Kami tertawa melihatnya, romantis sekali persahabatan mereka.
Masih banyak kejadian antara lucu dan sedih lainnya. Mungkin tidak seheroik anak-anak di belahan Indonesia lain, yang menyumbangkan tabungan mereka kepada pihak medis untuk membeli APD. Tapi anak-anak ini tetap jadi pahlawan, karena bisa menahan kebutuhan bermain mereka di tengah pandemi.
Kelak, sepuluh, dua puluh, bahkan tiga puluh tahun ke depan, mereka bisa bercerita pada anak-anaknya. "Dulu kami tak bisa bermain, tidak ke sekolah. Kami rela tidak jajan dan diam di rumah, demi mempertahankan kehidupan manusia.
"Kalau kami dulu nekat keluar dan bertingkah sembarangan, kalian tidak ada di muka bumi ini!" Kira-kira begitu.