Mohon tunggu...
el lazuardi
el lazuardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Menunda Menikah, karena Realitas Tidak Seindah Glorifikasi

3 Maret 2024   17:10 Diperbarui: 5 Maret 2024   09:30 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(PEXELS/TRUNG NGUYEN via KOMPAS.com)

Menikah merupakan perbuatan baik yang perlu disegerakan. Meski demikian, kita tetap perlu memperhitungkan sejumlah hal sebelum memutuskan untuk menikah. Dalam beberapa situasi, menunda menikah justru merupakan keputusan yang lebih baik.

"Menikahlah, karena menikah itu indah!".

Sepotong kalimat di atas sering dilontarkan orang-orang yang telah menikah pada mereka-mereka yang belum menikah. Sebuah kalimat penyemangat, tapi juga bisa menjadi jebakan. Tergantung situasi yang menyertainya.

Glorifikasi perkara menikah memang sangat masif di masyarakat kita. Dalam hal ini, urusan menikah dianggap sebagai perkara penting yang wajib ditunaikan. Makin cepat dianggap makin baik, khususnya bagi mereka yang sudah berusia matang. Sementara menunda atau tidak menikah dianggap sebagai sebuah kesia-siaan.

Ya, setidaknya ada tiga bentuk persepsi di masyarakat sebagai pengejawantahan glorifikasi dari menikah.

1. Menikah sebagai sebuah legitimasi dari kesempurnaan hidup.
2. Menikah sebagai jalan meraih kebahagiaan hidup.
3. Menikah untuk meningkatkan taraf hidup.

Selanjutnya, apakah kita harus menerima begitu saja pemikiran seperti yang disebutkan di atas ? Tak ada salahnya berkata setuju karena dalam beberapa kejadian, hal-hal seperti yang disebutkan di atas benar adanya.

Meski demikian, kita juga tak boleh mengabaikan realita. Kenapa?

Karena faktanya, realitas tak selalu berbanding lurus dengan ekspektasi. Dan kenyataannya perkara menikah kadang tak sesuai glorifikasi.

Mari kita urai satu persatu dari ketiga poin di atas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun