Tidak melalui pintu masuk utama. Ada beberapa tiang besar bulat menjulang di tengah koridor bangunan. Jumlahnya kalau tidak salah tujuh belas. Sebelum masuk Museum maka kita akan disambut dengan patung perunggu Soekarno yang sedang duduk memegang buku. Pesannya: banyak-banyaklah membaca untuk menguasai dunia, he he he.
Di Museum ini kita akan mendapatkan informasi lengkap tentang sosok Soekarno dan perjalanan hidupnya. Sungguh menarik menikmati peninggalan-peninggalan yang ada di sana termasuk foto-foto kuno yang seakan-akan membawa kita ke masa lalu. Sebelum keluar dari Museum, ada sebuah fenomena lagi. Di sebuah etalase pajangan ada beberapa uang kertas. Konon, ada satu uang kertas yang konon bisa menggulung sendiri.
Ajaib. Keluar dari Museum, kita berjalan menuju arah Utara menyusuri koridor yang di tengahnya terdapat kolam dan tiang-tiang bulat yang menjulang. Di tembok kanan kiri terdapat pahatan relief yang menggambarkan diorama sepak terjang Soekarno saat di jaman pra dan jaman pasca proklamasi.
Setelah melalui jalan di pinggir kolam kita naik tangga akan sampai di sebuh pelataran beraspal. Di arah sebelah kiri pelataran ini ada gerbang masuk. Itulah sebenarnya Pintu Masuk Utama ke Kompleks makam.
Begitu memasuki Gapura Paduraksa, maka kita akan tiba di pelataran makam. Di depan kita ada sebuah bangunan Cungkup berarsitektur Jawa. Bentuknya Joglo. Diberi sebutan Asono Mulyo. Cungkup itulah bangunan utama di Makam Bung Karno ini.
Di kanan kiri pelataran ada bangunan terbuka untuk istirahat dan mushola. Makam Bung Karno ada di Pojok Utara Cungkup. Posisinya di tengah. Diapit oleh pusara ayah dan ibunya. Sebagai penanda, di makam Bung Karno diberi nisan berupa Batu Pualam Hitam.
Di batu itu tertulis: Disini Dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan Dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Selesai berdoa, maka pengunjung yang akan meninggalkan makam, harus keluar melalui jalur yang berbeda dengan arah masuk. Lewat di timur Cungkup, menyusuri jalan kecil menuju arah Utara.