Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ziarah Ke Makam Bung Karno, Sang Putra Fajar

2 Juni 2013   20:27 Diperbarui: 6 Juni 2018   12:17 5032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koridor Museum Bung karno dengan Kolam Tiang Bulat menjulang (dok pribadi)

Tidak melalui pintu masuk utama. Ada beberapa tiang besar bulat menjulang di tengah koridor bangunan. Jumlahnya kalau tidak salah tujuh belas. Sebelum masuk Museum maka kita akan disambut dengan patung perunggu Soekarno yang sedang duduk memegang buku. Pesannya: banyak-banyaklah membaca untuk menguasai dunia, he he he.

Patung Bung Karno (dok pribadi)
Patung Bung Karno (dok pribadi)
Sesaat memasuki Museum, Anda diminta untuk menuliskan nama dan alamat buku tamu. Gratis. Lalu segeralah untuk eskplorasi di dalamnya. Yang sering jadi perbincangan adalah Lukisan Bung Karno yang ”hidup”. Jika dilihat dari samping, bagian dada (jantung) di lukisan itu seperti bergetar/ berdenyut. Fenomena yang cukup aneh. Namun. ada beberapa orang yang menjelaskan bahwa itu efek dari hembusan angin saja ke bagian lukisan yang lentur di tengah-tengah. 

Di Museum ini kita akan mendapatkan  informasi lengkap tentang sosok Soekarno dan perjalanan hidupnya. Sungguh menarik menikmati peninggalan-peninggalan yang ada di sana termasuk foto-foto kuno yang seakan-akan membawa kita ke masa lalu. Sebelum keluar dari Museum, ada sebuah fenomena lagi. Di sebuah etalase pajangan ada beberapa uang kertas. Konon, ada satu uang kertas yang konon bisa menggulung sendiri. 

Ajaib.  Keluar dari Museum, kita berjalan menuju arah Utara menyusuri koridor yang di tengahnya terdapat kolam dan tiang-tiang bulat yang menjulang. Di tembok kanan kiri terdapat pahatan relief yang menggambarkan diorama sepak terjang Soekarno saat di jaman pra dan  jaman pasca proklamasi. 

Setelah melalui jalan di pinggir kolam kita naik tangga akan sampai di sebuh pelataran beraspal. Di arah sebelah kiri pelataran ini ada gerbang masuk. Itulah sebenarnya Pintu Masuk Utama ke Kompleks makam.  

Gapura paduraksa ke Kompleks makam Bung karno (dok pribadi)
Gapura paduraksa ke Kompleks makam Bung karno (dok pribadi)
Cungkup Makam (dok pribadi)
Cungkup Makam (dok pribadi)
Nah, untuk masuk makam kita harus melewati sebuah gapura lagi. Sebuah Gapura Paduraksa yang mengingatkan pada pintu masuk keraton Majapahit. Tapi, sebelum masuk, wakil rombongan akan diminta untuk mengisi Buku Tamu lagi di sebuah ruangan. Dan jangan lupa, bagi yang ingin ”nyekar” (tabur bunga), bisa membeli bunga pada ibu-ibu yang setia menjajakan dagangannya. Tidak mahal, antara 3 ribu- 5 ribu rupiah saja. 

Begitu memasuki Gapura Paduraksa, maka kita akan tiba di pelataran makam. Di depan kita ada sebuah bangunan Cungkup berarsitektur Jawa. Bentuknya Joglo. Diberi sebutan Asono Mulyo. Cungkup itulah bangunan utama  di Makam Bung Karno ini. 

Di kanan kiri pelataran ada bangunan terbuka untuk istirahat dan mushola.  Makam Bung Karno ada di Pojok Utara Cungkup. Posisinya di tengah. Diapit oleh pusara ayah dan ibunya. Sebagai penanda, di  makam Bung Karno diberi nisan berupa Batu Pualam Hitam. 

Di batu itu tertulis: Disini Dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan Dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. 

Berdoa do Pusara Bung Karno (dok pribadi)
Berdoa do Pusara Bung Karno (dok pribadi)
Disini Dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan
Disini Dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan
Saat ini, makam Bung Karno semakin sering diziarahi oleh warga masyarakat. Tidak hanya dari Blitar atau Jawa Timur. Tapi juga dari luar daerah. Tak jarang mereka datang dalam rombongan besar untuk berdoa bersama di samping pusara Sang Putra Fajar. Bisa berdoa sendiri-sendiri.  Boleh juga secara berjamaah. Ada seorang Imam yang siap membantu rombongan untuk memimpin doa.  

Selesai berdoa, maka pengunjung yang akan meninggalkan makam, harus keluar melalui jalur yang berbeda dengan arah masuk. Lewat di timur Cungkup, menyusuri jalan kecil menuju arah Utara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun