Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ironi Alasan Kebijakan Kenaikan Cukai Hasil Tembakau karena Rakyat Miskin Lebih Memilih Tidak Makan Ketimbang Tidak Merokok

6 November 2022   16:09 Diperbarui: 6 November 2022   16:17 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas/Yuniadhi Agung

Saya sering berpikir praktis bahwa kebutuhan orang miskin adalah kebutuhan pangan, sandang dan papan.   Bagaimana mereka bisa sejahtera apabila mereka tidak bisa memenuhi hidup untuk hal-hal yang dasar saja.

Sayangnya,  pemikiran praktis saya sangat salah karena justru orang miskin di Indonesia itu membeli rokok sebagai kebutuhan nomer dua setelah beras.

Berdasarkan data survey Ekonomi Nasional 2014 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tembakau dan sirih adalah 11,4 persen dari total pengeluaran untuk kebutuhan pangan sehari-hari.  Lebih spesifiknya  konsumsi rokok di rumah tangga perkotaan mencapai 12,21% sementara masyarakat miskin di pedesaan mencapai 11,36%.

Kaget luar biasa ketika saya membaca hasil survey yang menyatakan hal itu.  Mengapa orang miskin justru mau mengeluarkan uangnya untuk membeli rokok yang sebenarnya tak bermanfaat . 

Apakah mereka itu tak mengetahui bahwa merokok itu sangat bahaya?  Merokok itu dapat menyebabkan kematian dan stunting.  

Menyedihkan lagi pelaku dari perokok adalah anak-anak di usia 14-19 tahun ke atas.

Jawaban atas pertanyaan di atas adalah  merokok itu sudah jadi budaya Indonesia yang sulit dihilangangkan.

Inilah budaya merokok yang terus mengakar  public atau warga Indonesia. 

1. Bentuk rasa hormat

Loh kok bisa?  Yach rokok dianggap symbol rasa hormat apabila ada penyelenggaraan kenduri kepada tamu, santri kepada kiai, dan rokok disiapkan untuk peserta rapat di Bina Graha saat era ex Presiden Soeharto.

2. Dianggap kebutuhan rokok

Pokoknya harus ada rokok.  Tidak apa-apa  mengurangi atau tanpa makanan bergizi seperti tempe , tahu sumber protein, yang penting ada rokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun