Kepemimpinan Presiden Jokowi yang akan memasuki tahap akhir jabatannya sebagai Presiden yang akan  berakhir tahun 2019 ini tidaklah lebih baik dari kepemimpinan Presiden Soeharto. Siapa bilang pelanggaran HAM, KKN dan pelanggaran hukum lainnya tidak terjadi di jaman kepemimpinan Presiden Jokowi. Hanya saja modus operandinya yang berbeda, namun dalam tingkat skala pelakunya tetap saja sama.
Bahkan dalam hal kewibawaan, pemerintahan Soeharto lebih berwibawa bila dibanding dengan pemerintahan Presiden Jokowi, baik didalam negeri maupun di mata luar negeri. Negara Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto cukup disegani oleh negara luar.
Semerntara diera kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia sering menjadi bahan lecehan oleh negara negara luar, terutama oleh negara serumpun Asean Malaysia dan Singapura. Yang kerap melakukan pelecehan terhadap negara Indonesia. Pada hal dizaman kepemimpinan Suharto kedua negara ini cukup hormat terhadap Indonesia
Namun sayangnya sampai saat ini, belum ada lembaga survai yang mau melakukan penyurvaian terhadap berapa besar jumlah rakyat Indonesia yang merindukan kepemimpinan Soeharto. Tapi kita bisa merasakannya bahwa rakyat negeri ini masih rindu terhadap kepemimpinan Soeharto.
Gelar Pahlawan Nasional :
Layakkah Soeharto untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional? Diantara kebaikan dan keburukan nya, Tentu jawabnya terpulang kepada bangsa ini? Karena apa ? Karena Soeharto juga seorang pejuang. Soeharto juga turut merebut kemerdekaan negara Indonesia ini. Soeharto juga turut mempertahankan kemerdekaan negara ini, damana Soehato juga turut mengisi kemerdekaan ini dengan perjuangan pembangunan sehingga Soeharto diberi gelar sebagai Bapak Pembangunan Indonesia.
Mengenai Soeharto dalam kepemimpinannya banyak memiliki kesalahan, yang kemudian tercatat dalam lembaran hitam sejarah negeri ini? itu merupakan tuntutan dari sebuah zaman disaat Soeharto menjadi pemimpin negeri ini. Namun disisi lain kebenaran dan kebaikan nya dalam memimpin negeri ini juga tidak bisa diabaikan.
Setiap zaman mnemiliki pemimpin. Dan setiap pemimpin memiliki catatan sejarah. Bedanya hanya tinta yang menuliskannya, ada hitam dan ada yang putih. Ada yang kelam dan ada yang cerah. Perlu untuk diketahui dalam catatan sejarah kepemimpinan bagsa ini, semuanya memiliki titik titik noda hitam. Siapa pemimpin negeri ini yang tidak memiliki catatan sejarah yang kelam?. Memang sulit kita untuk menjawabnya, karena seperti benang kusut . Diurai yang satu berbelit yang lainnya.
Hanya saja sebagai bangsa negeri ini, kita perlu untuk menggunakan akal sehat dalam melakukan penilaiaan. Ibarat menyaring air selokan, ambil yang bersihnya buang yang keruhnya. Janganlah kita menjadi bangsa " seperti kacang lupa pada kulitnya ". Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pejuangnya. Tuhan saja mau memaafkan hambanya, apa lagi kita sebagai manusia. Apakah kehebatan kita dan kelebihan kita dibanding dengan Tuhan. Kenapa kita tidak mau untuk memaafkannya. Semoga !
Tanjungbalai, 9 Nopember 2017
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI