Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pembelajaran Kasus Korupsi Proyek Tugu Antikorupsi

3 November 2018   23:29 Diperbarui: 5 November 2018   12:53 1942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kasus ini semestinya kita sama-sama belajar. Upaya memerangi korupsi memang takkan pernah berhasil bila sekadar dilakukan secara simbolik. 

Membangun tugu seindah, sekokoh dan semegah apapun jelas tak berkorelasi dengan pemberantasan korupsi, sekalipun tugu tersebut diberi nama "tugu antikorupsi". Kalau memang ingin dan sudah terbiasa korup, pasti korup.      

Mengobarkan semangat antikorupsi semestinya dilakukan dengan cara-cara yang lebih tepat dan menyentuh hati masyarakat. Jangan malah sekadar menjadikannya sebagai ide proyek. 

Tidak harus berfoya-foya dan menghabiskan banyak anggaran karena yang terpenting adalah keteladanan dari para pemimpin.

Kelemahan birokrasi kita sejak dulu hingga kini memang terbiasa menghabiskan energi, waktu dan dana untuk hal-hal yang sifatnya sekadar simbolik dan seremonial. 

Birokrasi kita kurang kreatif merancang program-program yang bisa menyentuh langsung masyarakat, tepat sasaran dan hadap masalah.

Setiap masalah dihadapi dengan cara-cara lama dan biasa-biasa. Tanggung jawab dianggap selesai setelah acara gunting pita yang menandakan proyek dan program dilaksanakan tanpa harus pusing memikirkan efektivitasnya menyelesaikan masalah.

Yang ada, sekarang publik malah semakin greget dan dibuat geleng-geleng kepala. Niat pemerintah daerah membangun tugu antikorupsi tapi dananya malah dikorupsi. Aneh bin ajaib.

Sejak awal, ide membangun tugu ini memang terbilang janggal dan bermasalah. Dengan alasan untuk menghilangkan perilaku koruptif, dibangunlah tugu. 

Lalu, untuk membangun tugu tersebut, pemerintah daerah harus menganggarkan dana miliaran rupiah. Entah apa urgensinya, padahal dana sebesar itu akan terasa lebih bermanfaat bila disalurkan untuk program-program yang lebih tepat sasaran. 

Saya membayangkan, siapapun yang melihat tugu tersebut pasti akan malu dan enggan menyebutnya sebagai tugu antikorupsi. Sebaliknya, mereka pasti akan menyebutnya sebagai proyek tugu (yang) dikorupsi. 

Sekali lagi, kasus ini harus menjadi pembelajaran berharga buat semua, jangan sampai terulang lagi dimanapun dan kapanpun.

***

Jambi, 3 November 2018    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun