4. HASIL DAN PEMBAHASAN: MODEL EMPAT DOMAIN BEST PRACTICES MBS
Hasil analisis menunjukkan bahwa best practices MBS tidak berdiri sendiri, melainkan saling menguatkan dalam empat domain yang terintegrasi:
4.1. Domain Otonomi: Kepemimpinan Instruksional Proaktif
Best practice di domain Otonomi adalah penggunaan wewenang untuk secara langsung memengaruhi proses inti sekolah: pembelajaran.
4.1.1. Kepala Sekolah sebagai Instructional Coach
Sekolah-sekolah berkinerja tinggi menunjukkan bahwa Kepsek secara rutin melakukan supervisi klinis dan bertindak sebagai Instructional Coach bagi guru. Otonomi digunakan Kepsek untuk merancang program pengembangan profesional yang spesifik berdasarkan kebutuhan guru (misalnya, pelatihan diferensiasi instruksi) dan bukan hanya mengikuti program dari dinas. Kepsek terlibat langsung dalam diskusi kurikulum dan evaluasi PBM.
4.1.2. Kurikulum Adaptif dan Kontekstual
Best practice Otonomi diwujudkan dalam kemampuan sekolah mengembangkan kurikulum lokal yang adaptif. Sekolah yang sukses menggunakan otonominya untuk: (1) Mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam materi ajar; (2) Menciptakan mata pelajaran/ekstrakurikuler unggulan yang sesuai dengan minat siswa dan potensi daerah (misalnya, technopreneurship atau pertanian modern); dan (3) Mengalokasikan jam pelajaran secara fleksibel untuk mata pelajaran yang membutuhkan penguatan.
4.2. Domain Fleksibilitas: Alokasi Sumber Daya Berbasis Prioritas Mutu
Best practice Fleksibilitas berpusat pada optimalisasi sumber daya (terutama finansial) berdasarkan data dan kebutuhan strategis.
4.2.1. Zero-Based Budgeting (Penyusunan Anggaran Berbasis Nol)