Ilalang dibabat, rumpu-rumput disabit dan tanaman-tanaman perdu dengan batangnya yang masih kecil, ikut dibabat. Pandangan semakin lapang, dan kami bisa melihat apa, yang ada di situs itu sebenarnya. Walaupun dari pinggir jalan desa yang sudah dibersihkan dan dibeton penduduk, sangat terpampang jelas, namun kami penasaran, seperti apa, bagian dalamnya.Â
Benar-benar jejak kampung kuno, yang tidak kami bayangkan sebelumnya ada di pulau terpencil itu. Jelas, jejak kampung kuno itu, menandakan bahwa pada masa lampau, pulau ini sudah cukup ramai, dihuni penduduk dan mereka melakukan transaksi perdagangan dan berjumpa, berinteraksi dengan penduduk dari luar pulau. Penduduk lokal, menyebut situs Kampung Kuno itu, dengan sebutan Ohoitom Tahayad.Â
Kami saksiksan, terdapat susunan batu yang mengelilingi area, yang kemungkinan sebagai tempat bermukim. Di bagian sisi luarnya, setidaknya di sisi bagian barat dan selatan. Sunan batu sebagai bentang tradisional, masih terlihat tersusun rapi. Tingginya bahkan mencapi dua kali tinggi manusia rata-rata. Susunan batu yang tampak rapi, meskipun tanpa menggunakan perekat. Benar-benar batu dari lokasi setempat yang disusun membentuk benteng pengaman.Â
Bahkan, setelah dengan detail, kami teliti dan berkeliling di bagian tepi susunan batu itu, kami melihat terdapat celah-celah diantara susunan batu itu. Mungkin lubang-lubang celah itu, dibuat penduduk untuk melihat kedatangan musuh dari luar yang memasuki kampung mereka.Â
Konon,menurut tradisi tutur setempat, kampung kuno Ohoitom Tahayad pada masa lampau dihuni oleh 4 kampung yang sekarang menyebar berdiri sendiri masing-masing menjadi penduduk desa Yamtel di Pulau Heniar, Yamru, Ohoile dan Langgiar di Pulau Tayando.
Melihat jejak benteng tradisionalnya, susunan batu keliling, kampung kuno itu luasnya mencapai  hampir satu kilometer persegi. Cukup luas untuk ukuran kampung kuno, masa lampau.Â
Jejak Masjid dan Makam-makam Kuno
Demikian pula kampung kuno itu, juga tidak dihuni lagi. Konon penduduk di awal abad 19, sudah meninggalkan kampung itu, dan membentuk beberapa kampung baru yang dihuni sekarang, dan tersebar di beberapa pulau kecil lain di sekitarnya.
Di areal masjid kuno, juga tampak sudah biasa dibersihkan dan dipelihara. Terlihat pada bagian depan masjid, sudah diplester semen. Katanya, tempat itu digunakan sewaktu-waktu kalau ada kunjungan tamu atau wisatawan yang berkunjung.Â
Selain masjid kuno, di beberapa areal, juga terdapat jejak-jejak makam kuno. Menurut penduduk, jejak makam-makam kuno itu adalah peninggalan dari leluhur pembawa Islam ke wilayah itu.