Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jelajah Situs Istana Megah, Keraton Boko (2)

15 Januari 2018   00:38 Diperbarui: 15 Januari 2018   06:53 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompleks Keraton Ratu Boko sangat unik. Dibangun di puncak bukit berketinggian antara 110-229 meter dpl. Meliputi areal seluas kurang lebih 25Ha. Secara geografis masuk dalam dua dusun dan dua desa. Dusun Dawung Desa Bokoharjo dan Dusun Sumberwatu, Desa Sambirejo. Selain memiliki view yang indah, tinggalan di kompleks istana ini begitu lengkap. Ada gapura, batur, sisa-sisa candi, pendopo, kolam (dan taman sari), dan goa. Tinggalan ini makin memperkuat dugaan bahwa kompleks ini adalah pemukiman raja. Baca : Jelajah Situs Istana Megah (1)

Gapura Luar
Gapura Luar
Gapura Utama
Gapura Utama
Gapura

Bangunan pertama yang menandai kemegahan Situs Keraton Boko adalah Gapura. Gapura atau gerbang ini berarsitektur unik. Ada dua struktur gapura. Gapura Pertama atau gapura luar ukurannya agak kecil, terdiri dari 3 buah Gapura Paduraksa berjajar. Sedangkan gapura dalam atau gapura utama berada agak naik ke belakang. Terdiri dari 5 gapura paduraksa berjajar. Gapura tengah berbentuk segi empat yang atapnya berlubang. Paduraksa  adalah gapura dengan atap menyatu/ tersambung, untuk membedakan dengan Gapura Bentar yang atapnya terbelah. 

Di gapura pertama inilah ditemukan sebuah tulisan Panabwara. Kemungkinan untuk menunjukkan salah satu pembangunnya adalah Rakai Panabwara, keturunan Rakai Panangkaran. Tidak banyak hiasan pada pipi tangga.

Hiasan di Gapura
Hiasan di Gapura
Candi Pembakaran dan Sumur Suci

Setelah melangkah melewati dua gapura, kita akan tiba di sebuah pelataran luas. Terhampar rumput menghijau. Panas terik lumayan menyengat. Tak heran banyak yang tidak beranjak dari gapura lantaran enggan terpapar sinar matahari. Di beberapa titik di pelataran, ada jejak-jejak kekunaan. Jika berjalan ke kiri, akan menuju sebuah bangunan yang dikenal sebagai Candi Pembakaran. Terbuat dari batu andesit. Berdenah segi empat. Pintu masuk, berupa tangga ada di sisi Timur. Tingginya hampir 4 meter. Uniknya, begitu kita naik tangga dan sampai di atas candi, maka di sana terdapat sebuah lubang persegi empat. Menyerupai sumur. Saat itu sumur kering kerontang. Maklum sedang  musim kemarau.

Pintu Masuk Candi Pembakaran
Pintu Masuk Candi Pembakaran
Candi Pembakaran
Candi Pembakaran
Sumur di Candi Pembakaran
Sumur di Candi Pembakaran
Gardu Pandang

Turun dari Candi Pembakaran, saya lanjutkan berjalan ke kanan. Berjalan meniti sebuah lereng kecil menuju Gardu Pandang. Beberapa penjual minuman juga makanan kecil serta kelapa muda sudah siap menunggu di pinggir tangga. Lapaknya tepat dibalik kawat berduri yang membatasi areaal situs. Saya sempat basa basi dengan mereka menanyakan apa yang ada di atas bukit sana. "Ada arca-nya Mas. Juga bisa melihat Candi Prambanan dari sana! kata ibu penjual minuman dengan ramah. Saya dan rekan bergegas agar segera sampai di puncak.

Di puncak bukit ada cungkup kecil. Di bawah naungan cungkup aada sebuah arca dan yoni. Benar kata penjual minuman tadi, dari sini view kota Jogja lumayan terlihat. Candi Prambanan, walaupun tidak begitu jelas, bisa kelihatan sebagian tubuh dan atap candi.

Arca di Cungkup
Arca di Cungkup
Prambanan, dilihat dari Gardu Pandang
Prambanan, dilihat dari Gardu Pandang
Begitu turun dari gardu pandang dan meninggalkan Candi Pembakara,  saya melanjutkan menuju areal tengah Situs Boko. Tanah yang lapang ini adalah sebuah tempat terbuka yang dikenal sebagai Alun-alun. Di beberapa sudut alun-alun ada bekas-bekas kekunaaan. Ada yang berupa seperti reruntuhan tembok candi. Terbuat dari Batu Putih. Di sebelahnya ada pula umpak-umpak yang berjajar. Umpak adalah batuan yang dibentuk sedemikian rupa sebagai alas tiang kayu dari sebuah bangunan. Biasanya, bangunan yang berdiri di atas umpak adalah bangunan joglo. 

Bergeser sedikit dari deretan umpak, ada dua buah bangunan berdenah segi empat. Tingginya sekitar 1 meter lebih. Inilah Batur Paseban. Paseban biasanya berfungsi sebagai ruang tunggu. Tempat untuk antre bagi siapa saja yang akan menghadap raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun