Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Takdir Politik Kaum Sarungan

18 November 2019   12:55 Diperbarui: 18 November 2019   13:12 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika perang melawan penjajahan Jepang, NU berada paling depan. Darah dan nyawa, serta harta dipertaruhkan demi membela agama dan negara. KH Hasyim Asaary sampai rela di penjara, bahkan disiksa olah Jepang, karena memegang prinsip-prinsip islam.

Sewaktu itu KH Muhammad Hasyim Asaary diminta dengan paksa oleh tentara Jepang menghadap Matahari, tetapi beliau menolak. Beliau tetap kekeh memegang prinsip, bahwa itu perbuatan syirik. Padahal, beliau bisa saja berpura-pura menghadap Matahari, tetapi hatinya tetap menghadap Allah SWT. Sebagaimana Imam Al-Syafii. Dan itu dibolehkan dalam islam.

Imam Al-Syafii  ra, beliau pernah dipaksa mengakui bahwa Alquran itu adalah "Mahluk". Dengan kecerdasannya, Imam Al-Syafii ngakali (membohongi) penguasa Mu'tajilah. Mu'tajial bertanya "apakah Alquran itu kalamullah atau mahluq? Imam Al-Syafii menjawab secara diplomatis. Sambil membawa mushaf di tangan kakannya, Imam mengangkat Mushaf itu, lalu berkata "kalau ini mahluq". Maksud Imam Al-Syafii adalah "mushaf yang berada ditangan beliau adalah mahluq". Tetapi, beliau tetap berkeyakinan bahwa Alquran itu adalah Kalamullah.

Ketika melawan penjajahan Belanda, NU bersama kaum sarungan mati-matian membela agama dan bangsa. NU dan warganya, terdepan memimpin perang melawan penjajah Jepang dan Belanda. Mulai tingkat desa ranting, kota hingga memimpin pusat, NU memimpin perang melawan penjajah dengan cara geriliya.

Demi membangun sebuah loyalitas kepada masyarakat Muslim, khususnya warga NU, KH Muhammad Hasyim mengeluarkan sebuah fatwa "barangsiapa yang menyerupai sebuah kaum, maka mereka termasuk golongannya  (HR. Abu Dawud). Semua prilaku Belanda, tutur dan busanaya, tidak boleh ditiru oleh umat Islam di Nusantara. Langkah KH Muhamamd Hasyim Asaary berhasil. Penjajah belanda klimpungan.

Ketika Belanda melakukan agresi, KH Hasyim Asaary mengeluarkan resolusi Jihad. Ini dilakukan demi menjaga eksistensi sebuah negara, dan menjaga akidah Islamiyah. KH Hasyim Kemudian kaum sarungan dan semua elemen masyarakat diberbagai wilayah Nusantara, khsusunya di Jawa Timur (Surabaya) berjihad di jalan Allah SWT. Hanya dua pilihan "hidup mulia atau mati sahid".


Rabuan umat islam berlomba-lomba berangkat menuju Surabaya guna menyambut pasukan Belanda. KH Masjkoer Malang, memimpin kaum sarungan dari Malang dengan nama "Laskhar Sabilillah". Sedangkan KH Nawawi Ibn KH Thohir Bungkuk dan KH Oesman Mansoer memimpin Laskhar Hizbullah.

Untuk mengenang perjuangan kaum sarungan yang dipimpin oleh KH Masjkoer, maka dibangunlah masjid besar Sabilillah yang terletak di JL. Ahmad Yani Malang. KH Masjkoer sendiri yang memimpin pembangunan itu, Bersama tokoh-tokoh Malang, seperti KH Muhammad Tholhah Hasan.

Sementara, untuk mengenang jasa perjuangan laskhar Hizbullah, dibangulah masjid besar yang terletak di JL. Masjid si Singosari. Karena, salah satu pimpinan Laskhar Hizbullah adalah KH Nawawi Ibn KH Thohir Bungkuk seorang sufi. Hingga saat ini, Masjid Hizbullah menjadi pusat Pendidikan di Singosari.

Dalam catatan sejarah, pertempuran 10 Novermber 1945, tercatat paling besar. Konon, ada sekitar 22 ribu, pasukan yang terdiri dari santri, tantara, dan masyarakat ikut terbunuh (sahid) dalam pertempuran tersebut. Bagi yang bergama islam, mereka disebut dengan sahid. Sementara bagi yang beragama lain adalah pahlawan.

Dalam bernegara NU melihat Negara itu adalah rumah. Setiap orang harus memiliki rumah yang sangat teduh, juga memiliki keluarganya harmonis, sehingga bisa menjalankan kewajibannya dengan baik. Orang bisa beribadah dengan baik, khusu' ketika rumahnaya aman, dan keluarganya harmonis. Merusak negara, sama dengan merusak rumahnya sendiri. Indonesia itu adalah rumah yang paling teduh nan ramah bagi umat islam di dalam menjalankan perintah Allah SWT dan rasul-Nya.

Belanda, Jepang, PKI, DII, TII, NII, Permesta, merupakan kelompok yang ingin merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia. Siapa-pun orangnya, apa-pun organisasinya, jika ingin merusak negara dan menganggu dasar negara, sama dengan merusak rumah teduh yang bernama Indonesia.

Sangat tepat, jika HT (Hizbu Tahrir) dibubarkan, karena mereka mengatakan "Pancasila itu berhala Thogut, Demokrasi itu kufur, dan hormat terhadap bendera merah putih itu syirik". Mereka telah merusak dan menciptakan kegaduhan di dalam negara Indonesia, karena ingin merubah negara Indonesia dengan sistem Khilafah Islamiyah versi Hizbu Tahrir yang gagal ditempat kelahirannya.

NU, Politik, Cendekiawan, Penjaga Aswaja dan Negara

Jaman penjajahan Jepang dan Belanda, NU terdepan melawan. Ketika era pemberontakan DII, TII, NII, Permesta dan PKI, NU terdepan melawan. Ribuan nyawa, harta benda dipertaruhkan demi menjaga NKRI. Ketika kaum Wahabi ingin mengusur makam Rasulullah SAW, secara khusus memprotes dan mengirimkan delegasi khusus kepada Raja Arab Saudi. NU, selalu hadir menjaga rumah teduh yang bernama NKRI.

Ketika sudah merdeka, Soekarno menyudutkan NU. Soerharto selama 32 tahun memusuhi Jamiyah Nahdhtul Ulama. Berkali-kali, Pemerintahan Soeharto membonsai Jamiyah yang didirikan ualam dan habaib dan kekasih Allah ini, namun eksistensi NU tetap kuat hingga sekarang.

KH Abdurahman Wahid salah satu tokoh yang hebat di dalam memegang prinsip. Jika Gus Dur mau berbaik dengan Soeharto. Cukup meng-iyakan, atau diam tidak mengkritik. Maka bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Tetapi, Gus Dur istikomah mengkritik habis-habisan Soeharto. Ketika Soeharto dalam kondisi terpojok, justru Gus Dur mendekati dan bersahabat dengan Presiden Soherato.

Ketika Hizbu Tahir ingin merubah Pancasila dengan Khilafah, NU mati-matian berjuang sendirian. Wal hasil, secara administrasi dibubarkan. Namun, NU tetap menilai bahwa orang-orang HT bisa berinteraksi dengan nyaman di bumi Nusantara.

Warga NU jumlahnya banyak, dan modelnya juga beragam. Yang suka politik, sebagian besar masuk di PPP, PKB, PDI, Nasdem, Demokrat. Mbah Maemun Zubair pernah mengatakan "janganlah kalian masuk pada satu pintu, tetapi masuklah dari berbagai pintu yang berbeda-beda". Sebagian dari mereka menjadi Gubernur, atau wakilnya seperti Khafifah, Emil Dardak, Gus Yasin, Ridwan Kamil, Abdullah Azwar Anas. Ada juga yang menjadi Dubes diberbagai negara. 

Sebagian lagi eksis dalam dunia pendidikan pesantren, maka lahirnya ulama-ulama hebat yang menguasai ilmu Alquran, Tafsis, hadis dan tawasuf, seperti; Gus Bahauddin, Gus Ghofur, Gus Idror, Gus Muwafiq. Juga lahir tokoh yang konsentrasi dalam dakwah dunia malam, seperti Gus Miftah. Mereka tetap eksis dan konsisten dengan kajian ilmu agama. Walaupun keilmuan mereka sangat tinggi, tetapi mereka tetap takdim kepada guru-guru dan Kyainya.

Banyak juga yang eksis dalam menjaga perdamaian, sebut saja Yenny Wahid bersama Wahid Institute. Sebagian besar dari mereka berkelompok dengan komunitas Gusdurian. Sebut saja, Prof Dr. Sumanto Al-Qurtubi, Prof. Dr. Nadirsah Husain, Dr. Ulil Absar Abdalla. Mereka tokoh-tokoh penting dari kalangan NU.

Menjadi apa-pun, gawawis (kelompok gus-gus), mereka tetap menjaga marwah NU, memuliakan Kyai dan Durriyah Rasulullah SAW (habaib), tetap cinta mati kepada NU. Dan menjadikan KH Hasyim Asaary sebagai teladan sejati dalam urusan ilmu agama, organisasi hingga urusan menjaga NKRI.

NU itu ibarat kaum Ansor. Berjuang habis-habisan, darah dan nyawa dipertaruhkan. Ketika sudah  menang dan aman, selalu tidak mendapat bagian. Kaum Ansor jaman Rasulullah SAW telah berjuang habis-habisan, tetapi justru urusan harta dan jabatan, bahnyak diberikan kaum Muhajirin. Sementara urusan pembagian ghonimah diberikan kepada orang-orang yang baru memeluk islam. Kaum Anasor kecewa. Tetapi, Rasulullah SAW ingin menjaga pribadi kaum Ansor yang suka berjuang, membantu dan menolong.

Kalau sampai, kaum Ansor mendapat jatah jabatan, pembagian ghonimah, bisa jadi lupa kepada Allah. Begitu juga dengan NU. Sebagian dari mereka mendapat bagian jabatan. Kecewa, dan kecewa, itu sudah sering terjadi. Tetapi itulah takdir politik NU. NU didirikan untuk bangkit dan membangkitkan.

Dari situlah kemuliaan NU. Wajar, jika NU mendunia, karena darah suhadak yang mengalir di bumi Nusantara menjadikan arwah para suhadak tetap hidup dan memantau para pejuang di muka bumi ini. KH Hasyim, Kyai Wahid, Kyai Asaad, Kyai Sidiq, Kyai Kholil, Kyai Safaat, Kyai Hamid, Kyai Sahal, Gus Dur. Mereka telah wafat, tetapi mereka tetap memantau warga NU yang masih hidup.

Ada yang berkata "sebagian politisi ada yang kaualat NU". Ada juga yang kualat karena menyakiti NU, atau mengkhianati perjuangan ulama NU. Sehingga muncul asumsi, tokoh-tokoh NU yang kena KPK itu karena kualat Gus Dur, seperti saja Imam Nahrowi. Bisa jadi, sejumlah tokoh akan mengikuti takdir Imam Nahrowi. Boleh percaya, boleh juga tidak.

Sementara yang konsisten dengan nilai-nilai NU, seperti Khafifah, Mahfud MD, juga akan mendapatkan kebaikan, walaupun berkali-kali jatuh bagun dalam politik. Wal hasil, politisi, agamawan, tokoh, ilmuwan, tetap memuliakan NU, dan memuliakan ulama-ulama NU yang selama ini ihlas menjaga Aswaja dan NKRI.

Tokoh NU selalu bermunculan sesuai dengan tantangan jaman. Gus Dur bisa menjadi presiden, bukan karena banyak uang. Gus Dur pernah mengatakan " saya menjadi Presiden modal dengkul, itupun dengkul-nya Amin Rais". KH Ma'ruf Amin menjadi wakil Presiden juga muncul karena kondisi pertentangan antara kelompok ekstrim kiri dan kanan bertentangan, akhirnya Tuhan mengirimkan KH Ma'ruf Amin menjadi wakil Presiden RI. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun