Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Satu Manfaat Konsumsi Buah dan Sayur Segar yang Tak Bisa Digantikan Multivitamin Termahal Sekalipun

17 Oktober 2021   11:41 Diperbarui: 17 Oktober 2021   15:01 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengonsumsi buah dan sayur segar sangat bermanfaat bagi tubuh bahkan tak bisa digantikan oleh multivitamin. Sumber: Unplash/Ja Ma via Kompas.com

Hati-hati jika anak-anak Anda tak mau makan buah dan sayur. (Foto: istockphoto.com/Magdevski)
Hati-hati jika anak-anak Anda tak mau makan buah dan sayur. (Foto: istockphoto.com/Magdevski)

Riset ini diklaim sebagai yang pertama yang pernah menyelidiki kaitan konsumsi buah dan sayur segar dengan kesehatan mental anak-anak usia sekolah. Studi tersebut dilaksanakan di sekolah-sekolah menengah Inggris.

Mereka yang makan minimal 5 porsi buah dan sayur dalam sehari tercatat memiliki kondisi kesehatan mental yang lebih baik daripada teman-temannya yang mengonsumsi kurang dari takaran tadi. 

Tim peneliti pun menyimpulkan bahwa pihak berwenang (pemerintah pusat, lokal dan departemen kesehatan) semestinya menindaklanjuti temuan ini dengan mengembangkan sebuah kebijakan yang memastikan anak-anak untuk mendapatkan nutrisi yang berkualitas setidaknya selama mereka berada di lingkungan sekolah. Karena dengan nutrisi yang prima, otak mereka berkembang optimal dan kesehatan mental juga terpelihara dengan baik.

Aspek kesehatan mental akhir-akhir ini memang menjadi sorotan banyak pihak karena anak-anak dan remaja juga tak luput dari deraan mental selama pandemi berlangsung. 

Di Indonesia kita bisa lihat sendiri anak-anak sekolah mengeluhkan 'burnout' saat belajar daring di rumah. Mereka bahkan begadang untuk menyelesaikan tugas. 

Beban belajar yang berlebihan diperberat dengan labilnya kondisi mental mereka dan kemampuan mendisiplinkan diri dan mengatur waktu yang kurang baik. Akhirnya dampaknya sangat besar bagi kondisi mental anak-anak usia sekolah kita.

Kesehatan mental anak-anak kita seharusnya mulai jadi prioritas karena jika di usia dini kesehatan mental tak terpelihara dengan baik, masalah itu akan makin parah di usia dewasa.

Jika dibiarkan, masalah kesehatan mental anak dan remaja ini akan makin mengakar dan membuat kewalahan sampai akhirnya tak bisa lagi diatasi, yang pada gilirannya akan memberi dampak juga pada lingkungan sekitar dan masyarakat secara keseluruhan. 

Peneliti menandaskan anak-anak dengan kesehatan mental buruk akan menjadi orang dewasa yang kualitas kehidupannya menurun dan kurang bisa berprestasi dan berkontribusi pada masyarakat. Alih-alih berkontribusi, mereka malah bisa menjadi 'beban' masyarakat.

Hasil penelitian ini bisa dikatakan sangat meyakinkan karena jumlah subjek studinya hampir 9 ribu orang di 50 sekolah di Norfolk, Inggris Raya selama Oktober 2017 (pra-pandemi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun