Mohon tunggu...
wulan azzahra
wulan azzahra Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswi

Mahasiswi Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kepribadian Tokoh Melody dan Dylan dalam Kajian Psikologi Sigmund Freud

12 Juli 2021   10:50 Diperbarui: 12 Juli 2021   11:05 1732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH MELODY DAN DYLAN

KAJIAN PSIKOLOGI SIGMUN FREUD DALAM

NOVEL MELODYLAN KARYA ASRIACI

Oleh : Wulan Azzahra

Universitas Pamulang

Novel sebagai salah satu genre sastra, ada kalanya ditulis secara rinci dan hidup sehingga memberikan kesan kepada pembaca bahwa dunia yang ada dalam novel tersebut adalah suatu kenyataan yang terjadi dalam masyarakat. Sumarjo (1979:19) berpendapat bahwa dari sekian banyak ragam sastra, novel merupakan bentuk karya sastra yang paling diminati. Dalam khasanah sastra jawa banyak dijumpai beberapa karya sastra yang menceritakan tentang kejiwaan tokoh-tokohnya.


 Berdasarkan perwatakan dan perkembangan konflik yang sangat kompleks dalam sebuah karya fiksi sangatlah menarik untuk diteliti. Pengkajian dalam karya sastra dapat dibantu dengan berbagai disiplin limu, salah satunya ilmu psikologi sastra. Teori psikologi yang digunakan dalam penelitian ini teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Menurut Sigmund Freud pada umumnya dibagi menjadi tiga yaitu id, ego, dan superego. Id adalah dorongan-dorongan primitif yang harus dipuaskan, salah satunya yaitu libido. Id dengan demikian merupakan kenyataan subyektif prima, dunia batin sebelum individu mengalami pengalaman tentang dunia luar. Ego bertugas untuk mengontrol id, sedangkan super ego berisi kata hati.

Sigmund Freud adalah psikolog pertama yang menyelidiki aspek ketidaksadaran dalam jiwa manusia. Freud semakin terfokus perhatiannya pada masalah psikologi tokoh. Dia juga dapat menganalogikan tokoh-tokoh dalam karya sastra. Teori Freud dimanfaatkan untuk menggungkapkan berbagai gejala psikologis di balik gejala bahasa (Endraswaran 2008:4). Freud menghubungkan karya sastra dengan mimpi. Sastra dan mimpi dianggap memberikan kepuasaan secara tidak langsung. Mimpi seperti tulisan merupakan sistem tanda yang menunjukkan pada sesuatu yang berbeda, yaitu merupakan sistem tanda-tanda itu sendiri.

 Freud membedakan kepribadian menjadi tiga macam yaitu id, ego dan super ego (Endraswara 2008: 2). Teori psikoanalisis Freud tampaknya yang banyak mengilhami para pemerhati psikologi sastra. Dia membedakan kepribadian menjadi tiga macam Id, Ego, dan Super Ego. Ketiga ranah psikologi ini tampaknya yang menjadi dasar pijakan penelitian psikologi sastra.

Dalam sebuah cerita, seorang tokoh pasti memiliki kepribadian yang ada pada dirinya. Novel Melodylan karya Asriaci merupakan novel yang begitu kuat dalam menggambarkan kepribadian dari sang tokoh utama yaitu Melody dan Dylan. Kepribadian yang ada dalam tokoh utama tersebut dikupas dengan teori dari Sigmund Freud, yaitu id, ego, dan superego. Berikut ini klasifikasi aspek kepribadian yang dimiliki oleh tokoh utama dalam novel Melodylan karya Asriaci.

*ID

Aspek ini yang terdapat dalam tokoh Melody muncul diawal cerita ketika Melody ingin pulang dengan Dylan ketika mereka bertemu secara tidak sengaja disebuah caf dalam keadaan sedang hujan. Keinginan Melody tersebut melatar belakangi kemunculan id/naluri dalam diri Melody. Keinginan Melody bukan tidak beralasan, tentu ada alasan mengapa Melody ingin pulang bareng dengan Dylan yaitu karena Melody tidak mau pulang hujan-hujan dan saat itupun kondisi sudah larut malam. Hal ini terlihat dalam kutipan sebagai berikut.

"kak Dylan kan?" Tanya Melody tolol, itu adalah sesuatu yang sudah pasti, buat apa ditanyakan kembali. Dylan menoleh kearah Melody dengan kerutan di dahinya. Dari raut wajahnya, terlihat bahwa Dylan tidak suka dengan kehadiran Melody di hadapannya. Dia seperti ingin mengatakan, 'lo apaan sih disini, sok kenal lagi.' "Masih perlu gue jawab?" Dylan balik Tanya dengan raut wajah sinisnya. Melody menggigit bibir bawahnya, seharusnya dia tahu bahwa respons Dylan akan seperti ini. Lalu dia menghela napas, mengumpulkan sisa-sisa kekuatan yang ada didalam dirinya. "Aku boleh numpang

"pulang bareng apa enggak?" (hlm. 8)

Kutipan tersebut menunjukkan ketika Melody ingin pulang bareng dengan Dylan, Dylan yang berawal menolak akhirnya mau mengantarkan pulang Melody. Keinginan Melody selanjutnya adalah dia ingin menjauhi Dylan dikarenakan setiap dia dekat dengan Dylan dia selalu mendapat masalah baru. Hal tersebut terlihat dalam kutipan sebagai berikut.

"Namun, Melody bertekad dalam hati bahwa ini adalah kali terakhir dia berurusan dengan Dylan. Setiap berada di sekitar Dylan, dia selalu mendapat kesulitan" (hlm.36)

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Melody benar-benar tidak ingin bertemu lagi dengan Dylan. Saat Melody mulai menjauh dari Dylan justru Melody mendapatkan dare dari temannya untuk menelfon Dylan dan minta berangkat sekolah bareng, dan Dylan mengiyakan. Hal tersebut membuat Melody semakin kesal dengan Dylan. Hal tersebut terlihat dalam kutipan sebagai berikut.

"Melody syok seketika. Dia tak percaya saat Dylan mengiyakan permintaannya tersebut. Kenapa Dylan begitu menyebalkan, kenapa dia tidak menolak permintaannya itu? Terkadang hal seperti ini terjadi, ketika kita sangat menginginkan sesuatu, biasanya akan sulit diraih. Tapi saat kita tidak menginginkannya, dia justru akan perlahan menghampiri". (hlm. 78)

Kali ini Melody ingin menjauhi Dylan karena Melody tidak ingin semakin terbawa masuk dalam masalah yang berkaian dengan Dylan. Hal tersebut terlihat dalam kutipan sebagai berikut.

Melody duduk kembali, dan Dylan ikut duduk di sampingnya. Tak ada yang Melody pikirkan saat itu, dia benar-benar nggak mau Dylan menyeretkan ke dalam masalah lagi.(hlm.140)

Aspek id yang terdapat dalam tokoh Dylan muncul saat Dylan mempunyai rasa suka kepada Bella. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

Dylan merasa nyaman ketika berada di dekat Bella. Oleh karenanya, Dylan menjaga jarak dengan cewek lain. (hlm. 15). Ketika Bella mengetahui tentang perasaan Dylan kepadanya, Bella hanya menganggap bahwa Dylan hanya temannya. Dan Dylan oun tidak pernah memaksakan perasaannya kepada Bella. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

Jika Bella untuknya, sekeras apapun Bella menolak kehadiran Dylan dan menganggap Dylan hanya teman pastiakan berubah, menjadi teman murni atau teman hidup. Tapi, jika Bellamemang bukan untuknya, perasaan itu lama-lama akan menguap seperti air hujan yang terkena panas sinar matahari. (hlm. 20)

Meskipun Dylan mengetahui bahwa Bella tidak mencintainya, Dylan tetap tidak ingin melihat Bella bersedih atau bahkan menangis. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

Dylan melepaskan cekalan tangannya dari lengan Bella. Lalu dia mengusap air mata Bella dengan kedua ibu jarinya. (hlm. 132)

*EGO

Sebagai manusia biasa Melody juga memiliki ego dalam dirinya. Egonya tersebut muncul ketika Melody ingin pindah sekolah hanya karna sebuah masa lalu yang menyedihkan dan mengecewakan bersama mantannya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

Bukan tanpa alasan Melody pindah sekolah kesini, dia ingin mengubur masalah itu dalam-dalam, melupakan setiap memori ingatan yang pernah terjadi dulu. Karena ada sebagian yang harus direlakan meskipun masih dirindukan. (hlm. 23)

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Melody memaksakan kehendaknya dengan cara berpindah dari sekolah lamanya ke sekolah barunya ini. Dan ternyata alamat sekolah Melody ini diketahui oleh mantan pacarnya atau masa lalunya tersebut. Hingga datanglah mantannya tersebut ke sekolah Melody untuk menemui Melody. Ketika Melody membalikkan tubuhnya agar mantannya yang sedang berdiri di gerbang tidak melihatnya. Tapi ternyata mantannya tersebut telah melihat Melody. Dan terjadilah percakapan antara mereka, mantan Melody berusaha meminta maaf kepada Melody, namun Melody masih tetap membencinya. Berikut percakapan mereka.

Mantan : "Gue minta maaf sama lo, segitu salahnya gue dimata lo,Mel? Gue hanya melakukan kesalahan sekali. Kenapa lo harus langsung pindah sekolah dan menghindar dari gue?"

Melody : "Lo videoin gue ganti baju selepas pelajaran olahraga apa itu hanya

Kesalahan kecil, Dave?"

Mantan : "Lo nggak telanjang, Mel"

Plak...Melody menampar pipi mantannya sekuat tenaganya.(hlm. 89)

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Melody tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh mantannya tersebut. Melody berfikir bahwa mantannya telah mempermalukannya di depan umum. Sebagai manusia Dylan juga memiliki ego dalam dirinya. Egonya tersebut muncul ketika Dylan menyurun Melody menjauhi Fathur. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

"Lo mending jauhin Fathur," kata Dylan tiba-tiba. "Kenapa?" Melody bertanya. "Buat kak Bella?" "Buat lo sendiri."(hlm.145)

Karena Melody mengatakan bahwa dia tidak mencintai Fathur itulah alasan mengapa Dylan menyuruh Melody unruk menjauhi Fathur. Dan Dylan pun tidak ingin ada banyak orang yang tersakiti akibat kedekatan mereka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

"Kata lo, lo gak suka Fathur, makanya bersikap seakan lo suka sama dia. Itu akan buat lo sulit nanti."

"Tapi aku sama kak Fathur teman."

"Iya berteman, Tapi lo akan menyakiti perasaan orang lebih banyak lagi."(hlm.145)

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Dylan tidak suka melihat kedekatan antara Melody dengan Fathur. Itulan alasan mengapa Dylan menyuruh Melody menjauhi Fathur.

*SUPEREGO

Meski Melody memiliki sifat yang keras kepala, tetap bersikeras pindah sekolah dan tidak mau bertemu atau mengingat masa lalunya lagi, namun dibalik sifat keras kepalanya, Melody memiliki sifat yang begitu lembut dan polos. Hal tersebut terlihat ketika Melody tidak saat melihat Bella bersedih karena mengetahui bahwa Fathue memilih mencintai Melody dibandingkan dengan Bella. Kebaikan Melody terlihat dalam kutipan berikut.

"Gue suka Fathur, tapi Fathur suka lo," jelas Bella.

Melody menundukkan kepalanya. "Maaf. Aku gak tau."(hlm. 135)

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Melody tidak ingin melihat kak Bella bersedih. Dan Melody merasa seakan bersalah atas sebuah hal yang nggak dia lakuin. Meskipun Dylan memiliki sifat yang agak sombong, namun Dylan memiliki sifat yang baik dan lembut kepada wanita. Hal tersebut terlihat ketika Dylan tidak terima ketika Yugo membawa Melody kedalam masalah mereka. Kebaikan Dylan terlihat dalam kutipan berikut.

"Yugo, kalau lo ada masalah sama gue, gausah bawa orang lain," ujar Dylan saat dia sudah berhadapan dengan Yugo.

"Lo kesini karna cewek ini, kan?" ujar Yugo sambil sudut matanya menatap kearah Melody.(hlm. 34)

Kebaikan Dylan juga terlihat ketika dia berusaha melindungi Melody dari ciuman Yugo. Dan Dylan pun langsung memukul Yugo atas perbuatannya tersebut. Kebaikan itu terlihat dalam kutipan berikut.

Yugo hanya tersenyum tanpa dosa, kemudian dia kembali mendekatkan bibirnya ke wajah Melody. Dengan sigap, Dylan menarik Melody ke belakangnya. Kalau dibiarkan, Yugo bisa kebablasan, dan sepertinya Yugo memang memancing kemarahan Dylan lewat cewek ini.

BUG... Dylan memukul rahang Yugo dengan sangat keras.

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Dylan tahu bagaimana cara menjaga dan melindungi cewek dengan baik.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, ditemukan adanya aspek kepribadian berdasarkan teori dari Sigmund Freud dalam tokoh utama Melody dan Dylan. Aspek id yang terdapat dalam tokoh Melody digambarkan sebagai seorang tokoh yang tidak banyak memiliki keinginan dalam dirinya. 

Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun