Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Bal-Balan

25 April 2021   13:12 Diperbarui: 25 April 2021   21:29 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Manadopost.com

Sebagian besar penduduk akan membayar jasa pengobatan atau jasa apapun dengan hasil panen, jika mereka tidak memiliki lembaran ribuan atau puluh ribuan. Walaupun seperti kerepotan membawa beberapa butir kelapa dan sedompol singkong di kedua tangannya. Sambil mengapit tas slempang.

Namun pak mantri tetap tersenyum sambil melemparkan salam kepada beberapa penduduk di luar rumah Marhawi.

__________

Sudah seminggu Marhawi tak mencangkul di tanah lembah, badanya lemas, sebagai gantinya, Ngat yang bekerja matun di lahan garapan di lembah tempat suaminya bekerja.

Para petani yang memiliki tanah garapan di lahan perhutani itu sering meminta bantuan buruh tani untuk menanam jagung, singkong dan kedelai, pun di kala panen. Lahan garapan yang dimiliki sebagian penduduk lembah juga beragam luasnya. Tergantung biaya pengajuan dan sedikit lembaran merah sebagai "tips" kepada mandor atau makelar lahan garapan.

Tak terkecuali Marhawi dan Ngat, ia adalah keluarga buruh tani, kondisi ekonomi yang sangat rendah memaksa keluarga tersebut untuk bekerja seadanya. Belum lagi jika tagihan listrik dan uang balitaan, iuran air dan uang untuk kebutuhan sehari-hari, seperti hantu yang kerap datang dan pergi, datangnya mendadak, perginya pun tanpa pamit.

____________

Pagi itu angin benar-benar memanjakan para petani. Awan yang biasanya enggan berada di atas kepalanya, seakan tidak mau pergi dari posisinya yang menghalangi terik matahari yang menyengat.

"Ngat, ayo nanti cari kayu bakar sepulang dari sini. Lumayan kalau dapat dua atau lima bentel, bisa kita bawa ke pasar krempyeng. Kemarin ada yang mau tujuh ribu perbentelnya." Ajak Rusmini, tetangganya

"Iya yu, tapi aku tak ngantarkan Tirto dulu ke bapaknya, biar diemong." Jawabnya,

__________

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun