Mohon tunggu...
wahyu triatno
wahyu triatno Mohon Tunggu... Pencari nafkah keluarga -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Secret Admirer"

6 Februari 2018   10:42 Diperbarui: 6 Februari 2018   11:13 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Elo kalo suka sama Aina kenapa nggak terus terang aja sih Ping?" Tanya Jeko

"Ini bukan masalah suka atau nggak suka, Jek. Masalahnya buaya itu..."

"Alah nggak usah muna lu." Potong Jeko gemas. "Nggak usah lu jadi'in  Doni sebagai kambing hitam!" Repet Jeko lagi. Lila pun memberi anggukan.

"Lu pada susah amat sih ngertinya!" Aping malah naik darah. "Doni bukan kambing hitam! Dia Buaya!!" Supershit!!

+++

Tapi semuanya memang sepertinya sudah di atur. Meski Aping belaga cuek  bebek, gosip-gosip kedekatan Aina dan Doni selalu menemukan gendang telinga Aping.  Meski kupingnya telah ia buang jauh-jauh, rumor yang melayang-layang  itu selalu bisa menemukan persembunyian Aping. Seperti lintah yang  berebut memasuki kupingnya, lalu berkerumun dalam dadanya dan mengerat  hatinya. Sakit. Perih.


Semuanya seakan-akan bercerita tentang kedekatan  Aina dan Doni. Selalu uptodate. Nggak jauh beda dengan info gosip di tipi tipi atau isu murahan lambe turah, hanya saja untuk gosip-gosip ini, Bing nggak bisa ngerubah Channel-nya.

Akhir-akhir ini keadaan makin parah buat Aping. Telinganya makin  memerah, hawa semakin gerah. Doni kelihatannya makin agresif. Kabar  burung mengatakan buaya buntung satu itu makin sering nyatronin Aina di rumahnya setelah lepas sekolah. Jahanam!

+++

"Jadi elo yang namanya Aping?" Tanya laki-laki dibelakangnya.

Aping menoleh. Kadal busuk itu ternyata sedang menatapnya tajam tepat di  depan toilet saat Aping kebelet pipis. Sungguh menyebalkan sekali deh.  Sumpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun