar di dua bukit yang dipisahkan sebuah lembah kecil. Ada yang dibangun di sebuah pelataran. Beberapa lainnya didirikan di lereng bukit. Ada satu candi yang dibangun puncak bukit tertinggi.Â
Selain candi, di tempat ini bisa dinikmati udara sejuk dengan pemandangan pegunungan yang khas. Tersedia pula sebuah pemandian kecil yang menyediakan air panas alami bercampur belerang.Â
Baca : Menikmati Semilir Bayu di Candi Gedong Songo
Baca :Â Eksotisnya Puncak Nirwana Gedong Songo
4. Mengintip Eksotisnya Candi Jawi
Candi Jawi, menurut Kitab Nagara Krtagama karangan Mpu Prapanca yang disusun zaman Majapahit, bernama asli Jajawa. Candi ini sering dijadikan acuan/contoh candi bergaya Jawa Timuran. Dibuat di atas batur yang dikelilingi kolam. Bahan candi dominan dari batu andesit. Uniknya, khusus tubuh candi tersusun dari batu putih (tufa).
Keunikan lain candi ini terletak pada atapnya yang berbentuk dagoba, yakni gabungan bentuk kubus dan genta. Ini perlambang kerukunan pemeluk agama Syiwa (Hindu) dan Budha di zaman itu. Letaknya di Barat jalan raya jurusan Tretes-Pandaan. Tepatnya di Desa Candiwates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.Â
Baca : Mitos Candi Jawi sebagai Makam Kertanegara
5. Candi Sukuh
Candi Sukuh terletak di Desa Barjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Menilik ciri arsitekturnya, candi ini mirip kuil El Castillo di Meksiko. Apakah candi ini merupakan peninggalan suku Maya? Entahlah. Arkeolog yakin kalau ini adalah peninggalan masa majapahit akhir.Â
Jelasnya, dengan memanfaatkan sudut-sudut yang tepat, pasti akan diperoleh foto-foto yang instagramable di cagar budaya lereng Barat Gunung Lawu ini. Jangan kaget, jika di tempat ini akan menjumpai artefak-arfetak kuno berbentuk lingga (lambang kesuburan laki-laki) yang digambarkan secara riil.
Baca : Indonesia punya Dua El Castillo ala JawaÂ
6. Candi Cetho
Mencapai lokasi dimana Candi Cetho berdiri agak sulit. Perlu kendaraan yang sehat dan prima. Terutama mesin dan rem. Tempatnya terjal dengan kemiringan jalan yang lumayan curam. Tapi begitu sampai di lokasi, semuanya akan terbayar lunas akan penampilannya.Â
Candi Cetho terletak di lereng Barat Gunung Lawu. Tepatnya di Dusun Cetho, Desa Gumeng. Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Lokasinya berdekatan dengan Candi Sukuh. Jadi, kalau bisa sekali jalan.Â
Pemandangan di tempat ini sangat memesona. Sebelum sampai di lokasi candi, pelancong akan menjumpai pemandangan kebun teh yang menyejukkan mata.Â
Baca : Menikmati Kabut Senja di Candi Cetho
7. Candi Arjuna Dieng
Dataran Tinggi Dieng menyimpan cagar budaya tertua yang ada di Pulau Jawa. Di kompleks Candi Arjuna terdapat candi lain yakni, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.Â
Baca : Menganyam Kenangan di Dataran Tinggi Dieng
8. Goa Pasir
Goa Pasir diperkirakan berasal dari abad XIV. Merupakan goa pertapaan dari Rajapatni, nenek Hayam Wuruk, raja terbesar Majapahit. Terletak di Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.Â
Perlu tenaga ekstra dan tambahan keberanian untuk mencapainya, karena harus merayap di bebatuan terjal dan curam.
Baca : Melacak Goa Mistis dari Era Majapahit
9. Museum Nasional
Museum Nasional menyimpan ribuan artefak kuno dari penjuru tanah air. Tentunya, banyak peluang kesempatan mendapatkan foto-foto instagramable di tempat ini.Â
Baca :Â Mengintip Peninggalan Masterpiece Jawa Timur di Museum nasional
Baca : Koleksi Museum Nasional yang Tiada Duanya
10. Jolotundo
Jolotundo dibangun di lereng Barat Gunung Penanggungan. Jika melihat dari inskripsi pendeknya, kemungkinan candi ini dibangun di masa Raja Airlangga. Sama seperti Belahan, Jolotundo lebih tepat disebut sebagai petirtaan/ Patirthan, yakni pemandian kuno.
Jolotundo masih menyisakan keindahan arsitektur masa lalu. Ada bilik tempat mandi di pojok Utara dan Selatan yang dilengkapi dengan pancuran berbentuk kepala Garuda dan kepala Naga. Kemungkinan besar, ditengah patirtaan ini dulunya ada arca besar yang sekarang tinggal landasannya.Â
Nah, itulah 10 cagar budaya kategori wisata instagramable versi saya. Mengunjungi dan mendokumentasikannya, kita sudah ikut menjaga dan mengkampayekan pelestarian cagar budaya di tanah air.
Berikutnya: Wisata Bali yang Paling Instagramable