Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Phasmophobia Jangan Kuatir, Ada Film Horor Untuk Solusinya

9 Agustus 2022   21:58 Diperbarui: 21 Agustus 2022   10:50 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar: alodokter

Untuk tontonan yang bukan horor saja, anak-anak membutuhkan screen time untuk mengatur durasi nonton dan jenis tontonannya. 

Anak-anak menonton harus dalam bimbingan orang tua, dengan perjanjian atau komitmen yang sebelumnya sudah dinegosiasikan dengan orang tua, termasuk jenis tontonan dan waktunya.

Film Horor Berbahaya Bagi Anak?

Memangnya film horor berbahaya bagi anak-anak? Apa ada efek buruknya?

Hingga usia pra-remaja sebenarnya anak-anak tidak dianjurkan untuk menonton horor.

Pengalaman masa kecil ketika di ajak kakek menonton film horor membuat kejadian itu terus membekas dan menjadi peristiwa traumatis. Bahkan ketika baru pulang dari bioskop, terasa seluruh isi rumah menjadi sangat menakutkan. Meskipun orang tua menjelaskan bahwa semua film horor adalah reka imajinasi.

Terbalik dengan pola pikir anak-anak, film horor banyak menampilkan hal-hal yang tidak masuk akal dan tidak logis. Mahluk yang bisa terbang, menghilang dan muncul kapan saja di mana dengan wajah yang seram menakutkan, selalu digambarkan berada di tempat gelap.

Pada akhirnya, anak akan bingung mana yang nyata dan masuk akal, serta mana yang hanya ada di dalam cerita film. Kondisi tersebutlah yang nantinya akan menimbulkan efek buruk dalam jangka pendek dan jangka panjang pada anak.

Pertama, Fobia dan Gangguan Kecemasan

Bahkan ketika menonton film perang  saja, bisa menimbulkan kecemasan parah.  Anak-anak memang berisiko lebih besar mengalami gangguan kecemasan dan fobia setelah menonton film, jika dibandingkan orang dewasa.

Namun tidak sedikit orang dewasa yang masih mengalami phobia dan trauma akibat pengalaman yang salah ketika kanak-kanak karena menonton film horor.

Berdasarkan banyaknya pengalaman dan perkembangan usianya, anak-anak semakin bisa memahami mana realitas dan mana yang imajinasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun