Mohon tunggu...
Fiksiana

Menelusuri Peninggalan Islam Dalam Novel "99 Cahaya di Langit Eropa"

23 Februari 2018   14:49 Diperbarui: 26 Februari 2018   10:12 2065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Novel 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan salah satu novel religius yang menceritakan perjalanan mencari peradaban Islam di Eropa. Diceritakan seorang jurnalis wanta yang beranama Hanum yang ikut suaminya yang bernama Rangga yang sedang melanjutkan studi doktoral di sebuah kota kecil bernama Wina, Austria. Pada awal kedatangannya di Austria ia menghabiskan waktunya sehari-hari dengan mengikuti kursus Bahasa Jerman serta jalan-jalan menjelajah kota tersebut sembari menunggu paggilan kerja. Di tempat kursus Bahasa Jerman, ia menemukan seorang teman perempuan bernama Fatma. Ia seorang imigran asal Turki. Dari wanita inilah Hanum mengetahui jejak-jejak peradaban Islam dan perjalanan religiusnya pun dimulai.

Novel ini memiliki tema perjalanan mencari peradaban Islam di tanah Eropa. Di dalam novel ini meskipun terkandung unsur-unsur percintaan, dan persahabatan tetapi mayoriatas menceritakan pencarian peradaban Islam di tanah Eropa. Terdapat beberapa bukti yang menjelaskan tentang tema pada novel ini.

"Ekskursi yang akan kusampaikan di perjalanan kita ini tidak akan kubesar-besarkan hanya untuk menyenangkan kalian tentang kebesaran Islam pada masa lalu. Dan juga tak akan kubumbui agar kalian merasa sedih mengapa Islam harus jatuh di bumi Spanyol ini. Aku sangat menghargai sejarah kota ini dan tentu saja aku berusaha jadi guide yang terbaik untuk kalian," ucap Sergio membuka perjalanan tur berjalan kaki ini, sejurus dengan langkah kaki kami yang resmi meninggalkan kompleks Mezquita. (halaman 269-270).

Dalam novel ini memiliki beberapa latar. Latar tempat cerita ini berada di beberapa negara. Pada awal cerita Hanum dan Suami berada di Austria. Lalu mereka berpindah ke negera lain untuk menjelajah Islam. Seperti Perancis (Paris) dan Spanyol (Cordoba). Beberapa bukti yang menunjukkan latar pada novel ini.

Aku mengikuti suamiku Rangga yang mendapatkan beasiswa studi doktoral di Wina, Austria. (halaman 20).

Kami sepakat untuk bertemu di sebuah meeting point bernama Saint Michel di Paris. (halaman 123).

The City of Lights adalah Cordoba. Kota inilah renaissance Eropa yang sesungguhnya. Semua berasal dari Mezquita itu. (halaman 194).

Aku terpaku. Melongo kali ini. Inikah maksud Fatma mengajakku ke Kahlenberg? Dia tak hanya

bermaksud memamerkan kecantikan Wina, tapi juga menceritakan sebuah fragmen sejarah panjang Islam di Eropa. (halaman 42)

Latar waktu novel ini dimulai pada bulan Maret 2008. Hanum dan Rangga menghabiskan waktu yang cukup lama di sana. Sekitar 3 tahun lamanya pada kisah novel ini.

Hari itu, medio Maret 2008, adalah hari-hari pertamaku menginjak bumi Eropa.(halaman 20)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun