Mohon tunggu...
Wulandari
Wulandari Mohon Tunggu... Dosen - blogger

berbagi cerita, karena kelak ini jadi sejarah...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petani

3 Juni 2016   22:28 Diperbarui: 3 Juni 2016   22:37 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi buta, ia tak lagi peduli usia

Aku menatapnya lekat

Tubuh renta masih kuat mengayuh cangkul

Pagi berangkat, siang pulang, kemudian kembali lagi

Ia tak sendiri

Ada wanita yang selalu menemani

Andai ia bisa memilih

Mungkin ia akan terus menggarap sawah

Bukan karena ingin kaya

Tetapi itu sudah menjadi kewajiban

Panas terik seperti kawan

Hujan badai bukanlah lawan

Ia terus melangkah

Duhai engkau

Yang masih merasa risau

Tengoklah sesekali kemari

Ada tubuh yang berkeringat

Namun tetap berjalan

Demi padi yang menguning

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun