Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kenaikan Harga Elpiji Non Subsidi, Gejala Indonesia Krisis Energi?

9 Januari 2022   16:14 Diperbarui: 10 Januari 2022   02:50 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harga gas, minyak dan batu bara juga melambung. Negara yang mengalami krisis ini berpeluang besar akan berpotensi mengalami stagflasi. Kondisi ini terjadi saat inflasi sedang tinggi, sementara kondisi ekonomi negara cenderung stagnan.

Bagi Indonesia, krisis energi tentunya akan berdampak. Melansir Sindonews, Senin (25/10), peningkatan inflasi Indonesia terancam meningkat. Kenaikan harga komoditas energi di pasar internasional, akan mengerek naik biaya produksi di dalam negeri (lihat IDX Chanel).

Apa dampaknya? Negara-negara berkebutuhan energi yang besar akan berbondong-bondong mengandalkan Indonesia. Kemudian direspon Indonesia dengan memenuhi banyaknya permintaan sumber energi bagi negara-negara di dunia. 

Apa akibatnya? Pasokan kebutuhan dalam negeri sendiri yang berkurang. Hal ini karena kadung ada perjanjian kontrak dengan negara luar untuk pasokan energi yang tak bisa dicabut kembali. Indonesia harus memenuhi kebutuhan sumber energi bagi negara-negara yang membutuhkan. 

Menurut hemat saya, meskipun awam soal hal ihwal sumber energi, namun kita bisa melihat kondisi ini dapat mengurangi pasokan sumber energi dalam negeri sendiri. 

Kondisi ini pula yang secara otomatis membatasi produksi untuk kebutuhan dalam negeri. Lambat laun kondisi ini menciptakan krisis energi dalam negeri.

Kenaikan harga gas elpiji non subsidi hanyalah salah satu dampak yang ditimbulkannya dari fenomena itu. Harga elpiji naik menjadi kondisi otomatis yang tercipta karena fenomena itu. 

Krisis energi dalam negeri muncul sebagai akibat banyaknya produksi untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Pasokan ekspor yang meningkat, menyebabkan pembatasan pasokan kebutuhan sumberdaya energi di dalam negeri. 

Namun, pada akhirnya kita akan dihadapkan pada kondisi untuk membatasi kebutuhan ekspor. Jika hal ini tidak dicermati, pasokan kebutuhan dalam negeri semakin berkurang. 

Otomatis pula, kondisi ini menyebabkan elpiji bisa langka di dalam negeri, sehingga pasokan yang tersedia di pasar domestik sangat terbatas dan menyebabkan kenaikan harga atau tingginya kenaikan harga elpiji. 

Pada kondisi yang mendesak ini, lambat laun pemerintah pasti akan menerapkan kebijakan pembatasan ekspor sumber energi sebagaimana yang saat ini aktual diberlakukan, yakni pelarangan ekspor batu bara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun