Mohon tunggu...
The Luggage Traveler
The Luggage Traveler Mohon Tunggu... Administrasi - Travel the world to see the world

Luggage Traveler

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengunjungi Dua Desa Tradisional di Jepang

28 September 2019   22:05 Diperbarui: 29 September 2019   12:12 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan berlanjut ke arah timur dan kembali bertemu dengan rumah terbesar kedua di Shirakawago, Kanda House. Sama seperti rumah sebelumnya, rumah ini juga tidak gratis untuk dijelajahi dan biaya untuk masuk ke dalamnya sama-sama 300 JPY. 

Tepat di depan Kanda House terdapat satu rumah lagi yang cukup terkenal di Shirakawago, yaitu Nagase House. Rumah ini juga tidak gratis dengan biaya masuk yang sama seperti dua rumah sebelumnya, tetapi saya melihat sesuatu yang menarik disini yaitu sisa-sisa salju yang masih menempel di atap rumah.

Dari Nagase House, saya kembali melanjutkan perjalanan ke arah timur dan berikutnya yang terlihat adalah sebuah kuil kecil bernama Myozenji Temple. Disini saya sempat duduk sebentar sambil memotret suasana desa di siang hari yang sangat cerah.

Dari Myozenji Temple perjalanan saya lanjukan ke arah selatan dimana saya menemukan hal menarik berikutnya, kincir air. Ini pertama kalinya saya melihat kincir air yang berputar sehingga saya tidak melewatkan momen tersebut untuk mengabadikannya dengan kamera. Kincir air tersebut terletak di samping sebuah toko souvenir yang cukup ramai.

Puas berfoto dengan kincir air di samping toko suvenir, saya pun bergegas melanjutkan perjalanan ke arah selatan karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.50, artinya hanya tersisa 20 menit lagi untuk menikmati Shirakawago.

Untuk menuju tempat parkir bis yaitu Seseragi Parking Lot, saya pun harus melalui jembatan yang cukup besar namun cukup menegangkan karena bergoyang ketika dilewati, yaitu Deai-Bashi Suspension Bridge.

Setelah melewati jembatan, di sebelah kiri saya terdapat Gasshozukuri Minkaen Outdoor Museum atau museum terbuka yang memiliki 9 rumah gassho-zukkuri. Namun sayang sekali pada saat itu sedang tutup sehingga saya harus puas hanya melihat museum terbuka tersebut dari luar.

Kanda House (dokpri)
Kanda House (dokpri)
Nagase House (dokpri)
Nagase House (dokpri)
Gasshozukuri Minkaen Outdoor Museum (dokpri)
Gasshozukuri Minkaen Outdoor Museum (dokpri)
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.10, supir Nohi Bus telah menyalakan mesin dan menginjak pedal gas perlahan-lahan meninggalkan desa Shirakawago.

Walaupun pada kunjungan ini Shirakawago tidak seperti desa di negeri dongeng yang berselimut salju, namun saya cukup puas bisa melihat langsung beberapa rumah dengan desain arsitektur gassho-zukkuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun