Riset ini diklaim sebagai yang pertama yang pernah menyelidiki kaitan konsumsi buah dan sayur segar dengan kesehatan mental anak-anak usia sekolah. Studi tersebut dilaksanakan di sekolah-sekolah menengah Inggris.
Mereka yang makan minimal 5 porsi buah dan sayur dalam sehari tercatat memiliki kondisi kesehatan mental yang lebih baik daripada teman-temannya yang mengonsumsi kurang dari takaran tadi.Â
Tim peneliti pun menyimpulkan bahwa pihak berwenang (pemerintah pusat, lokal dan departemen kesehatan) semestinya menindaklanjuti temuan ini dengan mengembangkan sebuah kebijakan yang memastikan anak-anak untuk mendapatkan nutrisi yang berkualitas setidaknya selama mereka berada di lingkungan sekolah. Karena dengan nutrisi yang prima, otak mereka berkembang optimal dan kesehatan mental juga terpelihara dengan baik.
Aspek kesehatan mental akhir-akhir ini memang menjadi sorotan banyak pihak karena anak-anak dan remaja juga tak luput dari deraan mental selama pandemi berlangsung.Â
Di Indonesia kita bisa lihat sendiri anak-anak sekolah mengeluhkan 'burnout' saat belajar daring di rumah. Mereka bahkan begadang untuk menyelesaikan tugas.Â
Beban belajar yang berlebihan diperberat dengan labilnya kondisi mental mereka dan kemampuan mendisiplinkan diri dan mengatur waktu yang kurang baik. Akhirnya dampaknya sangat besar bagi kondisi mental anak-anak usia sekolah kita.
Kesehatan mental anak-anak kita seharusnya mulai jadi prioritas karena jika di usia dini kesehatan mental tak terpelihara dengan baik, masalah itu akan makin parah di usia dewasa.
Jika dibiarkan, masalah kesehatan mental anak dan remaja ini akan makin mengakar dan membuat kewalahan sampai akhirnya tak bisa lagi diatasi, yang pada gilirannya akan memberi dampak juga pada lingkungan sekitar dan masyarakat secara keseluruhan.Â
Peneliti menandaskan anak-anak dengan kesehatan mental buruk akan menjadi orang dewasa yang kualitas kehidupannya menurun dan kurang bisa berprestasi dan berkontribusi pada masyarakat. Alih-alih berkontribusi, mereka malah bisa menjadi 'beban' masyarakat.
Hasil penelitian ini bisa dikatakan sangat meyakinkan karena jumlah subjek studinya hampir 9 ribu orang di 50 sekolah di Norfolk, Inggris Raya selama Oktober 2017 (pra-pandemi).