Bulan Juni sangat kental dengan sosok Soekarno, Sang Putra Fajar. Pertama, tanggal 1 Juni, disepakati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Ini untuk mengingatkan kembali pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945, di hari ketiga sidang BPUPKI yang sedang membahas Welthanchaung atau Dasar Negara. Dalam pidato itulah Soekarno mengintroduksi Pancasila, sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Paduka Tuan Ketua Yang Mulia!
Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pula pendapat saya. Saya akan menepati permintaan Paduka tuan Ketua yan mulia. Apakah permintan Paduka tuan Ketua yang mulia? Paduka tuan Ketua yang mulia minta kepad sdang Dkuritsu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia Merdeka. Dasar inilah nati akan saya kemukakan di dalam pidato saya ini. Dst...
![Pidato Bung Karno (republika dot com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/06/makam1-5b176b6eab12ae0696476e14.jpeg?t=o&v=770)
Tak berlebihan kiranya dengan tiga peristiwa besar itu, Bulan Juni disepakati sebagai Bulan Bung Karno! Banyak kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat untuk mengenang Soekarno dan perjuangannya. Ada yang upacara, pidato dan doa bersama maupun pawai. Namun, ada baiknya di bulan Juni - Bulan Bung Karno ini, menyempatkan ziarah di Makam Bung Karno.
Untuk mengenang jasa beliau yang demikian luar biasa untuk bangsa ini sekaligus mendoakan beliau agar mendapatkan tempat yang layak sesuai jasa dan amal ibadahnya.
Makam Bung Karno
Berbeda dengan pahlawan lainnya (bahkan Soekarno adalah Proklamato) Soekarno tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Makam Soekarno ada pemakaman biasa. Letaknya di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Tidak sulit untuk mencapainya.
Dari arah Malang, saat masuk Garum, belok kanan ikuti petunjuk jalan. Langsung menuju ke Kompleks Makam Bung Karno. Jalur ini searah dengan jalur menuju Kompleks Candi Penataran, candi terbesar di Jawa Timur. Sesampai di lokasi, Bus rombongan dan mobil pribadi harus parkir di ”terminal” yang telah disediakan. Untuk menuju makam tersedia angkutan Becak Shuttle yang siap antar jemput dari ”terminal” ke makam dan sebaliknya.
Jaraknya tidak jauh, tapi cukup lelah juga berpanas ria jika berjalan kaki. Tapi pada saat tertentu mobil pribadi dan motor bisa lebih mendekat ke lokasi makam. Mobil dan motor bisa dititipkan di parkir umum di sepanjang jalan yang melingkari kompleks makam dikelola warga. Lumayan, tidak terlalu jauh bila jalan kaki. Dan jangan lupa cari tempat parkir yang menyediakan kamar mandi.
Makam Bung Karno dibangun di atas tanah seluas 1,8 ha. Di areal yang tidak terlalu luas ini, selain makam terdapat Museum Bung Karno dan Perpustakaan. Boleh jadi, saat ini, Makam Bung Karno termasuk ikon wisata religi Kota Blitar yang cukup diandalkan. Saya memasuki kompleks Makam Bung Karno dari arah Selatan. Turun tangga dan memasuki kawasan Museum.
Tidak melalui pintu masuk utama. Ada beberapa tiang besar bulat menjulang di tengah koridor bangunan. Jumlahnya kalau tidak salah tujuh belas. Sebelum masuk Museum maka kita akan disambut dengan patung perunggu Soekarno yang sedang duduk memegang buku. Pesannya: banyak-banyaklah membaca untuk menguasai dunia, he he he.
![Patung Bung Karno (dok pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/06/makam2-5b176d98cf01b47eca0f7ef2.jpeg?t=o&v=770)
Di Museum ini kita akan mendapatkan informasi lengkap tentang sosok Soekarno dan perjalanan hidupnya. Sungguh menarik menikmati peninggalan-peninggalan yang ada di sana termasuk foto-foto kuno yang seakan-akan membawa kita ke masa lalu. Sebelum keluar dari Museum, ada sebuah fenomena lagi. Di sebuah etalase pajangan ada beberapa uang kertas. Konon, ada satu uang kertas yang konon bisa menggulung sendiri.
Ajaib. Keluar dari Museum, kita berjalan menuju arah Utara menyusuri koridor yang di tengahnya terdapat kolam dan tiang-tiang bulat yang menjulang. Di tembok kanan kiri terdapat pahatan relief yang menggambarkan diorama sepak terjang Soekarno saat di jaman pra dan jaman pasca proklamasi.
Setelah melalui jalan di pinggir kolam kita naik tangga akan sampai di sebuh pelataran beraspal. Di arah sebelah kiri pelataran ini ada gerbang masuk. Itulah sebenarnya Pintu Masuk Utama ke Kompleks makam.
![Gapura paduraksa ke Kompleks makam Bung karno (dok pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/06/makam3-5b176e3bcaf7db17847642b2.jpeg?t=o&v=770)
![Cungkup Makam (dok pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/06/makam4-5b176e47caf7db7fe11fd794.jpeg?t=o&v=770)
Begitu memasuki Gapura Paduraksa, maka kita akan tiba di pelataran makam. Di depan kita ada sebuah bangunan Cungkup berarsitektur Jawa. Bentuknya Joglo. Diberi sebutan Asono Mulyo. Cungkup itulah bangunan utama di Makam Bung Karno ini.
Di kanan kiri pelataran ada bangunan terbuka untuk istirahat dan mushola. Makam Bung Karno ada di Pojok Utara Cungkup. Posisinya di tengah. Diapit oleh pusara ayah dan ibunya. Sebagai penanda, di makam Bung Karno diberi nisan berupa Batu Pualam Hitam.
Di batu itu tertulis: Disini Dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan Dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
![Berdoa do Pusara Bung Karno (dok pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/06/makam5-5b176e56caf7db2a1b388832.jpeg?t=o&v=770)
![Disini Dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/06/makam6-5b176c33dd0fa871a377e825.jpeg?t=o&v=770)
Selesai berdoa, maka pengunjung yang akan meninggalkan makam, harus keluar melalui jalur yang berbeda dengan arah masuk. Lewat di timur Cungkup, menyusuri jalan kecil menuju arah Utara.
Lalu, penziarah akan dimanjakan dengan berbagai souvenir khas Blitar di kios-kios tertutup yang berjajar sepanjang jalan keluar dari kompleks makam yang dibuat melingkar-lingkar. Seperti pintu keluar Borobudur.
Tapi tidak mengapa. Itulah dampak yang seharusnya diterima oleh masyarakat di sekitar lokasi kunjungan wisata sebagai upaya meningkatkan ekonomi rakyat. Toh, tidak membeli tidak ada yang memaksa.
![Cungkup dari arah utara (dok pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/06/makam7-5b176c53dd0fa869830c0fb2.jpeg?t=o&v=770)
Selepas dari deretan kios, sampailah di jalan raya. Bagi yang tadi berangkat naik Becak Shuttle, maka sang penarik becak sudah siap membawa pulang kembali ke terminal.
Bagi yang suka jalan-jalan tak ada salahnya mampir ke sebuah objek wisata kecil yang menarik dikunjungi. Tempatnya tidak jauh dari pintu masuk utama Makam Bung Karno. Memang agak tersembunyi di belakang kios-kios yang ada di sepanjang jalan besar. Wisata kecil itu berupa Kebun Binatang Mini.
![Bon Bin Mini (dok pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/06/makam8-5b176f235e137312064c8922.jpeg?t=o&v=770)
![Kambing dan Ayam langka (dok pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/06/makam9-5b176bf3bde5756f75098e02.jpeg?t=o&v=770)
![Kambing dan Ayam langka (dok pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/06/makam11-5b176e16cf01b45dfe7d9263.jpeg?t=o&v=770)