Mohon tunggu...
Muhammad Wira Pratama
Muhammad Wira Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa yang tengah bekecimpung di program studi HI

-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mencari Aman di Tengah Eksistensi Senjata Nuklir

30 November 2021   17:23 Diperbarui: 30 November 2021   17:46 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tindakan pencegahan ini tentu memiliki fine line di antara asumsi seperti "apakah sang pemimpin benar dalam tindakannya atau hanya sebatas delusional karena rasa takut yang dimilikinya". 

Biarpun begitu, tidak ada yang tahu bagaimana semua hal ini akan berakhir. Apabila jalan menuju neraka diniatkan dengan hal-hal mulia, mungkin mencari rasa aman dengan stalemate nuklir merupakan salah satunya.  

Refleksi Seorang Manusia pt. 2

Melihat banyak negara berlomba-lomba untuk mencari rasa terpenuhi, tentram, dan aman tidak akan ada habisnya. Apabila hal tersebut dijadikan dasar untuk memenuhi rasa tersebut, apakah akhir permainan akan dipenuhi dengan rasa kehampaan di akhir cerita? 

Tentu tidak ada yang tahu. Yang pastinya, kita sebagai manusia hanya ingin hidup tentram, tanpa adanya gangguan dan konflik yang menunggu di sisi kamar. 

Sayangnya, apabila tidak ada aspek yang menumbuhkan konflik di tiap manusia, bagaimana seorang manusia dapat tumbuh dan berinovasi. Sebuah kutipan yang cukup kelam dan nihilis tetapi masih menumbuhkan harapan mungkin dapat disimpulkan dengan, "Apa yang tidak membunuhmu akan membuatmu lebih kuat". 

Kutipan tersebut cukup membuat tiap manusia untuk memiliki inisiatif atau driving force untuk tetap maju melalui tiap adversitas dan tantangan dalam hidupnya. 

Menanam sebuah harapan bahwa di akhir terowongan akan selalu ada cahaya yang menuntun mungkin terkesan seperti gagasan ide nihilist optimistic, melalui yang kelam dengan harapan bahwa ada hal baik di akhir cerita. 

Tentunya, di tiap fase ataupun langkah yang kita lakukan akan ada selalu masalah yang menunggu, sebagaimana tiap tantangan akan memaksa kita memperjuangkan jalan untuk keluar dari masalah atau tantangan tersebut. 

Mengutip dari buku Homo Deus, ada sebuah paradoks di mana sebuah pengetahuan yang tidak mengubah perilaku itu tidak berguna, tetapi  apabila pengetahuan tersebut merubah perilaku--perilaku tersebut akan nihil relevansi. 

Penulis percaya di kalimat terakhir tersebut manusia akan terus mengumpulkan informasi--dalam hal ini perjuangan tadi  akan melahirkan ragam hikmah dan di akhir cerita pasti ada konsekuensi dan akan mengubah kita baik secara sifat maupun perawakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun