Menurut penduduk, konon Islam masuk ke pulau itu, sejak abad 13 M. Tentu waktu yang sangat tua, dan sepertinya tidak setua itu. Menurut pandangan arkeologi kami, adanya bukti masjid kuno menurut tipologinya, mungkin kisaran abad 17 M, walaupun pedagang Islam, bisa saja sudah ada jauh sebelum waktu pendirian masjid.
Bukti-bukti Aktivitas Perdagangan Kuno
Melihat keramik-keramik porselin itu menandakan adanya jejak-jejak aktivitas perdagangan setidaknya sejak abad 16 M, atau bahkan lebih tua lagi dari itu. Keramik-keramik porselin itu diantaranya juga ada yang berasal dari abad 19-20, terutama keramik buatan Belanda.
Beberapa juga ditemukan alat-alat rumah tangga, bahkan yang terbuat dari logam dan kaca, yang menunjukkan peralatan dibuat oleh bangsa Eropa. Artinya, jejak perdagangan sejak awal Islam masuk, hingga masuknya pengaruh kolonial, sudah ramai di kampung kuno itu.Â
Tentu menjadi pertanyaan, sejak kapan, kampung kuno itu berdiri? Sepertinya jejak-jejak masa lampau itu, masih perlu terus ditelusuri. Peradaban sebelum ramainya aktivitas perdagangan dari masa pengaruh Islam hingga kolonial, masih misterius. Kemudian, bagaimana peran kampung kuno itu terhadap pulau-pulau lainnya, juga perlu dijawab.Â
Yang pasti, kampung kuno itu, dengan jejak-jejaknya yang masih dapat dilihat sampai detik ini, adalah bukti adanya peradaban yang maju dan terus bertahan hingga sekarang. Kampung kuno, meskipun saat ini menyisakan puing-puing di tengah pulau terpencil dan dikelilingi oleh hutan dan lahan-lahan tidur, menjadi saksi dan bukti sejarah peradaban manusia kala itu.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI