Mohon tunggu...
Wiwid Juana Maeyanti
Wiwid Juana Maeyanti Mohon Tunggu... Lainnya - I wanna be a good moslem Agent

Improve your knowledge like you are searching for a drop of water in the middle of a very hot desert.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Islam Rahmatan Lil Alamin dalam Novel 99 Cahaya di Langit Eropa

18 Agustus 2020   17:29 Diperbarui: 4 Juni 2021   12:33 9382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: Menelusuri Peninggalan Islam Dalam Novel "99 Cahaya di Langit Eropa"

Turis itu berkata “croissant bukan dari Perancis tapi dari Austria. Roti untuk merayakan kekalahan Turki di Wina. Kalau bendera turki itu berbentuk hati, pasti roti Croissant sekarang berbentuk ‘love’ bukan bulan sabit, dan tentu namanya bukan croissant tapi l’amour”

Fatma mendapatkan penjelasan dari Hanum “kurasa tamu di balik tembok ini sedang menjelek-jelekan islam. Mereka menyebut croissant melambangkan bendera Turki yang bisa di makan. Kalau makan croissant artinya memakan islam! Pokoknya menyebalkan!”

Sejenak Fatma terdiam dan berbicara pada Hanum “aku punya rencana Hanum!”

Lalu Fatma bertanya pada Hanum ada berapa orang di kursi sebelah itu, apa yang mereka makan, dan tidak lama Fatma menulis surat di secarik kertas, kagetnya Hanum saat Fatma bilang ke pelayan perempuan 

“aku membayar untuk semua termasuk untuk meja di belakang kami, aku yakin tagihan mereka tidak lebih dari 15 Euro. Kalau sisa itu untuk tip mu, kalau kurang, suruh mereka bayar kekurangannya saja. Oh ya berikan pesan ini untuk mereka kalau kami sudah pergi” ucap Fatma sambil menyerahkan kertas. Pelayan itu mendengarkan baik-baik permintaan Fatma.  


Dari cerita ini saya sangat mengagumi sikap Fatma terhadap 3 turis itu, saya sebagai muslim  belum tentu bisa sesabar itu bila ada orang asing yang tidak tau apa-apa tentang islam tapi sangat berani mengolok-olok agama yang saya anut. Tapi dari Fatma saya belajar bahwa tidak semua pernyataan negatif seseorang terhadap agama Islam harus di balas dengan tindakan kasar seperti melabrak atau memberi peringatan yang mengancam. 

Dari Fatma saya belajar mencoba mengerti arti Muslim yang sebenarnya, muslim itu orang yang sabar bukan orang yang mudah tersulut emosinya, berfikir dulu sebelum bertindak, dan memahami orang sekitar yang belum mengetahui lebih dalam tentang Islam.

Sebagai seorang muslim hendaknya kita memberikan contoh kepada muslim yang lain dan kepada non-muslim bahwa muslim itu bukan seperti apa yang mereka ketahui seperti muslim identik dengan kekerasan, terorisme, dan ISIS. Sebaliknya, Allah S.W.T dan Nabi Muhammad S.A.W mengajarkan kepada kita untuk selalu mengasihi sesama tanpa harus ada kekerasan. 

Juga selalu ingat bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, Islam agama pamungkas yang akan membuat perdamaian dalam peradaban dunia, jika semua umat muslim mengenal dan memahami islam secara menyeluruh dan mendalam yang berpedoman pada Al-Quran dan Hadist.

Baca juga: Film "99 Cahaya": Mencari Islam di Eropa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun