Mohon tunggu...
Wiwin Sulistyorini
Wiwin Sulistyorini Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang

Menulis untuk menambah ilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keluarga Pandita Juru Kunci Candi Jawar

29 Juni 2020   20:34 Diperbarui: 29 Juni 2020   20:31 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Jero Mangku Gede Wayan Suarsana (Dokpri)

Malang— Rabu 10 Juli 2020 kelompok KKN Bahasa dan Sastra Indonesia Univesrsitas Negeri Malang melakukan kunjungan ke Desa Mulyoasri guna keperluan pengambilan data profil dan potensi desa.

Kelompok tersebut terdiri dari 9 mahasiswa yakni Bayu, Sindy, Yosy, Atikah, Maulida, Brigitta, Wiwin, Anandita dan Nabila. Proses pengambilan data dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Di sela-sela kegiatan tersebut, mereka juga menempelkan poster tata cara mencuci tangan yang baik dan benar, poster tips aman bepergian selama pandemi Covid-19, serta poster layanan hotline satgas Covid-19 di setiap dusun yang ada di Desa Mulyoasri. Kegiatan tersebut sebagai bentuk upaya mengedukasi warga Mulyoasri dalam memutus mata rantai Covid-19.

Salah satu tokoh yang dijadikan narasumber dalam kegiatan pengambilan data tersebut adalah keluarga pandita dari Bali yang saat ini menetap di Desa Mulyoasri. 

Jero Mangku Gede Wayan Suarsana mengungkap bahwa alasan kepindahan keluarganya dari Bali menuju desa Mulyoasri adalah untuk mencari tempat leluhur yang menjadi punden nusantara. “Terdapat tiga gunung yang harus ‘diselamatkan’ di negeri ini, yaitu Gunung Semeru, Gunung Rinjani, dan Gunung Agung. Ketiga gunung tersebut adalah tiangnya nusantara”, jelas Ida Pandita Mpu Nabe Dwi Prama Dharma, ibu dari Wayan.

Sebelum menetap di Desa Mulyoasri yang bereda di lereng gunung Semeru tersebut, Wayan telah melakukan perjalanan ke berbagai wilayah selama lima tahun. Lombok, Nusa Penida, Bali, Cilacap dan Alas Purwo adalah wilayah yang pernah dijelajahi sebelum akhirnya menemukan petunjuk bahwa terdapat punden nusantara di lereng gunung selatan. 

Keluarga tersebut akhirnya mulai tinggal di Candi Jawar yang berada di Dusun Sukorejo pada tahun 2012. Setelah tiga tahun, keluarga Wayan pindah ke bawah, lebih tepatnya ke dusun Mulyoagung dan menetap di sana hingga saat ini.

Kunjungan yang dilakukan ke kediaman keluarga pandita tersebut adalah langkah awal upaya memublikasikan potensi Desa Mulyoasri. Bentuk kegiatan yang dirancang untuk membuat web khusus desa Mulyoasri yang berisi seluk beluk desa Mulyoasri, membuat konten di Youtube tentang potensi wisata yang ada di desa Mulyoasri, serta membuat beberapa buku tentang desa Mulyoasri dan candi Jawar

Candi Jawar adalah situs purbakala yang berada di Dusun Sukorejo, Desa Mulyoasri. Candi tersebut merupakan candi peninggalan kerajaan Majapahit yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Bahkan masih banyak yang keliru menyebutkan nama Candi Jawar dengan sebutan Candi Jawar Ombo, Candi Jejawar, atau Candi Jawar Lawas.

Linimasa Kelompok BSI 3 - KKN Tematik JSI UM 2020

Youtube: KKN Mulyoasri [KKN Tematik JSI UM 2020] 

Surel: kkntematikmulyoasri@gmail.com

Instagram: @kknum_mulyoasri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun