"Kalau anak cewek mirip bapaknya, itu cantik!" entah kata siapa, tapi aku sering dengar ungkapan itu waktu kecil dulu.
Ah senangnya, karena di rumah itu yang mirip Bapak ada dua orang, aku dan abang kedua. Postur, kulit, bentuk hidung. Tapi kalau dipikir-pikir, mereka kan cowok semua!
Kemudian info gak penting itu menguap. Lalu suatu malam, seorang kenalan Mamak datang ke rumah kami bersama keluarganya.
Mereka ngobrol ini itu, lalu seliweranlah di udara kata-kata "iyo mirip nian!", "ya ampun dak buang sama sekali!" dsb.
Apa pasal? Ternyata yang datang itu membawa anaknya yang berusia kira-kira 3 atau 4 tahun, yang menurut banyak mata, sangat mirip dengan ibunya. Mungkin mereka belum pernah melihat kucing melahirkan anak kucing.
Baca juga: Suami Diselingkuhi Jin
Nah malam itu, ada transaksi tak biasa. Mamak membeli si anak yang mirip ibunya itu seharga 100 rupiah. Aku masih terbengong-bengong, tapi kata kakakku, nanti kalau sudah besar paham sendiri.
Barangkali di antara pembaca masih ada yang melihat praktik serupa. Jadi jika seorang anak perempuan yang sangat mirip dengan ibunya, atau anak laki-laki sangat mirip ayahnya, harus "dijual".
Alasannya jelas tidak ilmiah. Setelah dewasa nanti, kalau tidak dijual, anak-ibu atau anak-ayah tsb akan sering bertengkar.
Lucunya, setelah anak itu dibeli Mamak (seharga dua potong pempek kampung, masa itu), si bocah tetap dibawa pulang ibu kandungnya. Padahal kupikir aku bakal punya adik!
Kenangan itu menguap puluhan tahun kemudian. Lalu, aku berkenalan dengan seseorang yang kelak jadi sahabatku.