Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melacak Jejak Kampung Kuno Pulau Tayando, di Ujung Timur Tenggara Nusantara

19 Juli 2020   20:36 Diperbarui: 23 Agustus 2020   22:00 2507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejak perdagangan kuno, gerabah dan keramik. Sumber: Balai Arkeologi Maluku/Wuri Handoko

Ilalang dibabat, rumpu-rumput disabit dan tanaman-tanaman perdu dengan batangnya yang masih kecil, ikut dibabat. Pandangan semakin lapang, dan kami bisa melihat apa, yang ada di situs itu sebenarnya. Walaupun dari pinggir jalan desa yang sudah dibersihkan dan dibeton penduduk, sangat terpampang jelas, namun kami penasaran, seperti apa, bagian dalamnya. 

Benar-benar jejak kampung kuno, yang tidak kami bayangkan sebelumnya ada di pulau terpencil itu. Jelas, jejak kampung kuno itu, menandakan bahwa pada masa lampau, pulau ini sudah cukup ramai, dihuni penduduk dan mereka melakukan transaksi perdagangan dan berjumpa, berinteraksi dengan penduduk dari luar pulau. Penduduk lokal, menyebut situs Kampung Kuno itu, dengan sebutan Ohoitom Tahayad. 

Kami saksiksan, terdapat susunan batu yang mengelilingi area, yang kemungkinan sebagai tempat bermukim. Di bagian sisi luarnya, setidaknya di sisi bagian barat dan selatan. Sunan batu sebagai bentang tradisional, masih terlihat tersusun rapi. Tingginya bahkan mencapi dua kali tinggi manusia rata-rata. Susunan batu yang tampak rapi, meskipun tanpa menggunakan perekat. Benar-benar batu dari lokasi setempat yang disusun membentuk benteng pengaman. 

Bahkan, setelah dengan detail, kami teliti dan berkeliling di bagian tepi susunan batu itu, kami melihat terdapat celah-celah diantara susunan batu itu. Mungkin lubang-lubang celah itu, dibuat penduduk untuk melihat kedatangan musuh dari luar yang memasuki kampung mereka. 

Konon,menurut tradisi tutur setempat, kampung kuno Ohoitom Tahayad pada masa lampau dihuni oleh 4 kampung yang sekarang menyebar berdiri sendiri masing-masing menjadi penduduk desa Yamtel di Pulau Heniar, Yamru, Ohoile dan Langgiar di Pulau Tayando.

Melihat jejak benteng tradisionalnya, susunan batu keliling, kampung kuno itu luasnya mencapai  hampir satu kilometer persegi. Cukup luas untuk ukuran kampung kuno, masa lampau. 

Jejak Masjid dan Makam-makam Kuno

Masjid Kuno Ohoitom Tahayad, Sumber: Balai Arkeologi Maluku/Wuri Handoko
Masjid Kuno Ohoitom Tahayad, Sumber: Balai Arkeologi Maluku/Wuri Handoko
Setelah mengamati susunan batu keliling itu, kami juga mengamati jejak kampung kuno lainnya. Sangat menakjubkan dan diluar dugaan pula, kami melihat adanya jejak masjid kuno, yang tersisa bagian atas dan setengah dindingnya. Tapi tampaknya karena sudah ada penggantian material dan dipelihara oleh penduduk. Masjid kuno itu sudah tidak digunakan lagi, hanya menjadi saksi sejarah yang terus dipertahankan. 

Demikian pula kampung kuno itu, juga tidak dihuni lagi. Konon penduduk di awal abad 19, sudah meninggalkan kampung itu, dan membentuk beberapa kampung baru yang dihuni sekarang, dan tersebar di beberapa pulau kecil lain di sekitarnya.

Di areal masjid kuno, juga tampak sudah biasa dibersihkan dan dipelihara. Terlihat pada bagian depan masjid, sudah diplester semen. Katanya, tempat itu digunakan sewaktu-waktu kalau ada kunjungan tamu atau wisatawan yang berkunjung. 

Selain masjid kuno, di beberapa areal, juga terdapat jejak-jejak makam kuno. Menurut penduduk, jejak makam-makam kuno itu adalah peninggalan dari leluhur pembawa Islam ke wilayah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun