Alasan utama mengapa Kurikulum Merdeka ini masih dipergunakan dalam pembelajaran tahun 2025/2026  karena landasannya adalah penerapan metode deep learning untuk pembelajaran yang lebih mendalam, interaktif, kritis dan mencari solusi dalam memecahkan masalah secara mandiri.  Fokus pembelajaran bukan lagi kepada materi yang dihafalkan, tetapi kepada kebutuhan siswa dimana setiap siswa itu berbeda daya integensia atau cognitivenya.   Siswa yang kurang cerdas akan mendapatkan perhatian lebih banyak .
Pengertian deep learning bagian dari suatu machine learning yang bekerja sama dengan artificial neural networks (jaringan syaraf tiruan), algoritma dirancang untuk meniru cara manusia  berpikir dan belajar. Â
Konteks dengan pendidikan deep learning belajar mengenali gambar, teks, suara yang kompleks dan pola data lain untuk menghasilkan wawasan dan prediksi yang akurat.
Pembelajaran juga berbasis proyek: Â Dalam hal ini siswa tidak lagi diberikan pekerjaan rumah tetapi mengerjakan proyek yang relevan dengan bahan pelajaran dan kehidupanya nyata dan meningkatkan keterampilannya.
Inovasi pembelajaran dengan teknologi: Â Di era digital , siswa dan guru harus siap untuk blended learning antara pembelajaran dengan teknologi berupa alat teknologi baik itu perangkat keras maupun perangkat lunak.
Penguatan soft skills dan hard skills
Kurikulum hanya menekankan penguasaan pengetahuan akademik dalam hal ini artinya hard skills, maka siswa juga perlu mendapatkan penguatan dalam soft skill untuk hadapi perubahan dunia yang terus berganti.
Soft skills ini berupa 4 C yaitu keterampilan  berpikir kritis  (Critical  thinking),  komunikasi (communication),  kolaborasi (Collaboration) dan kreativitas (creativity).
Berpikir kritis
Siswa mampu berpikir kritis dan analitis dalam berbagai situasi.  Permasalahan bukan hanya di  sekolah saja tetapi secara pribadi dan sosial dalam kehidupan.  Kemampuan berpikir kritis ini sangat penting untuk hadapi abad ke 21.  Kemampuan kritis ini juga mampu berpikir reflektif dan bernalar ketika mengambil keputusan.  Menurut pendapat Azizah Et Al, 2018 dikatakan bahwa berpikir kritis merupakan keterampilan memecahkan masalah secara mendasar, misalnya mencari penyebab utamanya bukan melihat dari apa yang terlihat.   Berpikir kritis adalah proses kognitif menganalisa masalah secara sistematis dan akurat, mengisolasi masalah secara cermat dan menyeluruh dan memeriksa informasi untuk merancang strategi pemecahan masalah.
Komunikasi
Para siswa ini kedepannya akan menjadi professional . Untuk itu perlu punya keterampilan yang relevan di abad 21 yaitu komunikasi. Â Keterampilan komunikasi yang paling dasar, adalah pengetahuan dasar, literasi digital dan informasi, pengetahuan interdisipliner.
Keterampilan ini meliputi kemampuan berkomunikasi secara efektif melalui berbagai media secara lisan maupun tulisan. Â Guru memiliki keterampilan komunikasi yang baik untuk mengarahkan siswa dan memberikan informasi yang jelas dan akurat. Â Demikian juga siswa punya kemampuan menyampaikan ide secara jelas, percaya diri, mendengarkan aktif dan berinteraksi dengan baik dalam diskusi, sikap menghargai dan empati.
Kolaborasi
Pembelajaran kolaboratif dapat dilakukan secara peer-to-peer (berpasangan) atau dalam kelompok yang lebih besar.  Pembelajaran tersebut di atas merupakan pembelajaran kolaboratif yang melibatkan siswa bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk membahas suatu konsep atau menemukan solusi atas masalah.