Mohon tunggu...
Wira Atmawati
Wira Atmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tingkatkan kualitas diri dengan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dampak Perubahan Sistem Pendidikan Saat ini

10 Oktober 2021   20:42 Diperbarui: 11 Oktober 2021   00:02 1679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan adanya penyakit baru yang disebabkan oleh virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, yang dikenal dengan nama Covid-19 (Corona Virus Disease- 2019) dan menyebar dengan sangat cepat ke seluruh penjuru dunia, hingga pada tanggal 11 Maret 2020 WHO menetapakan wabah ini sebagai pandemi global.

Untuk mengantisipasi wabah ini seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia melakukan berbagai kebijakan. Salah satunya adalah penerapan kebijakan sosial distancing, dimana seluruh aktivitas termasuk pembelajaran di sekolah dilakukan di rumah tanpa ada kontak dengan orang lain, menjaga jarak dan selalu menggunakan masker.

Namun penerapan kebijakan social distancing ini sangat berdampak pada seluruh sektor kehidupan terutama sektor ekonomi yang secara tidak langsung menyebabkan tersendatnya laju perekonomian.

Selain sektor perekonomian, sektor pendidikan juga terkena dampak dan cukup fatal. Kementerian Pendidikan pun mulai mencari suatu inovasi. Terlebih lagi setelah dikeluarkannya Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan proses belajar mengajar dilakukan dari jarak jauh atau lebih dikenal dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Sistem Online (Daring).  Kebijakan ini tidak langsung dapat diterima baik oleh siswa, guru dan orang tua yang selama ini belum pernah menerapkan pembelajaran online/daring.

Sistem daring ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang ditetapkan dengan memanfaatkan penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran, selain itu kebijakan ini juga memberikan dampak positif bagi guru dan siswa untuk dapat berinovasi mengembangkan sistem pembelajaran. Berbagai cara dilakukan agar guru dan siswa dapat mengikuti pembelajaran daring.

Namun penggunaan teknologi ini bukan tanpa masalah, banyak faktor yang menghambat terlaksananya pembelajaran daring ini yaitu :

  • Penguasaan teknologi yang masih rendah baik oleh guru maupun siswa. Terutama guru yang lahir tahun 80an kebawah yang belum begitu paham dengan perkembangan teknologi yang disebabkan karena beberapa faktor. Namun ini bukan menjadi penghalang karena sebenarnya seorang guru harus terus meningkatkan kualitas diri dengan banyak belajar seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini juga terjadi pada siswa, tidak semua siswa mampu menggunakan teknologi dengan berbagai faktor, salah satunya adalah mereka belum pernah menggunakan, keterbatasan perangkat teknologi di sekolah sehingga mereka belum familiar akan teknolgi.
  • Keterbatasan sarana dan prasana perangkat pendukung teknologi baik laptop atau smartphone. Mengingat kesejahteraan guru yang masih sangat rendah membuat guru kesulitan untuk mendapatkan fasilitas tersebut, jangankan untuk membeli smartphone untuk kebutuhan pokok keluarga pun guru terkadang kesulitan. Hal ini juga terjadi pada siswa, karakteristik siswa yang berbeda menjadi penyebab utama kurang maksimalnya pembelajaran daring ini, tidak semua orang tua mampu memfasilitasi anak-anak mereka dengan smartphone, keadaan ekonomi orang tau menjadi salah satu penyebabnya belum lagi jika dalam satu rumah orang tua mempunyai anak lebih dari satu, untuk memfasilitasinya satu persatu sangat sulit.
  • Faktor lain adalah masalah jaringan internet. Tidak semua wilayah di Indonesia terjangkau oleh jaringan internet seperti di daerah pedalaman dan pengunungan yang terpencil. Bahkan sekolah di perkotaan pun terkadang kesulitan dalam mengakses internet. Untuk memenuhi hal tersebut terkadang guru dan siswa menggunakan kuota sebagai pengganti jaringan internet. Sehingga Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet melonjak dan banyak diantara guru dan siswa tidak siap untuk menambah anggaran untuk mencukupi kebutuhan akan kuota internet ini.

Metode pembelajaran ini sebenarnya bukan hal yang baru terutama di negara-negara berkembang, di Indonesia pun proses pembelajaran ini sudah diterapkan di perguruan tinggi, namun untuk jenjang sekolah dasar dan menengah belum begitu populer sehingga diperlukan persiapan yang matang agar proses pembelajaran ini berjalan lancar dan mencapai hasil yang maksimal.

Perubahan sistem pembelajaran ini menuntut tenaga pendidik untuk berpikir kreatif dan terus berinovasi menjadikan sistem pembelajaran yang menarik dan tidak membuat siswa merasa jenuh dan tidak nyaman, kita harus mengubah sistem pembelajaran mengikuti perkembangan zaman. Tidak ada seorangpun yang mampu menolak perkembangan teknologi, bagi yang menolak akan tertinggal bahkan akan tersingkir oleh orang lain yang mampu menggunakan teknolgi.

Sebagian besar siswa juga sangat paham akan penggunaan teknologi, menjadikan handphone sebagai hal terpenting dalam setiap aktivitas bahkan dalam mengerjakan sesuatu siswa tidak lagi menggunakan buku untuk mencari jawaban dari tugas-tugas mereka melainkan browsing melalui internet.

Peran guru hampir tergantikan oleh adanya perkembangan teknologi ini, cukup dengan mengetik judul semua informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran mereka akan muncul dengan sangat lengkap. Akan tetapi, tidak semua mereka bisa dapatkan dari internet, yang terpenting adalah pendidikan moral, tata krama, sopan santun yang akan membentuk karakter siswa yang baik.

Generasi z ini lebih banyak meghabiskan waktu bermain gadget, berkomunikasi dengan gambar, ikon, dan simbol daripada teks, tidak betah berlama-lama untuk mendengarkan ceramah guru. Sehingga teknologi ini diibaratkan dua mata siswa yang memiliki peran yang sama, dari sisi positif dan negatif yang memberikan pengaruh yang sangat besar pada perubahan peradaban.

Beberapa dampak dari sistem pembelajaran ini yaitu Orang tua menyadari ternyata dalam mendidik anak tidaklah mudah, curhatan orang tau di beberapa medsos selama anak mereka belajar di rumah sangat banyak, bahkan ada orang tua yang kewalahan dalam mendidik anaknya, memarahi bahkan sampai memukul karena anaknya sangat sulit di ajar. Hal ini mengingatkan kita pada beberapa berita sering muncul dimana orang tua melaporkan seorang guru karena memarahi atau menghukum anak mereka karena kesalahan yang diperbuatnya. Seperti itulah seorang yang dirasakan oleh sebagian besar guru, mengajar anak-anak bapak/ibu membutuhkan kesabaran dan ketekunan hingga mereka menjadi anak yang sukses.  

Dampak lainnya yaitu bagi seorang guru, peran guru suatu saat akan tergantikan oleh alat yang canggih seperti mesin/teknologi. Berbagai media ilmu pengetahuan saat ini sangat banyak. Teknologi dapat menjadi guru, dengan internet kita bisa mengetahui segala hal yang diinginkan dengan cepat tanpa adanya batasan waktu dan ruang. Guru hanya sebagai fasilitator, siswa yang akan aktif mencari informasi. Tugas kita adalah bagaimana agar mesin teknologi ini tidak bisa menggantikan peran kita sebagai seorang guru?

Mesin atau teknologi ini adalah buatan manusia juga, oleh karena itu agar tidak tergantung pada alat ini maka guru harus mampu menguasai teknologi ini, kelemahan dari teknologi ini adalah tidak mempunyai rasa, bahasa dan karakter. Peran inilah yang harus dimiliki oleh seorang guru, menyaring semua informasi yang diperoleh oleh siswa melalui teknologi, jika hal ini tidak dilakukan oleh guru maka hancurlah moral anak bangsa kita.

Selain guru, sekolah juga sebagai lembaga pendidikan harus memfasilitasi perubahan peradaban ini dengan melengkapi sarana dan prasana pendukung. Sekolah yang tadinya mempunyai peran yang sangat pentikng terhadap kualitas pendidikan seakan tidak berpengaruh lagi dengan adanya pembatalan Ujian Nasional atau Ujian Sekolah akibat adanya pandemi ini. Kegiatan tersebut digantikan dengan kegiatan secara daring karena situasi darurat. Sehingga agar sekolah tidak tersingkir oleh perubahan sistem pendidikan ini maka sekolah/madrasah harus meningkatkan kualitasnya baik dari segi sarana dan prasana serta kualitas guru yang mampu berpikir kreatif dan berinovasi.

“Anak-anak atau Siswa ibarat layang-layang di angkasa, semakin kita ulur akan semakin jauh arahnya menjauhi kita, akan tetapi jika kita tarik dengan kuat benang layangan akan putus sehingga layangan akan terbawa oleh angin entah kemana”.

Oleh karena itu kita sebagai tenaga pendidik dan orang tua harus pandai dalam menyikapi masalah ini, kita harus menyesuaikan kebutuhan anak dengan perkembangan zaman, namun kita harus tetap memantau perkembangan anak jangan sampai anak kita terkena dampak negatif dari perkembangan teknologi ini.

Pertanyaannya “Apakah kita mampu dan siap menjadi orang tua atau guru yang mampu mengikuti perubahan sistem  pembelajaran saat ini?

Karena pandemi ini tidak seorangpun yang mengetahui kapan akan berakhir. Sementara roda kehidupan dan proses pembelajaran tetap berjalan.

Pesan penulis, jagalah kesehatan dan tetap menerapkan protokol kesehatan dimanapun kita berada.

Salam sehat.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun